2 - Dim?

668 56 20
                                    

Burung-burung mulai bernyanyi, sang mentari mulai menampakan sinarnya. Suara bising anak-anak satu vila berhasil membuatku terbangun. Aku mengernyitkan dahiku, kesal dengan mereka yang berhasil membangunkanku dari alam mimpi. Terlihat Angel telah siap dengan baju casual dan celana panjang jeans-nya.

Aku mengusap mataku, "Lo udah siap aja, Ngel. Jam berapa sih sekarang?"

Angel yang tengah bercermin, segera meraih jam tangannya di atas meja, lalu menunjukkan tepat di depan wajahku.

"Baru jam enam lo udah rapi kayak gini? Dasar morning princess emang," gurauku.

"Udah sana siap-siap kita keluar menghirup udara segar pegunungan," katanya sambil melapangkan dadanya dan menghirup serta menghembuskan nafas. Aku hanya tertawa kecil melihatnya.

Bener juga, kita kan lagi di pegunungan, udara pasti sejuk apalagi masih pagi gini.

Akhirnya aku beranjak dari tempat tidurku yang berada di tingkat dua, pergi ke kamar mandi. Dengan pakaian piyama, aku mencuci wajahku dan menyikat gigi, lalu kembali lagi ke kamar. Tanpa berganti baju, aku melapisinya dengan jaket tebal, karena aku tahu pasti dingin sekali.

Setelah siap mengenakan jaket tebal dan topi merahku, aku melangkahkan kakiku keluar dari vila, menyusul Angel yang telah terlebih dahulu keluar. Aku memasukkan kedua tanganku ke dalam saku jaket, dan memasang topi atau kerudung jaket agar tidak kedinginan.

Angel tadi berpesan untuk menemuinya di gazebo, tempat kemarin malam kita menghabiskan waktu berdua. Tanpa susah payah mencari, aku langsung menemukannya.

"Gila! Lo masih pake piyama?" tanya Angel begitu menatapku dari atas ke bawah.

"Gue males mandi, kan dingin." Aku duduk di samping Angel.

Angel mengerutkan dahinya, "Ya tapi gak masih pake piyama juga kali, Ra. Lo gak malu apa? Mana muka lo keliatan habis bangun tidur banget," Angel membuka topiku, "tuh! Rambut lo juga berantakan! Rapi dikit dong Hara sayangku. Kalo gini caranya, kapan lo dapet cowok dah?"

"Hng...," Aku mendengus malas, "bodo amat ah, yang penting gue jadi diri gue sendiri. Toh, ntar kalo ada cowok yang mau jadi suami gue kan bisa tau bare face gue, jadi pas udah nikah gak kaget."

"Gila emang dasar lo, ratu males hahaha...."

Kami berdua tertawa bersama. Tapi, tak berapa lama kemudian, seseorang datang menghentikan tawa kami.

"Sepuluh puluh menit lagi breakfast! Kumpul di tempat makan ya! Mana temen-temen lain kalian?" Aku dan Angel saling menatap sekilas, lalu sama-sama mengangkat kedua bahu kami sambil menggelengkan kepala.

Setelah itu ia meninggalkan kami berdua. Aku dan Angel memutuskan untuk langsung saja ke tempat makan, agar bisa makan duluan sebelum ramai.

Kami berdua menyusuri meja tempat diletakkannya lauk pauk untuk makan pagi hari ini. Aku menaikan alisku, melihat menu yang tersedia ada nasi goreng, bakmi dengan banyak sayur di dalamnya, kangkung, dan telur omelet. Sedangkan untuk minumnya, ada teh dan air mineral. Aku langsung mengambil nasi goreng, bakmi dengan sedikit sayur, dan telur omelet. Tidak lupa aku mengambil teh. Setelah selesai mengambil makanan, aku menuju ke meja kosong lebih dulu.

"Gila! Makan lo udah kayak kuli bangunan!" seru Angel begitu sampai di meja makan tempatku menunggunya.

Aku melihat ke piring Angel. Ia hanya mengambil bakmi dengan banyak sayur, kangkung, dan minumnya air mineral. Pantas saja tubuhnya bak model.

"Ya kan gue bukan princess yang harus jaga bentuk tubuh," sindirku sambil sedikit tertawa, "lagian nih ya, jarang-jarang gue bisa makan enak kayak gini." Angel hanya tersenyum pasrah.

Under The SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang