Part 4

141K 6.7K 90
                                    

Sudah tiga hari semenjak malam itu Dev memeluknya, dan masih saja membuat Renata merona. Dan sudah tiga hari pula Dev tidak pernah datang lagi untuk menemuinya.

Belum pernah Renata begitu dekat dengan lelaki apalagi sampai dipeluk seperti itu.

"Apakah dia marah?" ucapnya pada dirinya sendiri.

Emmhhh... Renata menarik nafasnya berat. Membosankan dia sendiri di sebuah apartemen mewah tidak melakukan apapun, hanya memasak untuk dirinya sendiri.

Ting... Tong..
Suara interkom apartemen mebuyarkan lamunannya.

Seorang pelayan laki-laki datang untuk membersihkan apartemennya.
Renata sudah hafal, pelayan kebersihan akan datang pada jam 10 pagi dan akan selesai pada jam 12 siang setiap hari.

Tak terasa sudah 5 hari Renata berada di apartemen milik Dev.

" Maaf nyonya saya datang lagi." ucap pelayan itu.
" Silahkan masuk. " jawab Renata singkat.

Pelayan itu segera bekerja tapi Renata merasa aneh karena daritadi pelayan itu terus melirik ke arahnya.

Pelayan laki-laki itu memang sedikit seram wajahnya, kulitnya hitam,badannya tinggi besar.

Mungkin lebih pantas dia menjadi tukang pukul daripada seorang pelayan kebersihan.

Renata bergidik, kemudian masuk ke kamarnya lalu menguncinya.

Memang pelayan itu datang setiap hari semenjak Renata tiba disini, tapi hari ini Renata merasa dirinya di awasi, seperti seorang pemangsa yang sedang mengintai buruannya.

Alarm pada dirinya mengatakan dia dalam bahaya.

Tok...tok...
Suara ketukan pintu menyadarkannya.

" Maaf nyonya saya harus membersihkan kamar anda. " mendengar suaranya saja nyali Renata sudah menciut.

Renata hanya mondar mandir di dalam kamarnya.

Apakah dia harus menghubungi Dev.
Tidak, tidak Dev pasti sekarang sedang sibuk. Lalu apa yang harus dia lakukan, Renata ketakutan sekali.

Tok... Tok..
Suara ketukan pintu menyadarkannya lagi.

" Nyonya, apakah anda mendengarkan saya? " tanya pelayan itu lagi.
"Se....sebentar..." Renata gugup sekali.
Tenang Renata kamu cukup membuka pintu lalu menyuruhnya masuk dan kamu bisa pergi meninggalkannya.

Ceklek...
Pintu terbuka dan tiba-tiba pelayan itu mendorong Renata hingga jatuh ke lantai.

" Maaf nyonya, anda sudah membuat saya menunggu dan apakah anda tahu saya paling tidak suka menunggu. " Renata sungguh ketakutan, apa yang di khawatirkan nya akhirnya terjadi.

Renata berdiri berusaha berlari menjauh tapi lengannya di cekal.
" Anda tidak usah buru-buru nyonya kita bersenang-senang dulu bagaimana?" seringainya, membuat Renata bergidik.

Renata sekarang menyesal kenapa tadi tidak segera menghubungi Dev, dan sekarang pelayan di hadapannya seperti serigala yang sudah mendapatkan mangsanya. Renata hanya bisa berdoa semoga takdir menyelamatkannya.

" Saya sudah menyelidiki anda nyonya, anda pasti kesepian karena tinggal sendiri disini,saya bersedia menemani anda." seringainya.

" Apa...apa yang kau inginkan. " suara Renata tercekak, tubuhnya gemetaran.

" Hehehe... Tenanglah nyonya kita akan bersenang-senang, pasti nyonya akan menyukainya. " katanya seperti ingin menelan Renata hidup-hidup.

" Lepaskan aku, dasar kau pelayan bajingan. " teriak Renata.
Pelayan itu hanya tertawa membuat Renata semakin merinding.

DON'T Love Me Because My BodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang