Alice membalas sodoran tangannya dan mengangguk lalu digo menggendong alvi duduk dipangkuannya.

tok..tok..tok

Ketukan pintu membuat digo menoleh ke arah pintu.

"Masuk." Teriak digo lalu tak lama orang tersebut masuk dengan menundukkan kepalanya.

Digo bangkit dengan mendudukan anaknya dikursi.

"Ada berita apa?." Tanya digo dingin.

"Saya sudah menemukan siapa orang yang akan menghancurkan rumah tangga tuan." Ucapnya dengan menunduk takut sedangkan digo mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Kamu terus intai dia sampe kemana pun!Bahkan jangan sampe jejaknya hilang setitik pun!." Ucap digo dengan nada menahan emosinya.

"Baik tuan." Jawabnya lalu pamit dan berlalu dari ruangan digo.

"Lo yang memulai maka elo yang hancur terima akibatnya!." Ucap digo dengan menggertakkan giginya menahan emosi.

***

Sore pun datang kini digo dan anak-anaknya berniat untuk mengajak main ditaman bermain dekat appartement digo.

Digo bagaikan duda keren yang mengasuh anaknya dengan memakai kameja kerja dengan bagian tangan dilipat dan jambulnya yang menambah ketampanannya.

Tak jarang pula wanita-wanita yang melihatnya menatapnya dengan tatapan memuja bahkan sekali pun yang memiliki kekasih tak jarang melirik digo.

Namun itu yang membuat alice dan alvi menatapnya tak suka.

"Papa uyang!!." Teriak alice menarik tangan digo.

Digo menatapnya bingung pasalnya bukan hanya alice saja yang menarik namun juga alvi.

"Kan kita belum selesai mainnya." Ucap digo dengan nada bingungnya.

"Euyang papa euyang!." Teriak alvi dengan nada kesal. Dengan pasrah digo menggiring anaknya ke dalam mobil dan membawanya pulang.

***

Kini digo dan anak-anaknya sudah sampai di Appartementnya digo. Ia baru saja selesai memandikan anak-anaknya.

"Jangan berantem!papa mau mandi!." Ucap digo dengan nada tegas.

Pasalnya sejak tadi di mobil anak-anaknya berantem dengan saling mencubit dan hasilnya mereka menangis.

Saat ditinggal kedalam kamar mandi alice melihat ponsel digo tergeletak dikasur ia mengambilnya namun saat itu juga alvi mengambilnya.

"Nyah akuhh!!nyah lice!!." Ucap alice menarik-narik ponsel digo.

"Nyah bang nyah bang!." Balas alvi tak kalah menarik.

Digo?tak mendengar karna ia mandi dengan shower dan kamar mandi pun kedap suara.

"Papaaaaa." Tangis alice saat alvi berhasil merebutnya namun hasilnya alice terjatuh dan kepalanya terbentur kursi meja rias.

"Lice pah?ngkit?." Tanya alvi khawatir dengan kemabarannya.

Cklek.

Pintu kamar mandi terbuka terlihat digo sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk namun samar-samar ia mendengar suara tangisan.

Berlari pelan ke arah sumber suara tersebut. Ia membelalakan matanya ketika melihat alice tergeletak dengan menangis.

"Alice!astaga abang ini adek nya kenapa?." Tanya digo dengan menggendong alice. Sedangkan alvi menunduk takut.

Ponsel digo ia sembunyikan dibaliknya karna ia tau papanya akan sangat marah.

"Itu dibelakang apa?mainan?." Tanya digo yang membuat alvi menggeleng pelan.

Digo mengadahkan tangannya pada alvi.

"Siniin abang!." Ucap digo dengan nada tegas dan terpaksa alvi memberikannya.

Digo menepuk jidatnya melihat ponselnya yang berada ditangan anaknya.

"Kalian berantem rebutan ini?kan papa udah bilang ada ipad kalian disana kenapa masih pake yang papa?." tanya digo dan menurunkan alice dikasur sedangkan ia berjalan memakai baju.

Usai memakai baju ia menggendong alvi dan diturunkannya disamping alice keduanya sama-sama menatap digo polos.

"Udah ya jangan berantem gara-gara ponsel papa! Papa cape liatnya kalian berantem terus!." Ucap digo memijat pelipisnya pusing.

"Mama." Ucap alice pelan dan lirih namun terdengar jelas oleh digo.

Digo menoleh ke arah alice yang sedang menatap foto sisi disana.

"Mama lice ngeun mama." Ucap alice dengan tangisnya.

Digo membawa alice kepelukannya sedangkan alvi hanya bisa terdiam.

"Nih abang alvi dek alice dengerin papa ya, Mama lagi pergi keluar kota jadi papa harap kalian gak rewel selama sama papa." Ucap digo berbohong ia tak ingin anaknya menangis karna merindukan mama nya yang sedang depresi.

Alice menatap digo dengan tatapan sedih.

"Udah ya alice jangan nangis sekarang papa mau masak dulu bentar lagi uncle ali datang." Ucap digo yang dijawab anggukan pelan oleh alice dan alvi.

'Maafin aku si gara-gara salah paham kita jadi kaya gini.' Batin digo sedih saat menatap kedua anaknya

***

"Kuuuuummmm." Teriak ali ketika memasuki appartement sodaranya dilihatnya sikembar keponakannya tengah asik bermain.

"Lo udah dateng?." Tanya digo dari arah dapur.

"Iye nih, Gimana?siapa orangnya?." Tanya ali duduk disamping sikembar.

"Udah,cuma gue minta diintai apa maksud semuanya ini." Jawab digo dengan menyuapi anaknya satu persatu.

"Lo kenal dia dari mana?." Tanya ali menegakkan tubuhnya menghadap digo.

"Gue sih curiga waktu dibandung." Ucap digo lalu mengalirlah cerita semuanya dari mulut digo sendiri.

Ali membelalakan matanya mendengar ucapan digo.

"Jadi dia?."

***

Vomments!

Pergi Dari Hatiku[ENDING]Where stories live. Discover now