Bagian 6 (ini gila...)

11.9K 605 5
                                    

Aron Albern

Aku masih tak menyangka seorang artis yang namanya tengah berbinar mencariku dan hanya beralaskan ingin berterima kasih telah menolongnya. Bahkan ia mengajakku untuk makan malam? Sungguh ini aneh. Bukan hanya kali ini ada wanita yang begitu agresif mendekatiku. Jadi, apakah benar wanita yang ada di mobilku ini tengah tergila-gila padaku?.

"Bagaimana dengan tawaranku?" Ucapnya memecahkan keheningan. Aku hanya meliriknya dari kaca dan kembali fokus pada jalanan.

"Dasar pria aneh!" Celotehnya sekali lagi. Tiba-tiba aku memiliki ide konyol yang belum pernah kulakukan. Aku memberhentikan mobil di jalanan yang terlihat sangat sepi. Tak ada satu orangpun di sana. Kupinggirkan mobilku, dan aku mematikan mesinnya, keluar dari mobil dan dengan baik hati membukakan pintu untuk sang putri yang duduk di bangku penumpang.

Jeslyn memandangiku dengan tatapan heran, ya kau memang harus heran dengan segala sikapku nona. Jeslyn terus bertanya-tanya, namun tak satupun pertanyaanya kujawab. Aku mendekatinya dan terus mendekati tubuh sexy nya. "Kau sedang tak ingin memperkosaku kan?" Pertanyaan murahan itu keluar dari bibir ranum wanita yang terus melangkahkan kakinya kebelakang. "Jangan gila Aron! Aku masih perawan!" Ucapnya sedikit memekik. Aku tak memperdulikan celotehnya. Aku mendekati wajahnya, dan semakin dekat hingga membuat wanita itu memejamkan mata, berharap aku mendaratkan kecupan di bibir sexynya. Hah! Selamat bermimpi Nona.

Dengan licik aku masuk ke dalam mobil dan melajukannya dengan kecepatan tinggi. Kulirik wanita itu berteriak dan melambaikan tangannya. Aku menggelengkan kepala, dan bersorak karena telah berhasil mengerjai artis sexy itu. Kau salah orang nona. Aku sama sekali tak tertarik pada wanita dengan polesan makeup berlebihan sepertimu.

Mobilku terus melaju dan kini aku mengurangi kecepatan mobilku. Tiba-tiba sebuah ringtone handphone berbunyi dan bersumber dari bangku penumpang. Oh shit! Itu handphone wanita itu. Aku sedikit terdiam, memikirkan betapa kejamnya aku meninggalkan wanita manja itu di pinggir jalan yang sangat sepi. Bahkan ia melupakan tasnya.

Tanpa berfikir panjang, kubelokkan arah mobilku dan kembali menjumpai Jeslyn yang kuyakini masih berada di tempat yang sama. Ya, aku berharap ia tak mengalami masalah. Karena yang kutahu dia adalah artis yang mempunyai segudang masalah. "Merepotkan saja!" Gerutuku kesal.

Kulihat seorang wanita tengah berbincang-bincang dengan seorang pria tampan di pinggir jalan. Aku memicingkan mata, kuyakini bahwa wanita itu adalah Jeslyn.

Secepat kilat kuhampiri mereka. "Oh, kembali juga rupanya kau!" Celoteh Jeslyn begitu kesal.

"Tak seharusnya kau meninggalkan wanita di pinggir jalan seperti ini, Bung," sahut seorang pria tampan itu yang sama sekali tak kukenal.

"Bukan urusanmu," gumamku dingin. Aku menarik tangan Jeslyn dan mengajaknya masuk ke dalam mobil.

"Hei! Lepaskan!" teriak Jeslyn. "Kau mau apa, Mr.Albern." Wanita di genggamanku terus meronta.

"Aku akan mengantarkanmu pulang," jawabku singkat.

"Aku tak mau! Lepaskan!" Aku tak menggubris ucapannya dan terus memaksanya masuk ke dalam mobil.

"Jangan paksa dia, Hei!" Teriak pria itu. Pria itu menghampiri kami dan berusaha menarik lengan Jeslyn.

"Dia pergi bersamaku!" Ketusku tak senang.

"Tapi kau meninggalkanku." Kini mataku menatap kearah Jeslyn sekilas dan kembali menatap pria asing itu.

"Jessy, kau pulang bersamaku," ajak pria asing itu pada Jeslyn. Ketika pria itu menarik tangan Jeslyn, dengan cepat aku menarik tangan sebelahnya.

"Tidak bisa. Kau harus pulang bersamaku," gumamku pelan.

"Bersamaku Jessy," pria itu kembali menarik.

"Bersamaku!"

"Jessy bersamaku!" Oke! Ini tak akan pernah berakhir dan akan membuat wanita malang itu kesakitan karena diperebutkan pria dengan cara tarik menarik. Aku melepaskan genggamanku dan mengangkat bahu memberi izin pria itu membawa pergi Jeslyn. Lagipula, aku yakin pria itu telah mengenal Jeslyn.

"Kau tak ingin menarik tanganku lagi?" gumam Jeslyn begitu bodoh. Dan itu membuatku dan pria itu tak berkutik. Aku hanya bergeming dan mengangkat bahu. Jeslyn melangkahkan kaki dan menuju mobil pria asing tersebut.

"Jika kau pulang bersamaku, aku janji akan menuruti kemauanmu," tawarku pada Jeslyn. Wanita itu dengan senyum sumringahnya membalikan badannya dan menatapku.

"Kau serius?" Pekik Jeslyn girang.

"Tak ada pengulangan kalimat," ucapku yang kini hendak masuk kedalam mobil.

"Jack, aku rasa kau harus pulang sendiri, bye," Jeslyn dengan cepat menguntitku dan masuk kedalam mobil.

"Hei, apa yang kau lakukan!" Bentakku saat mengetahui bahwa Jeslyn duduk di bangku belakang. "Kau fikir aku supirmu, di depan!" Bentakku sekali lagi. Dengan tetap bersikap kegembiraannya, Jeslyn keluar dari mobil dan berpindah ke bangku sebelahku.

***

Aku memarkirkan mobilku dan berencana mengajak Jeslyn ke apartemen. "Di mana ini?" tanya Jeslyn kebingungan.

"Ini apartemenku. Kau tak mungkin pulang dengan kondisi seperti ini. Aku tak ingin di sangka mencabuli artis sepertimu," gumamku. Dengan masih tersenyun kekanak-kanakan Jeslyn mengikutiku dari belakang.

"Soal ucapanmu tadi--"

"Kita bahas nanti saja," potongku begitu dingin membuat wanita itu mengerucutkan bibirnya. Aku memalingkan pandanganku darinya dan tersenyum tipis.

Sesampainyanya di apartemen, aku mempersilahkan ia masuk. "Kau bisa gunakan kamar mandi yang ada di kamarku. Akan kupinta Bibi Tere untuk mempersiapkan baju dan makanan untukmu," ucapku tanpa ekspresi. Aku meninggalkan dia yang mematung di depan pintu kamarku, memberikan sedikit privasy untuk dirinya. "Ini handuknya, Nona." Bibi Tere menghampirinya dan menyerahkan sebuah handuk bewarna putih. Jeslyn meraihnya dan segera masuk kekamarku. "Jeslyn Afton?" Bisik Bibi Tere padaku. Aku hanya mengangkat pundakku dan melenggak ke dapur. "Bagaimana bisa kau bersamanya, Tuan?" tanya Bibi Tere mengintrogasi.

"Ceritanya panjang, dan aku tak tertarik untuk menceritakannya," gurauku yang di sambut dengan cibiran Bibi Tere.

**********************************
Maafkan jika bagian ini sangat absurd 😂😂 ini muncul dari ide tengah malamku. Yuk voment biar semangat updatenya 😍

The royal bridal (Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang