Dua Puluh : Cinta Lama Yang Kembali

353K 17.1K 913
                                    

Hari ke tujuh Aliandra resmi menjadi istri dari seorang Alka Naufal Hendrato. Senyuman menghiasi wajah cantik Aliandra, matanya fokus menatap Alka yang masih terlelap di balik selimut. Setelah shalat subuh Alka memilih untuk tidur kembali. Ia bilang kantuknya tidak bisa di lawan.  Padahal sudah Aliandra ingatkan kalau tidur setelah shalat subuh itu tidak baik untuk kesehatan. Tapi mau apa dikata bila Alka sudah bilang tidur mau tidak mau pasti tidur.

"Mas," Aliandra menepuk pelan bahu Alka, "sudah jam tujuh. Bukannya kata mas minta aku bangunin jam tujuh."

Alka hanya melenguh. Ia menarik selimut hingga menutupi kepalanya saat Aliandra membuka tirai jendela.

Aliandra menggelengkan kepalanya. Satu fakta yang ia dapatkan setelah lima hari menjadi istri Alka Naufal Hendrato. Alka sangat sulit untuk di bagunkan dari tidurnya.

"Mas ayo bangun!" Aliandra menepuk-nepuk pipi Alka.

"Sepuluh menit lagi, sayang," gumam Alka masih dengan mata terpejam.

Sepuluh menit yang akan terus bertambah. Tidak akan ada ujungnya bila dituruti.

Aliandra kembali menepuk pipi Alka, "Mas bangun. Bukannya kata mas hari ini ada meeting penting jam sembilan."

"Biar Radit saja yang menghadiri meeting itu."

Aliandra terkekeh,"Radit kan masih ada di Bali, mas. Baru pulang besok."

Alka menggeram kesal. Bukan kesal pada Aliandra yang terus mengganggu tidurnya. Tapi ia kesal pada Radit. Enak sekali Radit bisa bulan madu. Sedang ia sendiri tidak ada waktu untuk menikmati bulan madu.

Aliandra terperangah kaget saat Alka dengan tiba-tiba menarik tangannya hingga membuat keseimbangannya hilang. Terjatuhlah dia dalam pelukkan Alka.

"Aku akan menyuruhnya pulang sekarang juga," ucap Alka pada Aliandra yang sudah berada dalam pelukkannya.

"Kenapa? Kasihan kalau di suruh pulang. Kerjaan mas banyak yah?"

Alka mengecup kening Aliandra, "Tidak terlalu banyak. Sudah ada Narendra yang menanganinya."

"Terus kenapa mas mau nyuruh Radit cepat pulang?"

"Yang pengantin baru bukan cuma mereka berdua. Kita juga pengantin barukan?"

Aliandra mengangguk.

"Harusnya kita yang duluan bulan madu. Bukan malah mereka berdua," kesal Alka.

Aliandra tersenyum melihat wajah kesal Alka. Dengan lembut ia membelai pipi Alka, "Mas mau kita bulan madu?"

Alka mengangguk. Ia mengeratkan pelukkannya di tubuh Aliandra, wangi apel menyapa indra penciumannya saat ia mengecup pucuk kepala Aliandra, "Kamu ingin kita bulan madu kemana?"

"Mas sudah siang. Kalau kita bahas tempat bulan madu sekarang bisa-bisa mas telat pergi ke kantor."

Meski enggan, Alka melepaskan Aliandra dari pelukkannya.

"Nanti yah bahas tempat bulan madunya kalau mas sudah pulang kerja," Aliandra menangkupkan tangannya di pipi Alka. Tersenyum semanis mungkin berharap senyumannya mampu membuat suaminya semangat untuk kerja.

Aliandra | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang