That Girl Can Dance

2.9K 184 11
                                    

Ingin melampiaskan amarahnya, tetapi apa yang bisa ia perbuat. Ingin berteriak, tetapi apa gunanya. Audrie mengambil nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Ia berusaha tetap tenang di depan Tyler walau sebenarnya ia ingin sekali meninju wajah orang bertubuh tinggi di hadapannya itu.

"Ada apa Audrie?" Tyler tersenyum seraya mengangkat alis. "Kau ingin pergi dari sini?" tanyanya. "Sayang sekali kau tidak bisa."

Audrie ingin tahu apa maksud Tyler namun pertanyaannya terjawab saat sesosok suara yang ia kenali terdengar dari kejauhan memanggil namanya. "Audrie!!" seru sesosok suara tersebut. Begitu menoleh Audrie mendapati Alison tersenyum ke arahnya. Audrie ingin membalas senyum itu namun sayangnya hatinya mencelos hingga ia tidak bisa memasang seulas senyum. Bila Alison telah melihatnya, tidak ada lagi kesempatan baginya untuk kabur.

Begitu Alison terlihat berjalan ke arah mereka, Audrie hanya bisa pasrah dan memberengut dalam hati. Ia bertekad bahwa dirinya akan membalas Tyler setara dengan apa yang telah diperbuatnya. Bahkan jika perlu ia akan membalasnya berkali-kali lipat.

"Hai Audrie, kupikir kau tidak akan datang." ucap Alison sambil memaparkan senyumnya yang khas. Tyler tertawa pelan dan hal itu membuat Audrie melotot ke arah laki-laki itu. Audrie semakin tidak stabil karena ia jadi ingin sekali menghabisi wajah yang mirip dengan aktor kesukaannya tersebut. Untunglah Tyler tidak membeberkan rencana awalnya untuk kabur dan karena alasan itulah Audrie menahan diri.

"Hai Tyler." sapa Alison seakan baru menyadari keberadaan Tyler di ruangan ini. "Ada apa kau kemari? Kau ingin melihatku latihan?"

"Ya." jawab Tyler. "Memangnya untuk apa lagi aku kesini?"

Mendengar itu Audrie mengerlingkan mata secara otomatis. "Andai saja kau tahu niat Tyler kemari, Alison." ucapnya dalam hati.

Alison terlihat senang dengan jawaban Tyler tersebut, hal itu terlihat jelas dari senyuman Alison yang semakin tertera jelas di wajahnya. Melihat Alison dengan ekspresi seperti itu membuat Audrie merasa kurang percaya diri karena saat Alison tersenyum seperti itu, dia terlihat benar-benar cantik.

"Cepat ganti bajumu, Drie. Kita akan mulai seleksi sepuluh menit lagi." kata Alison menoleh ke arah Audrie. Mata Audrie menyapu seluruh ruangan dan mendapati nyaris seluruh perempuan yang ada di dalam ruang olahraga itu menganakan celana pendek dan kaos. Ia menatap Alison dan berkata, "Aku tidak membawa baju ganti."

"Hah kau ini. Untung aku selalu membawa baju cadangan. Ayo kuantar ke ruang ganti. Berterimakasihlah padaku karena kali ini aku menyelamatkanmu. Bila tidak ada aku, kau tidak bisa ikut seleksi hari ini." kata Alison sambil mendahuluinya berjalan ke pintu yang ada di ujung ruangan. Audrie menggerang karena sejujurnya ia tidak butuh baju cadangan, sebab dirinya memang tidak berniat mengikuti cheers try out ini.

Baru beberapa langkah Audrie berjalan menysul Alison, suara Tyler menghentikan langkahnya. "Goodluck." ujar laki-laki itu. Audrie menoleh dan mendapati Tyler menyeringai. "Semoga berhasil dengan ketinggian." katanya dengan nada mengejek. "Aku tidak sabar melihatmu mempermalukan dirimu sendiri."

Perkataan Tyler itu membuat Audrie seakan tersulut. Ia memang memiliki kelemahan. Kelemahannya adalah ketinggian, namun ia tidak suka bila kelemahan yang ia punyai itu menjadikan dirinya dianggap sebagai orang yang lemah. Ia memincing dan menatap tajam ke arah laki-laki itu. "Setidaknya aku memiliki keahlian lain." ucapnya.

"Benarkah? Apa yang bisa dilakukan seorang nerd sepertimu selain membaca?"

"Oh tentu saja banyak. Diamlah dan perhatikan."

*****

"Semoga berhasil dengan ketinggian. Aku tidak sabar melihatmu mempermalukan dirimu sendiri."

High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang