Chapter 7 : The Truth

3K 207 3
                                    

Pangeran Stephen berjalan dengan lesu ke Istananya, kata-kata Putra Mahkota Alvan masih melekat dalam ingatannya, berbagai pertanyaan campur aduk dalam hatinya.

"Patah hati memang kadang membuat seseorang jadi gila. Aku mengerti. Tapi walaupun begitu, menghilangkan nyawa seorang bayi mungil yang tidak bersalah adalah kejahatan. Apalagi bila bayi itu adalah seorang Putri Raja. Ayahmu yang ambisius itu ingin menjadi Raja dengan menikahi bibiku, dengan kejam dia mencampakkan kekasihnya, tapi dia sadar bahwa cintanya pada gadis itu tidak akan pernah hilang, tapi nasi sudah menjadi bubur karena gadis itu sudah menikah dengan pria lain dan hidup bahagia. Tidak rela melihat wanita yang dicintainya hidup bahagia dengan pria lain, ayahmu menyuruh orang untuk membunuh Putri Kembarnya. Salah perhitungan, yang terbunuh hanya satu saja.. Sayang sekali, padahal ayahmu berharap melenyapkan keduanya, benarkan?" kenangnya pada ucapan Alvan, dia melihat bagaimana senyum kemenangan menghiasi wajah tampan sepupunya.

Pangeran Stephen sangat shock mendengar kenyataan itu, dia tahu sejak lama, sejak dia bisa mengerti dunia, bahwa ayahnya sama sekali tidak pernah mencintai Ibunya. Dia tahu bahwa Ayahnya mempunyai banyak selingkuhan di luar Istana.

Dia juga sering mendengar rumor bahwa Ayahnya menikahi Ibunya hanya karena Tahta, dia juga sempat berpikir bahwa Ayahnya juga tidak pernah mencintainya, karena sang Ayah tidak pernah memperlakukannya dengan hangat, tapi dia tidak pernah berpikir apa alasannya. Stephen hanya berpikir bahwa itu hanya perasaannya saja. Tapi hari ini, mendengarnya dari mulut sepupunya sendiri bagaikan membuatnya tersambar petir di siang bolong.

Tidak ingin berlama-lama penasaran, Stephen memutuskan untuk bertanya langsung pada Ayahnya walau kecil kemungkinan dia akan menjawab. Tapi tidak peduli apa pun jawaban yang akan diberikan oleh Ayahnya nanti, Stephen memutuskan bahwa dia akan mencari tahu yang sebenarnya. Dengan tergesa-gesa dia kembali ke Istana tempat dia dan orang tuanya tinggal. Tak butuh waktu lama baginya untuk menemukan Sang Ayah karena Ayahnya sedang berada di ruang tamu seraya memandangi sebuah lukisan.

"Apa Ayah pernah sekali saja mencintai Ibu?" tanya Stephen tanpa basa-basi begitu dia masuk ke ruangan itu.

"Stephen, kau membuat Ayah kaget." jawab pria itu spontan menoleh.

"Jawab aku, Ayah!" ujar Stephen dengan dingin, menuntut jawaban segera.

"Kenapa tiba-tiba kau tanyakan itu?" Pangeran Lucius balik bertanya, melihat ada sesuatu pada diri putranya.

"Karena sejak aku bisa mengerti dunia, aku merasa bahwa Ayah tidak pernah memperlakukan aku dan Ibu dengan hangat. Sejak kecil aku merasa Ayah hanya menjadikan aku alat, alat untuk memenuhi ambisi Ayah menjadi Raja. Ayah mendidikku dengan keras, tanpa cinta, tanpa kehangatan. Ayah selalu berkata "Kelak Kerajaan ini akan jadi milikmu. Kau harus bisa menjadi lebih baik dari sepupumu agar Dewan Istana terkesan padamu dan menjadikanmu Raja". Aku sama sekali tidak mengerti maksud Ayah saat itu. Kenapa aku harus jadi Raja jika sudah ada Alvan yang akan melakukannya? Dia Putra Mahkota yang sah, aku hanya berada di urutan kedua, dan bila kelak Alvan menikah dan memiliki anak sendiri, anaknya yang kelak akan menggantikannya, bukan aku. Lalu kenapa aku harus belajar keras? KENAPA AKU HARUS JADI BAYANGAN ALVAN? BUKAN INI YANG KUINGINKAN! AKU HANYA INGIN MENJADI DIRIKU SENDIRI! BUKAN PEMERAN PENGGANTI PUTRA MAHKOTA!" ujar Stephen muak.

Dia muak karena sejak kecil diperlakukan seperti robot, dia tidak pernah bisa melakukan apa yang diinginkannya sendiri, dan semuanya hanya untuk memenuhi ambisi Ayahnya yang bahkan tidak pernah sekalipun mencintai dia dan Ibunya.

"PANGERAN STEPHEN, KAU SUDAH KETERLALUAN!" bentak Ayahnya marah. Stephen tak bergeming. Dia sudah memutuskan tidak ingin menjadi robot lagi seumur hidupnya. Dia akan hidup seperti yang diinginkannya, bukan menjadi pemeran pengganti orang lain atau bayang-bayang orang lain.

Twin Princess - Save The Lost Princess (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang