4.b

42 6 2
                                    

Enjoyyy baca part sebelumnya...

*PROKK PROKK PROKKKK*

"WHOAAAAA VINOOO KERENNNNNN WHOAAA" teriak seseorang yang pasti tetangga depan.

"Apasi" ucap gue menatap nadira dengan muka datar

"Kamu haruss tauu aku pengen banget bisa main biola ih tapi sama mamah ga boleh tau ih kesel" rengeknya dengan nada memelas

"Lu mau tau ga?" Tanya gue dengan memajukan muka gue ke mukanya

"Apa? Apa?" Tanya nya penasaran

"Gue ga peduli" ucap gue dengan nada meledek

"IHHH KOK KAMU JAHATTT SI"
Rengekkk nya lalu menutup tirai jendela kamarnya

"Eh cewek masa ngambekk si idihh kayak cewek cewek di sekolah ih geli" ucap gue seraya melemparkan bungkusan kertas ke tirainya pas lemparan ke tiga bungkusan kertas itu tepat mengenai pala seseorang

"Eh kamu tu ya udah songong lempar pala aku pake kertas kamu pikir aku tempat sampah hah?" Teriaknya kesal lalu menatap ku datar

"Yaudah si sorry" ucap gue

"Oiyaa, lu emang sepolos itu ya?" Tanya gue penasaran

"Polos apa nya?" Tanya nya sambil memperlihatkan dahinya yang mengerenyit

"Ya iya polos, di saat semua orang ngomong pake "gue-lo atau gua-lu" elu malah pake aku-kamu ckck" jelas gue lalu di hadiahkan tawaan yang menggelegar

"Harus gitu aku ngomong pake gua lu atau apapun itu? Aku biasa biasa aja" ucap nya lalu tersenyun yang nge buat gue errr

"Harus pokoknya sekarang harus kalo enggak gue kasih hukuman" tantang gue ke dia

"Idih siapa kamu" ucapnya lalu seraya menutup mulutnya sendiri

" 1 aja kesempatan lo tinggal 2 lagi jadi siap siap aja kalo gue kasih hukuman" ucap gue lalu ngakak seketika karena muka dia udah kayak udah rebus

"O..oke" ucapnya gugup

*PRANKKKKKK*

"itu apa vin? Tanya nya dan gue langsung bilang

"Masuk sana bukan urusan lu" teriak gue lalu menutup jendela dan tirai rapat rapat

Sialan ngapain orang itu balik jam segini biasa nya juga balik pagi. Gue gasuka sama dia karena dia ah udah lah gausah di bahas.

"VINOOO BUATIN SAYA MINUMAN SAYA HAUS" teriak seseorang dari lantai bawah.

Aku pun turun lalu ngelirik ke arah dia dengan pandangan tajam karena dia gak pantas di kasih pandangan rasa sayang.

"Saya bukan pembantu maaf" ucap gue lalu berjalan ke arah dapur

"Apa kamu ingin dia celaka? Gampang saja bahkan malam ini saya bisa bikin dia celaka" ucap nya lalu tersenyum sinis

"Maaf yang anda maksud siapa ya?" Tanya gue sesantai mungkin sebenernya gue ketakutan setengah mati

"Gausah berpura bepura gatau, apa kamu mau sha..." Ucapnya menggantung karena ...

"Ka vinooo aku kebericikann" ucap ara lalu menghamburkan pelukannya ke diriku lalu tertidur di dekapan gue.

Gue hanya menggendongnya lalu meng antarkan ke kamar nya. Sekilas gue nge lirik ke orang itu dia hanya mengatupkan rahangnya yang menandakan dia sangat kesal saat keadaan ini.

Sekarang pukul jam 03.00 pagi, gue ga berhenti ngelus rambut ara. Ara kasian di usianya yang balita ini dia harus ngalamin peristiwa seperti ini. Gue ga habis pikir sama perasaan itu orang, dia bego apa gimana anak sekecil ini di biarin gitu aja.

Nad & Vin [DI STOP]Where stories live. Discover now