"Bas laper.. Pingin sandwich pedas.."

ucapku merengek ketika pelajaran. Bastian hanya diam sambil terus menyatat pelajaran dan tidak menggubris ku. Aku pun lanjut tidur lagi. Dan akhirnya 10 menit sebelum bel istirahat berbunyi suara itu terdengar.

"Pak saya ijin ke toilet.." ucap Bastian sambil beranjak keluar kelas.

Aku hanya tersenyum masih dalam posisi tidur ku.

Teeettt!!! bel istiarahat pun berbunyi. Aku masih melanjutkan tidur ku, 5 menit kemudian kurasakan ada wangi enak di depan hidungku. Kulihat kini sandwich yang kuingin kan sudah ada di depan wajahku. Bastian duduk diam disampingku sambil melanjutkan catatannya pura - pura tidak tahu.

"Makasih ya Bas.. !!!" ucapku sambil membuka plastik nya bersemangat.

Tanpa dia bilang pun aku tau dia yang beli. Entah kenapa dari dulu, permintaan ku selalu dia kabulkan. Dia akan ijin keluar 5 menit sebelum bel istirahat berbunyi dan lari menuju kantin sebelum kantin menjadi ramai dan sesak. Setiap ku tanya kenapa dia mau bersusah payah membelikan ku makanan, dia hanya bilang dia tidak ingin mendengar ku merengek karna suaraku sebelas dua belas dengan wewe gombel olok nya.

Tapi, kurasa dia masih merasa bersalah akibat kecelakaan yang kualami 2 bulan yang lalu.

Saat itu aku menelpon Bastian meminta dia mengajari aku naik sepeda, tapi dia tidak mau. Aku kesal kemudian belajar sendiri dan membawa sepeda kak Valdo dengan hati-hati menuju rumah Bastian. Aku ingin menunjukan kalau aku bisa belajar sendiri tanpa dia. Tapi, tiba-tiba dijalan menuju rumahnya aku di klakson mobil yang membuat ku kaget dan oleng.

Akhirnya aku masuk selokan dan dua lututku cidera. Dia selalu mengucapkan kata maaf sampai lutut ku sembuh. Dia juga sering main kerumah ku alasan nya sih mau ngerjain tugas tapi gak tau nya ngontrol aku.

Dia melarangku gerak ataupun meninggalkan kasur, dia bilang apapun yang aku mau atau butuhin kasih tau dia aja nanti dia yang ngambilin semua nya.

Keluarga ku sangat dekat dengan Bastian, makanya mereka tidak melarang Bastian melakukan apapun sesuka nya di rumahku. Seperti memakai dapur untuk menyiapkan makanan buat ku.

Walapun sudah aku bilang ini bukan salahnya tetapi tetap saja dia minta maaf.

"Hmm.. Enak?" ucapnya sambil mengacak rambutku.

"Enak dong.. Mau?" ucapku sambil tersenyum dengan mulut penuh berisi sandwich pedas tadi.

"Iiuhh gak ah.."

Bastian memang tidak suka mayonaise. Menurut dia rasa nya aneh aja. Dia bilang jijik.

"Gue hari ini ada rapat osis lo mau duluan atau nungguin gue?" tanya Bastian.

"Duluan aja deh.. Males keles nunggu lo.. tuaa dikelas gue ntar"

ucapku seraya bangkit dari kursi untuk membuang sampah plastik sandwich tadi. Kulihat dari ekor mata ku dia berdecak kesal.

"Hati-hati.." ucapnya sambil mengacak rambutku sebelum pergi ke ruang osis.

"Iya mamii..." ucapku seraya merapikan rambutku lagi dan bergegas keluar kelas yang kini hanya tersisa diriku.

Kulihat Bastian menghampiri Renny di depan kelas nya. Banyak temen Renny juga ikut nimbrung sambil ngobrol dan cekikikan bersama Bastian, entah apa yang mereka bicarakan.

Bastian memang lumayan populer di sekolah. secara dia ganteng, pintar, jago basket, ketua osis pula Bahhh... Cewek mana yang gak klepek - klepek. Walaupun dia memakai kaca mata, tapi itu malah menambah nilai plus untuk wajahnya. Tetapi, kebanyakan cewek-cewek di sekolah banyak yang tidak berani deketin Bastian karna mengira aku pacarnya.

Aku paham mengapa mereka menganggap kami seperti itu. Secara kami ke mana-mana berdua dan juga perlakuan Bastian kepadaku yang berbeda dengan cewek - cewek lainnya membuat hampir semua cewek di sekolah iri beraatt.

"Neng Hana..!" panggil mang Aik (satpam sekolah) saat aku sampai di gerbang sekolah

"Iya mang kenapa?"

"Ini titipan dari Bastian.."

"Apaan mang? Lah kok gak ngasih langsung?"

"Teh botol neng dia bilang biar gak kehausan... Tadi dia bilang takut gak sempat"

"Ooh.. Makasih ya mang!!" ucapku seraya melanjutkan perjalanan ku. Jarak dari sekolah kerumah ku gak jauh-jauh amat. Kulihat ada sticky note yang nempel di atas tutup teh botol nya.

"Hati-hati diculik om-om genit" tulisnya. Aku hanya tertawa melihat tulisannya. Dasar Bastian. Apalagi tulisan kecil di pojok bawah kertasnya.

"4.000 harganya jangan lupa ganti."

"Dasar pelit.." ejekku.

*****

"Sayang kamu masih lama mandi nya!??" teriak Bastian dari luar kamar mandi mebuyarkan lamunan ku.

"Bentar lagi Bas.. Duluan aja sarapannya!"

Tidak ada jawaban. Kurasa Bastian sudah keluar kamar menuju ruang makan. 10 menit kemudian aku keluar dengan jubah mandi dan handuk di kepala.

"Astaga.. Kamu ngagetin aja, kamu ngapain masih disini?" ucap ku kaget setelah melihat Bastian rebahan sambil main hp di kasur.

"Sarapan.."

"Hah?"

"Aku ingin sarapan sama kamu.." ucapnya sambil mengarah kan kamera hp nya ke aku dan cekrek dia memoto ku dengan jubah mandi ini.

"Kamu cantik kayak gitu.." ucapnya melihat hasil foto nya.

"Dasar omes.." ucapku sambil membuka lemari pakaian.

"I love you.."

"Aku juga bas.. Aku sangat mencintaimu" balasku dalam hati. Tak kuasa air mataku jatuh, berapa lama lagi waktu yang ku punya untuk bersama mu Bas?

Jangan lupa VOTE dan komen nya yaa ❤❤❤ plis give me LOVE :v

When Would It Be [TAMAT]Where stories live. Discover now