-Empat-

39 5 0
                                    

Caline POV

Hubunganku dengan Jeremy semakin hari semakin baik. Kami sudah seperti teman akrab.

Tetapi, yang membuatku bingung adalah, setiap aku mengobrol dengan Jeremy, orang-orang melihatku dengan tatapan ngeri. Entah mengapa.

"Caline."

"Hm?"

"Kau kenapa sih, melamun terus?"

"Tidak. Tidak apa."

"Oh, ayolah. I know you. You never like this before. Tell me, Cal."

"Oh, okay-okay. I'll tell you."

"Kau tahu Jeremy, kan?" tanyaku memulai pembicaraan.

"Jeremy? Siapa?"

"Astaga, kau saja tidak tahu. Bagaimana aku akan menceritakannya?"

"Sudah. Cerita saja. Tak peduli aku mengenalnya atau tidak."

"Oke. Jadi, aku pertama kali bertemu Jeremy adalah beberapa hari lalu. Saat itu aku sedang meminum kopi, lalu aku melihat ia sedang berjalan santai di tengah hujan deras. Aku menyipitkan mataku, dan kau tahu? Bajunya sama sekali tidak basah!"

"Tak sengaja aku melihat kilatan dari sakunya. Aku sudah ketakutan setengah mati. Aku berpikir ia membawa benda tajam. Dan aku langsung menghabiskan kopiku, lalu bergegas pergi. Tetapi, saat aku hendak berdiri, ia bertanya dirinya boleh duduk di tempatku tidak. Karena takut, aku langsung mempersilakannya duduk dan langsung pamit. Aku beralasan bahwa aku punya keperluan mendadak."

"Tetapi, ia memaksaku untuk duduk bersamanya dan berbincang sebentar. Aku terus menolaknya, dan ia terus memaksaku. Dan akhirnya, ia menarik tanganku untuk duduk dan kami berbincang. Saat itulah aku mengenalnya."

"Tapi, setiap aku mengobrol dengannya, orang-orang menatapku dengan tatapan yang menyiratkan ketakutan. Entah mengapa. Aku jadi bingung. Banyak yang bilang bahwa Jeremy itu tidak ada. Tapi, kakak dan mamaku melihat bahkan berkenalan dengannya. Dan saat Jeremy bermain di rumahku, ia tidak memperbolehkanku minum kopi hangat, padahal itu minuman favoritku. Dan aku menurutinya saja. Entah kenapa perasaanku jadi tidak enak," ceritaku panjang lebar.

"Um, Cal. Maaf, tapi aku harus segera pulang," pamit Alicia tiba-tiba.

Bukankah ia tadi yang menyuruhku bercerita? Tetapi, mengapa ia langsung pergi setelah ceritaku selesai?

"Al, kau yang menyuruhku bercerita. Tapi kau -- "

"Ya, aku tahu. Tapi, Ayah membutuhkanku di rumah. Jadi, aku harus -- "

"Hei, Caline. Kau mau pulang sekarang?" tanya Jeremy yang sudah muncul di dalam kelasku.

Kulihat wajah Alicia mendadak pucat. Tubuhnya berkeringat. Ia terdiam menatap Jeremy.

"A-aku benar-benar harus pulang sekarang. Maaf, Cal," pamitnya yang langsung berjalan cepat keluar kelas.

"Ada apa dengannya?" tanya Jeremy. Aku juga bingung dengan kelakuan Alicia yang berubah tiba-tiba. Sepertinya ada yang ia sembunyikan dariku. Tapi apa?

"Ya sudah, ayo pulang," ajakku. Aku mengambil tas punggungku dan berjalan keluar kelas.

Alicia POV

Aku tahu. Aku tahu ada yang salah. Ada yang salah dengan Cal. Kopi itu. Pasti itu kopi hitam. Kopi hitam yang membuat Carl berubah. Kopi hitam yang mengakhiri hidup Carl. Kopi hitam yang -- argh! Mengapa kopi itu kembali lagi?

Jeremy. Ya. Jeremy pasti punya rencana untuk Cal. Ia mendekati Cal dan melarangnya meminum kopi lagi. Tidak. Aku harus mengakhiri ini secepatnya. Sebelum Cal berakhir seperti Carl.

***

Black CoffeeWhere stories live. Discover now