-Tiga-

35 5 0
                                    

Caline POV

"Makasih ya," ucapku seraya turun dari motor Jeremy.

"No problem, Caline."

"Oh ya, banyak orang yang memanggilmu Cal. Apa itu nama panggilanmu?" tanyanya kemudian.

"Uh, itu, panggilan untukku dari orang-orang terdekat. Hanya orang tertentu yang boleh memanggilku seperti itu," jawabku.

"Oh, oke."

"Ya sudah, pulang sana. Lihat, langit sudah mendung," tunjukku ke arah langit.

"Um, kupikir akan lebih menyenangkan bila mampir ke rumahmu sebentar. Boleh, kan?"

"Hhh... Okelah. Ayo, masuk!" ujarku mengiyakan.

"Cal, siapa itu?" tanya Areza, kakakku.

"Ini temanku."

"Halo. Saya Jeremy," ujar Jeremy tersenyum.

"Oh, halo, Jeremy. Senang berkenalan denganmu," jawab Areza hangat.

"Kau duduk saja disini. Aku akan membuatkan minum untukmu," kataku lalu pergi ke dapur.

***

Tiga jam lebih Jeremy berada di rumahku. Hujan sudah turun sejak dua jam yang lalu.

"Dingin sekali," desahku.

"Tunggu sebentar, ya. Aku akan buat kopi hangat dulu," lanjutku hendak berjalan.

"Jangan!"

Aku mengernyit. "Kenapa?"

"Eh, itu, maksudku kalau dingin-dingin jangan minum kopi. Nanti jadinya aneh," sahutnya kikuk. Aku menaikkan satu alisku.

"Yah, mungkin kau ada benarnya. Oke, aku akan buat teh hangat saja."

Jeremy POV

Jika kau mengetahuinya, semua akan berakhir. Dan semua skenario ini akan gagal.

Kita mungkin punya banyak kesamaan, namun pikiran kita tidak sejalan.

Jika kau melakukannya lagi, semua akan hilang, begitupun aku. Dan aku tak mau kau lakukan itu, karena ini sudah hampir berjalan separuhnya.

***

Black CoffeeWhere stories live. Discover now