(21) Vingt Et Un.

7.9K 724 73
                                    

Krystal baru saja selesai membersihkan tubuh Kai dan mengganti piama rumah sakit yang dikenakan Kai, ketika ibu Kai tiba tiba saja masuk ke kamar inap vvip tempat Kai dirawat.

Wanita paruh baya itu mengusap lembut rambut Krystal yang kini duduk disamping ranjang Kai.

" Sudah makan Klee?" Tanya ibu Kai lembut, tangannya masih terus mengusap-usap rambut Krystal.

Krystal mengalihkan tatapannya, menghadap ibu Kai sembari menggeleng pelan.

Kantung mata Krystal semakin menghitam dibanding terakhir kali mereka bertemu.

Ibu Kai menatap khawatir pada ibu dari calon cucunya itu.

Ya, semua orang sudah tahu kebenaran soal Krystal yang tengah mengandung anak Kai.

Kecuali Kai.

Sejak inseden dua minggu yang lalu, pria itu belum juga sadarkan diri, Kai mengalami koma.

Itu juga yang menjadi alasan dibalik kantung mata Krystal yang semakin menghitam.

Ia tak bisa tidur dan bersikukuh untuk terus menjaga Kai di rumah sakit sampai calon ayah dari bayi yang ada dalam kandungannya itu benar benar sadar.

Dan sungguh, Krystal ingin ialah yang ada disamping Kai saat pria itu bangun dari tidur panjangnya, yang bahkan dokter sekalipun sebenarnya tak tahu kapan Kai akan bangun dari komanya.

" Permisi, saya akan melakukan chek up pagi." Seorang perawat datang dengan memeluk clip board didadanya.

Krystal tersenyum dan mempersilahkan perawat itu untuk memeriksa kondisi Kai.

" Makanlah dulu, ibu yang akan menggantikanmu untuk menjaganya."

" Aku tidak lapar bu," jawab Krystal sekenanya saat mereka menunggu perawat itu selesai memerika Kai.

" Kau tidak lapar, tapi bagaimana dengan bayi yang ada dalam kandunganmu," Tukas ibu Kai " Makanlah." Telapak tangan wanita paruh baya itu mengusap lembut pipi Krystal.

Tapi lagi lagi ia menolak. " Aku benar benar tidak lapar bu, bagaimana aku bisa menikmati makananku saat Kai bahkan tak juga bangun dari tidurnya."

Bening dimatanya satu peraatu berjatuhan dipipinya yang terlihat semakin tirus.

" Setidaknya kau harus sehat dan cantik saat Kai bangun nanti. Ibu akan meminta Jongdae untuk membawakan makanan untukmu."

Krystal diam tak merespon apapun, hanya menatap Kai yang kini tengah ditusuk jarum infus, entah itu kantung infus yang keberapa Krystal tak menghitungnya, pikiran Krystal terlalu rumit untuk mengingatnya.

Tiga puluh menit kemudian Jongdae datang membawa jinjingan berisi beberapa kotak didalamnya.

" Aku tidak tahu kesukaanmu jadi kau pilihlah sesuai yang kau mau. Ada salad, ada daging, ada buah ada seafood ah aku memasukan semuanya saking tidak tahu kau menyukai yang mana." Celoteh Jongdae panjang lebar.

" Bukan aku sih, menejer Lee yang memesankannya untukku" sambungnya sembari mengusap tengkuknya gugup.

Jongdae menyimpan jinjingannya di meja lalu memilih mengistirahatkan tubuhnya di sofa.

" Makanlah dulu Klee, atau mau ibu suapi?"

Krystal menggeleng, " Sebentar lagi bu, nanti pasti akan ku makan." Krystal tersenyum masih tetap menggenggam erat jemari Kai.

Ibu Kai berjalan menghampiri Jongdae yang tengah berbaring di sofa sembari memainkan handphonenya.

" Bagaimana keadaan Jongin, bu?" Tanya Jongdae pelan sembari menegakan tubuhnya, memberi ruang untuk ibunya duduk.

MaîtresseWhere stories live. Discover now