Chapter 17 : Kawan Baru

5.8K 400 14
                                    

Sam's POV

Aku tak menyangka bertemu seseorang seperti Frezey, vampire berdarah hangat. Ya, itu mungkin berlebihan, tapi dia memang lain. Dia punya jiwa yang lain, dan itu yang membuatnya menarik.
Terkapar sendirian sangatlah menyedihkan, tapi mencoba hidup dengan vampire? Apakah itu akan jadi lebih baik? I have no idea about that.

Aku sedang menunggu Freezy, entah apa yang mau diambilnya. Tapi instruksinya jelas, Tunggu disini! Aku bisa saja kabur, tapi kalau dipikir-pikir, kabur tidak akan membantu.

Kupandangi lagi luka yang baru saja tertutup. Dia keren! Tiba-tiba, aku membayangkannya saat dia masih menjadi manusia. Seperti apa dia yang dahulu? Pastinya dia gadis yang sangat baik. Dia mengingatkanku pada Zeta, kekasih Nick.

By the way, aku masih bertanya-tanya, di mana Nick sekarang? Apa dia masih hidup? Atau sesuatu yang buruk telah terjadi padanya? Pikiran itu membuatku sedikit kalut.
Tapi kupikir Nick tidak akan mati secepat itu. Dia sangat cekatan dan aku berani bertaruh dia pasti bertahan lebih lama dariku.

Aku berdiri tegak lalu meregangkan badanku. Rasanya sangat lega, akhir-akhir ini aku harus tidur dengan luka-luka yang nyeri sepanjang malam. Kuamati sekelilingku, hari mulai pagi. Biasanya, para vampire akan bergegas untuk mengakhiri aktivitas mereka.

Aku masuk kembali pada cekungan pohon itu untuk menyembunyikan diri. Aku tidak mau ambil risiko dengan mengekspos diri di luar sini terlalu lama.

***

Frezey's POV

Aku berlari sekencang-kencangnya, rasanya jantungku mau meledak penuh kegembiraan. Aku tidak menyangka akan bertemu dengan manusia lagi. Perjalanan pulang ke rumah seakaan kabur, karena entah kenapa pikiranku tertuju pada Sam. Aku begitu excited padanya. Seolah baru saja menemukan barang berhargaku.
Sesampainya di rumah, aku melihat mom sedang berada di belakang meja dapur, tengah memasak sesuatu.

"Sayang, dari mana saja kau?" sapanya bahkan tanpa membalikkan badan padaku.
"Hmm.." aku lupa tidak mempersiapkan jawaban, "Ada sesuatu yang harus kukerjakan, mom." ibuku menoleh, tapi aku langsung melesat pergi. Sejauh yang kudengar, mom tidak mengatakan sesuatu yang ganjil. Hanya gumaman betapa tidak biasanya aku pulang hampir pagi begini.

Aku harus berhati-hati, agar mom tidak curiga. Saat berjalan menuju kamarku, aku melewati laboratorium dad. Dan disanalah biasanya aku melihat ayahku bermain-main dengan ramuannya. Aku ingat benar ayahku pernah meracik sesuatu untuk mengelabuhi vampire. Ayah bilang ramuan itu membingungkan indera vampire, khususnya indera penciuman. Entah kenapa ayah membuat ramuan semacam itu.
Aku mengendap-endap menuju laboratorium itu, kudengar ibuku masih di dapur, melantunkan lagu-lagu sambil tetap fokus pada masakannya. Aku berhati-hati agar tidak menarik perhatian mom.

Kulihat ada banyak ramuan berjejer di rak-rak panjang. Wow, bagaimana aku akan menemukan ramuan itu sekarang? Rak-rak ini terlalu panjang, dan ada banyak sekali ramuan di sana. Berbagai macam warna kulihat, dan aku lupa apa warna ramuan yang sedang kucari. Damn you Freze, bagaimana kau bisa lupa! Aku merutuki diriku karena aku benar-benar tidak ingat.

Cukup lama aku berputar-putar mencari ramuan itu, dan tiba-tiba mataku tertarik pada botol bening berisi cairan merah darah. Sebenarnya, aku tidak tau apa ini. Tapi cairan ini begitu menarik perhatianku. Ah, kenapa disaat seperti ini aku benar-benar tidak ingat ya? Payah! Aku mengambilnya, begitu saja. Mungkin aku akan menemukan petunjuk lain untuk botol ini. Aku butuh ramuan itu dengan cepat, dan rasanya aku tidak punya waktu untuk memeriksa label botol-botol ini satu per satu. Aku memeriksanya sebisaku, tapi tetap tak menemukan apa-apa tentang ramuan pengacau indera itu.

Ketika kuperhatikan, semua botol disini selalu bertuliskan sesuatu. Entah dengan simbol ataupun tulisan gamblang nama ramuan tersebut. Aduh, bagaimana aku menemukan yang kucari?
"Frezey? Kau dimana Nak?" seru ibuku. Panik, aku bergegas keluar dengan hati-hati lalu melesat menuju kamarku. Tak lama kemudian mom datang.

"Hai mom!" sapaku.
"Kau disini?" tanyanya lembut, "Aku tadi mendengar sesuatu di bawah, ku pikir itu kau."
"Ah, iya.. Tadi aku ke bawah, mengambil headset" alasanku.
"

Itu kenapa kau tidak mendengarku" jawabnya sambil tersenyum, lalu mengambil headset dari telingaku.
Aku tersenyum, "Hanya mencoba menenangkan pikiranku." mom mengangguk pelan.
"Aku sudah menyiapkan makanan, ayo makan.." ajak mom.
"Hmm.. Aku berencana untuk ke rumah Carent mom.." aku tersenyum meminta maaf.
"Baiklah.. Take care, honey." mom balas tersenyum, lalu mencium keningku.
Aku diam, sampai mom benar-benar pergi. Begitu mom pergi, aku mengambil botol di saku jaketku. Dari sekian banyak ramuan, hanya ini yang tak berlabel.
"Apa benar ini?" tanyaku pada diriku sendiri.
Aku menyelipkan botol itu, lalu bergegas pergi. Sam pasti sedang menungguku.

***

Sam's POV

Aku menunggunya, tapi dia tak kunjung datang.
"Apa dia membohongiku?" gumamku.
Dari balik rerimbunan aku mengintip keluar, kulihat matahari mulai merekah. Semburat cahaya kekuningan tergaris dilangit. Tubuhku sudah sangat baik, andai saja aku mencoba kabur sekarang mungkin aku akan baik-baik saja. Vamp sedang memperketat keamanan Mystiqcloud. Kata-kata Frezey muncul dibenakku. Aku ingat sesuatu tentang Vamp. Nick pernah mengatakan sesuatu tentang Vamp, Nick bilang Vamp semacam army para vampire yang melindungi Mystiqcloud.

Aku pernah bertemu mereka dan Nick lah yang mengalahkannya, entah apa jadinya aku tanpa Nick saat itu. Aku berdiam diri lagi, dan tanpa sadar aku jatuh tertidur.

Aku bermimpi. Jelas aku tau aku sedang bermimpi.

Aku berdiri di sebuah kota, by the way, aku tidak mengenali kota ini. Tidak jauh dari tempatku berdiri, aku melihat seorang wanita berdiri. Tubuhnya ramping dan sportif, bayangkan saja bertemu dengan atlet, kira-kira seperti itulah dia. Rambutnya hitam, dan panjang. Aku tidak dapat melihat wajahnya, karena rambut panjang itu menutupinya. Awalnya, aku berfikir dia adalah Karin, cewek yang kutaksir akhir-akhir ini. Tapi kusadari, dia bukan. Cewek ini, dilihat dari sudut pandangku, terlihat sangat tangguh dan bersamaan dengan itu, menunjukkan sisi feminine ala cewek yang khas.
Aku melihatnya bermain dengan anak-anak, terlihat sangat gembira. Lalu tiba-tiba, gerombolan orang datang dan mengacaukan ketenangan dan sukacita kota kecil itu. Mereka beringas. Membunuh setiap orang yang dilewatinya.
Cewek itu berteriak histeris, menyuruh anak-anak berlari pergi. Sementara cewek itu tetap berdiri di sana menghadang kawanan pengacau itu.

Katanya, "Apa maumu? Pergi kalian!" for heaven's sake, aku benar-benar ingin berteriak padanya untuk menyingkir saja.

Orang-orang itu hanya tersenyum kecut, mereka jelas berfikir cewek itu bukan tandingan mereka sama sekali. Seorang dari mereka -entah bagaimana aku merasa dialah pemimpinnya, menggumamkan sesuatu yang sangat lembut, mustahil aku dapat mendengarnya. Lalu salah satu dari mereka membawa paksa cewek itu. Tanganku mengepal, merasakan emosi yang melandaku. Aku tidak tau siapa cewek ini, tapi melihatnya diperlakukan paksa seperti itu membuatku geram. Cewek itu semakin meronta, dan dalam rontaan dan jeritannya, ia memandangku.

deg. Dia ??

***

Hai guys, thanks for reading..
Maaf kalo updatenya lama, plus.. menurut kalian kependekan ngga sih ? Hehe..
Mulai sekarang, VHS bakalan rutin update 1 minggu sekali.
Di hari minggu ya gaes..
Jadi kalo udah hari minggu, sok atuh mampir ke Wattpad bentar buat baca VHS..

Buat new followers, Hai kalian? Thank you so much for supporting me ;) Seneng punya kalian {}

Don't forget to keep follow, vote and comment :) See yaa..

>>> Siapa yang dilihat Sam? Dan mengapa itu mengejutkannya? See you next chapter..

Vampire High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang