Chapter 9 : Not Every Fairytale Have Beautiful Ending

2.4K 165 7
                                    

"Dongeng tidak selamanya Indah, benarkan?" ujar Lily tiba-tiba pada Putra Mahkota saat Putra Mahkota mengunjunginya malam itu. Mereka berdua duduk di beranda kamar Lily seraya memandang bintang.

"Aku baru menyadari kalau tidak semua dongeng memiliki akhir yang indah seperti dongeng Cinderella atau Snow White atau mungkin dongeng Aurora, The Sleeping Beauty. Faktanya, ada sebuah dongeng yang berakhir tragis." lanjut Lily dengan sedih. Alvan memandangnya dengan bingung.

"Kenapa kau tiba-tiba bicara soal dongeng? Aku kemari ingin melihat keadaanmu. Apa kau baik-baik saja? Apa kau sedang demam? Hanya itu yang ingin kuketahui." jawab Alvan lembut dan khawatir.

"Putra Mahkota, tidakkah menurut Anda, Anda terlalu perhatian padaku? Orang-orang mungkin akan salah paham pada kita." ujar Lily dengan cemas.

"Aku tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang-orang." jawab Alvan tegas.

"Tapi saya peduli Yang Mulia!" jawab Lily, singkat tapi tegas, menatap tajam mata Alvan.

"Kita tidak bisa memuaskan semua orang kan? Jadi untuk apa peduli apa kata mereka?" Alvan bersikeras tidak peduli.

"Terima kasih sudah menolong saya. Tinggal di sini bersama Anda, rasanya bagaikan hidup di dunia dongeng yang sangat indah. Saya tidak tahu kebaikan apa yang sudah saya lakukan di kehidupan sebelumnya sehingga pantas mendapatkan semua kebahagiaan ini, tapi saya sangat berterima kasih pada Anda tulus dari dalam hati saya. Saya mungkin tidak tahu bagaimana caranya membalas semua kebaikan Anda, tapi jika ada sesuatu yang Anda inginkan dari saya, katakan saja. Walau saya tidak memiliki apa pun yang bisa saya berikan." ujar Lily tulus.

"Aku tidak meminta kau membalasnya. Lagipula kenapa kata-katamu terlihat seperti ucapan selamat tinggal untukku?" ujar Alvan bingung.

"Saya rasa Putri Duyung memang sudah saatnya kembali ke tempat seharusnya dia berasal. Tidak peduli walau dia sudah menukarkan ekor dengan kaki, tapi sebelum semua terlambat dan dia berubah menjadi buih, bukankah seharusnya dia kembali? Pangeran tidak akan pernah bisa jadi miliknya tidak peduli apa pun yang dia lakukan. Kembali ke tempat masing-masing adalah pilihan yang terbaik." jawab Lily dengan setetes airmata membasahi pipinya.

"Kau...Kau...ingin pergi dari sini? Kau ingin meninggalkan aku?" tanya Alvan sakit, dia memegang pundak gadis itu, memandangnya tajam. Mendadak hatinya menjadi sakit saat mendengar ucapan gadis itu yang seolah ingin meninggalkannya.

"KAU TIDAK BOLEH PERGI! KAU TIDAK AKAN KUBIARKAN PERGI!" seru Alvan emosional seraya menarik Lily dan memeluknya erat.

"Yang Mulia, tolong lepaskan saya!" pinta Lily sambil menangis. Tapi Alvan menggeleng keras.

"TIDAK! Kau tidak boleh pergi dariku, Lily! AKU MENCINTAIMU! Aku tidak mau kehilanganmu." serunya tercekat, airmata mengalir turun di mata Alvan. Dia sangat takut kehilangan gadis itu.

Lily tersentak. Dia tahu Putra Mahkota memiliki perasaan yang khusus padanya. Dia mendengarnya pagi ini saat dia berpura-pura tertidur waktu Pangeran menciumnya. Tapi dia tidak pernah menyangka akan mendengarnya saat dia sedang tersadar seperti sekarang.

"Saya hanya seorang pelayan hina. Bermimpi pun saya tidak berani Yang Mulia. Anda seorang Putra Mahkota, Anda berhak mendapatkan wanita yang sepadan. Seorang Putri Raja atahu minimal seorang bangsawan... Dan saya bukan keduanya." tangis Lily pilu, dia memeluk Alvan erat saat Alvan mendekapnya dalam pelukannya.

"Aku tidak peduli! Aku tidak peduli walau kau seorang pelayan! Aku mencintaimu. Kau wanita pilihan hatiku. Aku bahagia bersamamu. Bagiku itu cukup. Kau juga mencintaiku kan?" ujar Alvan gemetar. Dia takut mendengar penolakan.

Twin Princess - Save The Lost Princess (End)Where stories live. Discover now