Ichi

1K 45 12
                                    

Negeri Bunga Sakura. Iya, itu sebutannya. Jepang, salah satu target dari perjuangan Alfina saat ini. Bahasa Jepangnya sudah bukan main, tapi dia juga tak mengesampingkan prestasi akademiknya.

Sudah cantik, bersih, pinter, baik lagi. Kurang apa? Kurang cemceman deh nih, kayaknya. Banyak cowok yang ngejar, tapi dia tolak buru-buru di awal pedekate. Alasannya sih simpel.

"Gue mau fokus kejar target utama gue untuk sementara ini. Jodoh biar Allah yang ngatur. Pokoknya gue sukses dulu. Gampang kalo jodoh mah,"

Nah, keliatan banget 'kan, kalo dia pasti nggak doyan sama yang namanya pacaran?

"Ada yang bisa mengerjakan soal ini?" Bu Ratri berbalik dari papan tulis dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas XI MIA 5.

"Saya, Bu." dengan percaya diri Alfina mengambil spidol dan mengerjakan soal di papan tulis.

Sekitar 3 menit setelahnya, Alfina meletakkan spidol dan menjelaskannya ke seluruh isi kelas. Semuanya berdecak kagum.

"Bagus Nak, silahkan duduk."
Prestasinya sudah tidak diragukan lagi.

Dia emang pinter, bakatnya banyak, friendly lagi! Nggak heran kalo temen-temennya pada betah sama dia.

***

"Lo lagi ngapain, Fin? Serius banget." Mega. Sobatnya sejak masa SMP.

"Biasalah, kayak lo ga tau kegiatan gue apa."

"Yaelah, Fin. Nulis kanji mulu kerjaan lo. Jajan kek, ke kantin yuk!"

"Mager ah, lo aja. Sama Olla kek, atau Widi."

"Udah ah, ayoo! Kali aja lo nemu jodoh, eh."

"Hufh." Alfina hanya mendengus kesal dan menurutinya.

Sembari meng-klik 'close' dari aplikasi 'O-benkyou'nya, ia langsung menyusul Mega yang sudah sejak dulu berjalan.

Di kantin, ternyata Olla dan Widi sudah berkumpul. Mereka berempat-Alfina, Mega, Widi, dan Olla-memang sudah satu paket.

"Pesen apaan?"

"Gue minum aja, es kopyor enak tuh."

"Bakso!"

"Pangsit sama es teh, deh."

"Gue minum juga, es teler!"

"Lah terus siapa yang pesen?" Mereka bingung, lalu tertawa cekikikan.

Akhirnya mereka mulai berpencar mencari incaran masing-masing. Sayangnya, saat kembali ke tempat awal, tempat duduk mereka sudah ditempati. Yah, nggak salah sih. Emang ngga ada yang jagain kan?

"Loh, kok.." Gumam Alfina yang sudah sampai lebih awal.

"Kenapa? Lo awalnya di sini ya?" Tanya laki-laki yang duduk di sana.

"I-iya."

"Yaudah gih, duduk."

"Eng-gak, gapapa. Gue cari tempat lain aja." Ujarnya sambil melangkah secara perlahan.

Satu info lagi, Alfina paling males dan gugup kalo ngomong sama cowok yang nggak dikenal.

"Yaelah santai aja, lo liat sendiri kan nggak ada tempat kosong lagi?"

Daisuki, Japan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang