(21) Vingt Et Un.

Start from the beginning
                                    

ia baru saja berhasil membobol data laporan keuangan milik perusahaan Seunghyun, untuk meneliti dan menambah barang bukti.

Padahal pria itu berjanji akan menjenguk Kai hari ini, tapi kasus mafia bernama Choi Seunghyun ini terlalu berat dan tidak bisa diremehkan.

Kyungsoo harus berkerja keras jika tak ingin bajingan licik itu meminta pengacaranya memutar balikan fakta seperti dalam persidangan sebelumnya.

Di dunia ini apasih yang tidak bisa dilakukan dengan uang?

Dan keputusannya sudah bulat. Timnya harus memenangkan kasus ini demi rekan seperjuangan mereka yang kini terkapar dirumah sakit.

Lebih tepatnya adik kesayangan Kyungsoo. Kai.

Dan besok lusa adalah jadwal persidangan kedua, sebenarnya Kyungsoo berencana akan memasukan kejahatan Seunghyun yang lain.

Tabrak lari yang dilakukan bajingan itu dengan korban Soojung, misalnya.

Tapi Kyungsoo tidak bisa meminta secara terang terangan pada wanita yang paling dibencinya itu.

Kyungsoo mendesah pelan, pria itu memijat pangkal hidungnya dengan lembut. mencoba menghilangkan sedikit rasa nyeri disana.

" Hyung, Aku dan yang lain akan pergi sekarang, kau mau ikut atau menyusul." Tanya Sehun yang mengintip dari balik pintu.

" Duluan saja, aku akan menyusul nanti." Kyungsoo menjawab tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya dari arsip yang tengah dibacanya.

" Baiklah kalau begitu, kau bisa berangkat bersama Luna noona, ia juga ingin ikut tapi masih harus mengerjakan beberapa pekerjaannya yang belum selesai."

" Hmm..." Kyungsoo menggumam pelan.

Detik itu juga ia sadar, Sehun tengah mempermainkannya. Bocah itu sangat senang menjodoh jodohkannya dengan Luna, yang bekerja di divisi Baekhyun.

" Sehun kurang ajar!" Maki Kyungsoo pelan.

.

.

.

Krystal baru saja selesai mandi. Ibu Kai dan Jongdae sudah berpamitan setengah jam yang lalu sebelum Krystal akhirnya memutuskan untuk mandi, karena ia merasakan tubuhnya begitu lengket.

" KAI!!!"

Krystal memanggil Kai lebih seperti berteriak, dan mungkin suaranya bisa didengar oleh seluruh pasien di blok itu.

Pria itu tengah duduk diatas ranjangnya sembari meremas rambutnya dengan tatapan bingungnya.

ia menyunggingkan senyumannya ketika mendapati Krystal yang tengah mematung di ambang pintu toilet meneriakan namanya.

Wanitanya itu berhambur memeluknya, sangat erat.

Tangan Kai terangkat, balas memeluk tubuh Krystal sama eratnya sembari tak henti hentinya mengecupi puncak kepala wanitanya.

" Syukurlah kau sudah sadar." Bisik Krystal sembari terisak.

Jemarinya mencoba meraih tombol merah yang terletak diatas tempat tidur Kai untuk bisa menekannya.

Itu tombol darurat untuk memanggip staf rumah sakit jika terjadi sesuatu pada pasien mereka.

Krystal berhasil menekannya tiga kali, tinggal menunggu dokter yang akan memeriksa kesehatan Kai paska dua minggu tak sadarkan diri.

" Aku tahu, semua itu hanya mimpi buruk. kau meninggal itu hanya mimpi buruk, dan sekarang aku sudah bangun dan aku senang bisa melihatmu lagi Soojung." Ucap Kai pelan.

MaîtresseWhere stories live. Discover now