4. My Tears Choco// part 2

Start from the beginning
                                    

****

Mark baru saja menyelesaikan latihan basketnya, ia membuka loker miliknya dan mengeluarkan pakaian gantinya kemudian menutupnya, namun ia menemukan sebuah kertas kecil berwarna biru muda yang sepertinya di tujukan untuknya.

'Hai Mark hyung
Kau semangat sekali latihanya ya?
Aku selalu menyukai permainan mu
Semangat!!!
karenaaku akan selalu mendukung mu'

Mark sedikit menyunggingkan senyumannya ketika membaca surat semangat itu. 'Pasti Bambam', pikirnya, kemudian ia memasukan kertas itu kedalam saku calananya.

"Hai Mark! Kenapa kau tersenyum sendiri? Apa kau sudah gila?" Temanya, Jackson, mengagetkanya dari belakang dengan mengalungkan lenganya kepundak Mark.

"Kau yang gila, Jack, bukanaku."Mark menyingkirkan tangan Jackson kemudian melangkahkan kakinya untuk meninggalkan temannya itu.

"Jadi kenapa kau tersenyum sendiri, huh?" Jackson bertanya sembari ikut melangkah kan kakinya disamping Mark."Tidak ada."

"Jangan berbohong! Kau selalu tersenyuma khir-akhirini, heum?"Jackson menggoda Mark, ia mencolek dagu temannya itu kemudian tertawa kecil.

"Menurutmu? Bagaimana Bambam?"

"Bambam? Dia anak yang manis," komentar Jackson, "apa kau menyukainya?" Tambahnya. Mark mengangguk dengan santai."Jika kau menyukainya, kau harus cepat menyatakanya."

Mark menoleh dengan serius. "Baiklah! Besok aku akan menyatakan perasaanku padanya, sekarang aku harus pergi, aku harus cepat. Bye." Mark melambaikan tangannya kemudian berlari meninggal kan Jackson yang menatapnya tak mengerti.

*******

Bambam menutup buku tugasnya kemudian meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, ketukan pada pintu kamarnya yang tiba-tiba membuatnya sedikit terkejut. "Masuk!"

Wajah Jinyoung menyembul dari balik pintu, ia kemudian melangkah mendekati adiknya yang sedang duduk dikursi belajar."Bamie, kau belum tidur?"Jinyoung duduk ditempat tidur Bambam.

Bambam bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya untuk duduk disebelah Jinyoung. "Belum, hyung. Ada apa?"

Jinyoung menggelengkan kepalanya. "Tidak. Hyung hanya ingin menanya kan sesuatu."

"Sesuatu? Apa?" Wajah Bambam ia buat sepenasaran mungkin membuat Jinyoung sedikit terkekeh kemudian tersenyum malu."Menurutmu ?Mark Hyung itu seperti apa orangnya?" Deg. Bambam merasakan sesuatu yang sedikit tak nyaman di dalam hatinya.

"Eum... diaorang yang baik 'kan ,hyung?"Jawaban Bambam malah terdengar seperti sebuah pertanyaan..

Jinyoung tersenyum. "Benarkah? Mmh...sudah kuduga, hehe."Bambam merasakan ada yang aneh dengan kakaknya itu memutuskan untuk bertanya, "Memangnya kenapa, hyung?"

Jinyoung terlihat malu-malu. "Mmh...hyung sebenarnya... hyung menyukai Mark Hyung." Bagai ditusuk oleh ribuan jarum, menyebar ke seluruh tubuhnya hingga saling bertemu pada pusatnya, yaitu hatinya, laki-laki manis ini benar-benar merasakan sakityang teramat didalam hatinya.

"Bagaimanamenurutmu, Bamie?"

Bambam terdiam, perasaanya campur aduk.'Apakah aku menyukai Mark Hyung? Lalu bagaimana dengan Jinyoung Hyung yang menyukai Mark Hyung?'Bambam bertanya sendiri pada dirinya kemudian sedikit menggeleng. 'Tidak, aku tidak boleh egois, Jinyoung Hyung adalah orang yang sangat baik, dia pantas bahagia, Mark hyung juga pasti akan lebih bahagia jika bersama dengan Jinyoung Hyung. Yah, itu yang terbaik.'Bambam mengangguk mantap.

"Yah, hyung! Kalian sangat cocok!" Bambam berseru senang, namun terdengar di paksakan.

Jinyoung yang melihat ada perubahan pada ekspresi adiknya itu menatapnya aneh. "Hei...kenapa kau berkaca-kaca? Kau sedih?"Tanyanya lembut.

No MarkBam No Life//OS ColectionWhere stories live. Discover now