9. Gagal

1.2K 110 2
                                    

Esok paginya Deva menunggu teman-temannya di luar rumah yang terdapat balkon di lantai satu, sambil memainkan rambut Aoi yang berwarna biru itu. Sedangkan Aoi sedang menikmati apapun yang ia lihat dan rasakan sambil memakan biskuit di tangannya.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya seseorang di belakang Deva.

"Seperti yang kau lihat aku sedang mengepang Aoi-chan, kenapa kau juga mau Dev?" Tanya Deva tanpa menoleh dan masih asik dengan kegiatannya.

Devis duduk di sebelah Deva dan mengambil biskuit yang dipegang Aoi. "Ini apa?" Tanya Devis.

"Seperti yang kau lihat itu adalah bis-kuit," kata Deva yang sama sekali belum melihat Devis.

"Enak, diberi siapa?" Tanya Devis setelah memakan biskuit itu.

"Authornya!" Kata Aoi ceria dan juga ia tidak menoleh ke Devis.

"Yup, dia bilang masih ada sisa snack karena dia membeli kebanyakan untuk nyepi, jadi dia memberikan ke Aoi. Ngomong-ngomong, apa kau belum meminum ramuan kak Rafa?" Tanya Deva sambil melirik Deva.

"Buffft! Uhuk! Uhuk!" Devis langsung menyembur remahan biskuit yang ia kunyah tadi.

"Jorok, setidaknya kau tak boleh melakukan itu dengan fisik sebagai cewek kau tau," kata Deva sedikit melirik ke Devis.

"Kau tau?" Tanya Devis kaget.

"Yup, suaramu aneh. Jadi simpel saja," kata Deva sambil melanjutkan mengepang rambut Aoi.

"Iya itu betul!" Seru Aoi ceria.

"(Padahal aku sudah merendahkan suaraku...)" pikir Devis sambil memegang tenggorokannya.

"Bahkan sampai pakaian yang-mu juga berbeda. Berarti kau memang cocoknya menjadi cewek," Kata Deva jail.

"Enak saja! Aku tak mau!" Seru Devis kesal.

"Hehehehe... cobalah berputar, biar aku lihat perubahan bajumu," kata Deva sambil tertawa kecil.

"Aku ti..-"

"Tunjukan! Tunjukan!" Sorak Aoi sambil tertawa.

Akhirnya Devis pasrah lalu berdiri dan berputar. "Puas?" Tanya Devis lalu duduk lagi.

"Bedanya hanya di bawahannya ya..." kata Deva sambil berpikir.

"Aku suka roknya! Itu bagus. Cocok untukmu," kata Aoi sambil tersenyum ceria.

"Tidak, terimakasih," kata Devis dengan wajah datar.

"Ngomong-ngomong yang lain di mana?" Tanya Deva sambil melihat sekeliling.

"Menyembuhkan lidah," kata Devis cuek.

"Menyembuhkan....- lidah? Apa separah itu?" Tanya Deva bingung.

"Itu pahit banget!!" Seru Chloe di belakang.

"Banget?"

"Banget-banget!" Seru Rose kesal.

"Kau mau mencobanya?" Tanya Edward jail.

"Tidak trimakasih, aku masih normal," kata Deva sambil menjulurkan lidahnya.

"Hei, kau menyakiti hati teman-temanmu loh," kata Rafa yang keluar dengan baju profesornya.

Deva hanya terkekeh kecil.

"Ada yang mau?" Tanya Aoi sambil menyodorkan biskuit yang dibawanya.

Teman-teman Deva dan Devis langsung mengambilnya satu-satu.

"Tring tring, ada kiriman pocky dari authornya."

Deva langsung mengecek tabnya karena suara keluar dari sana. Terlihat seorang gadis sedang melambai-lambai dengan jaket yang kepanjangan untuk tangannya, rambutnya diikat setengah di samping dan setengah poninya juga ikut terikat.

Adventure In Magic World Book 2Where stories live. Discover now