part 44

10.9K 640 17
                                    

Kini sudah seminggu mereka menikah dan digo pun sudah mulai bekerja dikantor andra. Digo dan sisi mulai memiliki rumah sendiri.
Hasil tabungan dari digo sendiri yang tanpa sepengetahuan sisi ia menabung.

Rumah minimalis namun terlihat elegant*Mulmed* rumah yang luas dalamnya,terdapat beberapa kamar diatas dan dibawah.

Pagi ini sisi tengah menyiapkan sarapan untuk suaminya tercinta namun entah kenapa saat mencium bau minyak saja rasanya ia ingin muntah

"Pagi say..loh kamu kenapa?" Tanya digo karna khawatir melihat wajah pucat pasi sisi. Sisi menggenggam tangan digo erat lalu berlari ke arah wastafel dan memuntahkan cairan bening saja.

Digo memijat tengkuk sisi. Tiba-tiba saja sisi ambruk di pelukan digo.

"Hey sayang jangan bercanda deh. Sisi." Ucap digo menepuk-nepuk pipi sisi yang chubby.

Digo mengangkat tubuh sisi ke dalam kamarnya. Dan menelpon teman nya yang tak lain adalah dokter.

"Sayangku hey bangun dong jangan buat aku khawatir." Bisik digo mengenggam tangan erat sisi yang dingin.

Tak lama dokter yang ditunggu digo pun datang.

"Bro sorry main masuk abisnya gue pencet bel gak ada yang buka." Ucap dokter tersebut dengan menepuk pundak digo.

Digo menoleh dan mengangguk kecil.

"Iya gapapa kok. Rel tolong periksa istri gue." Ucap digo lirih. Sedangkan dokter yang bernama Verrel itu mengangguk dan mulai memeriksa sisi.

Verrel tersenyum penuh arti usai memeriksa sisi. Sedangkan digo dilanda khawatir.

"Istri gue kenapa?." Tanya digo tak sabaran dengan sedikit mengguncang bahu verrel.

"Sabar napa bro, Istri lo lagi hamil muda bro." Ucap verrel yang membuat digo hanya menghela nafas lega belum menyadari perkataan verrel.

"Huuft thank..tunggu tadi lo bilang apa?." Tanya digo menatap verrel tak percaya

"Istri lo hami muda jadi..."

"Alhamdulillaahhh yaallaaah." Potong digo sujud syukur sedangkan verrel tersenyum senang melihat sahabatnya bahagia.

"Lo nanti bisa tebus obatnya ya." Ucap verrel dengan memberikan resep obatnya pada digo.

"Iya rel thanks ya." Ucap digo tersenyum ke arah verrel.

"Iya, Eh iya gue pamit ya, Salam aja sama sisi." Pamit verrel menepuk pundak digo lalu berlalu dari hadapan digo dan melangkah keluar.

Digo berjalan ke arah samping sisi dikecupnya telapak lengan sisi dengan penuh cinta dan bahagia.

"Sayang bangun." Bisik digo dengan meneteskan air mata bahagianya.

Tak lama sisi mengerjapkan matanya. Ia mulai menyusaikan cahaya nya dengan matanya.

"Hey udah bangun?" Tanya digo tersenyum bahagia.

"Aku kenapa?." Tanya sisi dengan suara serak khas orang bangun tidurnya.

"Kamu tau?sebentar lagi kamu bakalan jadi Ibu dan aku bakalan jadi ayah." Ucap digo yang membuat sisi mencerna kata-kata digo tersebut.

"Ma..maksudnya?ak..aku?hamil?." Tanya sisi dengan nada bergetar tak percaya.

"Iya sayang kamu hamil." Jawab digo. Sisi langsung berhambur kepelukan digo dan menangis bahagia di dada bidang digo.

"Aku subur hon aku subur." Ucap sisi dengan menangis bahagianya.

"Iya sayang kita subur." Jawab digo mengecup pucuk kepala sisi penuh kasih sayang.

Keduanya melepaskan pelukannya lalu saling tatap menatap entah siapa yang duluan bibir mereka sudah bertautan.

Pergi Dari Hatiku[ENDING]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant