Dirga pulang.

Saat di jalan Dirga memikirkan perkataan Diazz yang membuatnya terbayang bayang dalam pikirannya. "Coba aja lu tembak"

DIRGA POV

Sebenernya gue suka sama lo Marsa, tapi gak mungkin kalau gue nembak.

Yang ada malah di tolak mentah-mentah. Oh tidak, tidak. Tapi gue udah terlanjur sayang sama lo Marsa si manusia aneh.

"Kenapa gue kepikiran ucapan si Diazz ya?"

Ah masa bodoh, gue harus fokus UN. Gue gak mau bawa masalah ini terlalu dalam.

Saat gue naik motor, mata gue terpandang ke sesuatu arah.

"Marsa? Ngapain dia sendirian di situ?"

Gue menghampiri Marsa yang sedang sendirian.

"Hai" sapaku kepadanya.

"Eh, Hai juga kak Dirga" dia tekejut.

"Ngapain sendirian? Nunggu ojek? Apa mau gue anterin?"

"Em.." jawabnya bingung

Gue butuh jawaban Marsa. Jawab dong.

"Maaf kak, aku lagi nunggu seseorang"

"Siapa? Tukang ojek kan? Atau supirmu? Gue temenin deh" tawarku lagi

"Ja..jangan kak, mending kakak pulang aja. Aku sendirian gakpapa kok"

"Gakpapa Marsa, ini udah larut malam. Lo gak takut? biar gue temenin"

"Taa..p"

"Jangan bilang tapi kalau sama gue"

Dengan reflek tangan gue genggam tangannya. Gila nyaman banget. Tapi ini reflek keinginan hati gue sendiri. Hahaha

"Kak"

Sakit.

Hati.

Gue.

Dia ngelepasin tangannya waktu gue pegang. Bodoh sekali kau Dirga.

"Iy..a ap..pa?" tanyaku gagap

"Aku udah di jemput" jawabnya pelan

Why? Kenapa harus pelan ngomongnya? Salah apa gue? Reflek lagi tangan gue narik tangannya.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo"

"Tap.." bantahnya

"Kan gue udah bilang, jangan bilang tapi sama gue"

"Kak lepasin..."

"Gue mau ngomong sama lo!"

"Iya apa kak ngomong tinggal ngomong kan?" bentaknya kepadaku

"Emm.. gue.. ss..."

"Apa? Buruan keburu malem kak"

"Gu..ee.. suk.."

"Woy ada apa ini! Hei mau ngapain cewek gue lo"

BUK!!

Gue di hajar sama cowok entah siapa cowok itu tiba-tiba ngehajar gue. Anjir dia ngerusak mood gue. Dan gue terjatuh dan gue berusaha bangun.

"Apa? Lo mau apain cewek gue hah?! Lo mau pukulan lagi??"

"Hah? What? Cewek gue? Ngimpi kali lo haha" jawabku dengan santai

"Iya! Gue pacarnya Marsa. Kenapa!"

Cowok itu pegang kerah baju gue dan ngehantam gue ke tembok. Berani-beraninya dia.

Cinta dan Benci (GxG) [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora