Presents

137 10 0
                                    

Kyuhyun berdiri tidak jauh dari depan sebuah rumah yang lumayan besar. Seorang yeoja keluar dari sana lalu berjalan ke depan pagar rumah itu dan menatap langit sore.

"Ke mana anak itu? Sudah sore belum pulang juga," gumam yeoja itu.

Ia berdiri di depan pagar rumah, seperti sedang menunggu seseorang. Melihat ke sekeliling, hingga matanya bertemu dengan mata Kyuhyun. Namja itu terkejut san spontan berbalik, ketika ia akan melangkahkan kakinya, sebuah suara lembut yang penuh kasih sayang menghentikannya.

"Kyuhyun-ah."

Namja itu terkejut kemudian kembali membalikkan tubuhnya perlahan lalu menatap yeoja itu.

"Eom..."

"Eomma..." seorang anak kecil berlari melewati Kyuhyun menuju yeoja itu dan memeluknya.

"Aigoo, kau dari mana saja sayang? Kenapa kau kotor sekali? Kau habis bermain bola lagi ya? Makan malam sudah siap. Mandilah dulu, lalu kita makan bersama appa."

"Tadi aku melawan anak-anak lain yang berbadan besar, tapi aku bisa mencetak gol, eomma."

"Oh ya?"

Anak itu bercerita seru sekali, sedangkan ibunya tersenyum sambil mendengarkan. Mereka bergendengan tangan lalu berjalan masuk ke dalam rumah itu. Kyuhyun hanya mematung sambil terus menatap pintu gerbang yang mulai menutup itu.

"Pengawas Cho? Pengawas Cho? Ya! Cho Kyuhyun!"

Kyuhyun menoleh ke belakang. Di sana ada Minji yang baru pulang sekolah.

"Minji? Sedang apa kau di sini?"

"Aku memang lewat jalan ini setiap hari. Aku yang seharusnya bertanya. Sedang apa kau melamun di tengah jalan begini?"

"Ani, hanya saja..."

"Kriet...." suara pintu pagar yang terbuka membuat Kyuhyun segera menoleh ke pintu pagar itu. Yeoja yang tadi keluar untuk membuang sampah ke tempat sampah di sebrang rumahnya. Lalu ia kembali masuk ke dalam. Kyuhyun terus menatap ke arah gerbang itu.

"Siapa itu? Apa kau mengenalnya?"

Kyuhyun tidak menjawab, ia hanya berbalik dan berjalan ke arah taman. Minji mengikutinya dari belakang.

Kini mereka berdua sedang duduk di bangku taman yang sepi. Sudah lima belas menit mereka terdiam. Minji bisa saja meninggalkan Kyuhyun. Tapi, entah mengapa ia merasa khawatir dengan namja itu. Ia hanya menatap Kyuhyun dan menunggunya untuk bicara. Ia tidak pernah melihat Kyuhyun semurung ini.

"Yang tadi itu eomma ku," kata Kyuhyun tiba-tiba.

"Mwo?!" jawab Minji terkejut.

"Yeoja yang keluar dari rumah itu, adalah eomma ku."

"Tapi bagaimana bisa? Dia tadi tidak menyapamu. Lalu, anak kecil yang tadi siapa? Adikmu?"

"Mungkin," Kyuhyun tersenyum hambar. "Eomma tadinya adalah penyihir pengawas sepertiku sekarang. Tapi, ketika ia sedang mengawas, klan Hitam menyerang peserta yang ia awasi. Ketika bertarung, sebenarnya ia sudah membuat prisai atau pelindung untuk manusia di sekelilingnya."

"Maksudmu, seperti kapsul biru yang melindungiku waktu serangan di sekolah?"

"Iya, seperti itu. Namun, eomma lupa melindungi satu manusia. Ketika ia akan menyerang manusia abadi brengsek itu, namja itu menghindar. Ternyata di belakang namja itu ada kereta bayi yang berisi bayi perempuan. Bayi itu tewas seketika. Pengawal kementerian pun datang dan langsung menangkap eomma." Kyuhyun menghela nafas beratnya. "Ia dijatuhi hukuman pengasingan seumur hidup."

Test (Super Junior Fanfiction)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora