15.a

1.8K 110 0
                                    

Raya's POV

"Kenapa kalian bohong sih" ucap gw dengan isakan.

Saat ini gw ada di dalam mobil bersama sodara-sodari gw,termasuk Reva. Kita dah jmput dia tadi.

"Jadi ini alasannya gw gak boleh punya temen cewek" ucap gw lagi. Tapi mereka semua hanya diam

Sialan. Gw ditipu sama keluarga sendiri. Gw kecewa,rasa kecewa saat ini baru sekali gw rasain yaitu sangat-sangat kecewa.

***

"Maafin papa ray" ucap papa dengan memijat pangkal hidungnya.

Setelah sampai di rumah tadi,kita semua langsung menuju ruang keluarga pribadi yg sudah diisi oleh mama dan papa.

"Setelah kalian semua bohongin aku,hanya kata 'maaf' yg aku dapet" jwab gw sambil terisak.

"Kita gak maksud bohngin lo ray" ucap kak Riko lalu mengacak rambutnya frustasi.

"Karna amnesia gak bisa di ingetin dengan masa lalu yg suram. Itu lagi alasan kalian" ucap gw menebak.

"Bukan gitu kak,ki-" ucap Reva terpotong

"Kalo kalian sayang sama saya,seharusnya kalian itu gak hohongin saya" ucap gw dengan nada sedikit tinggi.

"Shit! Fia sialan" ucap Rio -panggialan 'kak' sepertinya sudah tidak cocok- menggebrak meja.

"Apa bedanya lo sama Fia" tnya gw menunjuk Rio.

"Jangan samain gw sama dia" ucap Rio dengan nada tinggi.

"Lo bohongin sodara lo dan dia bohongin sahabatnya" ucap gw sambil tersenyum devil.

"Dia itu bohongin bukan cuma sahabatnya,tapu semua orang" ucap Rio dengan memijat pelipisnya.

"CUKUP" ucap papa menyudahi pertengkaran antara gw dan Rio.

"Kalian ini sodara gak sebaiknya bertengkar seperti ini" ucap mama dengan menangis lalu menutup mulutnya.

"Sodara mana yang bohongin sodaranya sendiri" ucap gw dengan tersenyum devil,lagi.

"Mending lo duduk dulu deh,kita selesein baek-baek" ucap Reva dengan memijat pelipisnya.

"Anterin gw ke makam Celo" ucap gw tanpa membalas ucapan Reva.

Semua hanya saling memandang.

"Oke,gw minta anterin Devan" ucap gw lalu pergi.

"GW ANTER RAY" jerit seseorang yg gw duga itu Riko.

Tapi,tekat gw dah bulet. Gw mau minta anterin Devan.

"Halo ray,kenapa" ucap suara disebrang sana.
"Anterin gw ke makam Celo" ucap gw dengan nada dingin.
"5 menit" ucapnya. Lalu telpon mati.

"Gw anterin ya ray" ucap seseorang stelah menepuk bahu gw.

"Gw sama Devan" ucap gw tanpa repot-repot nengok.

"Selama itu gak berbahaya,oke lo sama Devan" ucapnya lalu melangkah pergi.

Devan's POV

Kenapa harus Celo sih?
Apa cuma Celo yg bisa bikin lo bahagia?
Kenapa harus ngajak gw?
Apa lo gak sadar gw disini mengharapkan lo?

Hanya pertanyaan itu yg terus ada dipikiran gw semenjak Raya nelpon smpai sekarang gw dan Raya ada di dlm mobil. Hening.

"Stop Dev" ucapnya memecahkan keheningan.

Gw pun memarkirkan mobil di dekat penjual bunga.

"Lo mau ikut" tnya nya dengan nada datar.

"Boleh" ucap gw lalu tersenyum miris.

Gw pun mengikuti Raya membeli bunga lalu berjalan ke arah makam Celo.

"Hay" sapanya sambil tersenyum menyapa kuburan yang sudah di keramik berwarna hitam itu.

Mungkin hanya Devan yang bisa buat dia bahagia.

Raya's POV

Mungkin gw akan menceritakan rahasia yang disimpan keluarga gw pada Celo dan gw akan mengenalkan Devan.

"Gw dah tau semuanya,cel" ucap gw lalu menatap nama yang ada dikuburan itu. Celo Nathel Hanafi.

"Gw tau yg bikin kita kecelakaan itu siapa. Orangnya adalah sahabat kita dulu,Fia. Gw dah inget semuanya Dev. Mungkin lo belom tau tentang ini dan gw mau cerita" jeda gw sambil mengahpus air mata yg keluar.

"Fia adalah pacar,oh bukan. Fia adalah mantan Rio. Fia sebenarnya hanya memanfaatkan harta Rio karena dia tau Rio itu keluarga Johnsay. Yang Fia sayang sebenernya itu lo. Tapi,sayangnya lo itu ke gw.

Gw sayang lo dan lo sayang gw. Tapi kita sama-sama gak tau itu. Yang tau hanya Fia. Sampai suatu hari,tepat sebelum hari kelulusan kita. Rio tau tentang semua ini,dia hampir gila dan dia mutusin Fia dengan cara kasar. Mungkin,lo inget waktu wajah Fia biru itu karena dia ditampar Rio. Tapi dia bilangnya kejedot pintu.

Keesokannya,saat hari kelulusan. Lo dan gw berencana pulang bareng. Tapi Fia yg saat itu sedang kacau dan dia merasa bahwa semua kebahagiaannya di ambil gw. Mulai dari lo sampai -harta- Rio.

Dia berencana untuk mutusin rem motor lo. Dan ya semuanya itu herhasil. Saat gw dan lo lewat di perempatan lo gak bisa ngerem dan ada truk lewat. Akhirnya,lo nabrak truk itu. Gw kepental dan kebentur pohon. Sedangkan lo,keseret masuk kekolong truk itu. Supir truk itu gak sadar karena yg kita tabrak itu box nya. Lo keseret dan sampailah dekat roda truk itu yg masih berputar. Menurut orang sekitar otak lo sampek keluar dan lo ninggal di tempat.

Saat dapet kabar itu,Fia sempet depresi. Akhirnya,dia dibawa ke Amerika sama bonyok-nya.

Gw koma 2 hari dan saat gw bangun yg gw inget hanya keluarga gw dan lo. Karna kata dokter gw masih bisa nginget orang yg gw sayang. Lo salah satu orng yg gw sayang lebih dari sahabat,waktu itu.

Tapi,sekarang posisi lo dah terganti dengan orang yang ada di smaping gw. Kenalin nama dia Devan Aryanda.

Tap-" ucapan gw yang panjang tadi terpotong.

"Maksudny" Devan yg motong dan mukanya kaget.

"Gw belom selesai" ucap gw lalu medapat cengiran dari gw.

"Tapi kembaran lo belom tau semua ini. Yang dia tau adalah gw dan lo ngobrol di jalan smpek gak sadar kalo ada mobil truk yg lewat. Dan ya,dia nganggep gw bunuh lo....." gw pun menceritakan saat Daffa nembak smpek putus sama gw.

Devan pun mengelus punggung gw.

"Tapi inget satu hal cel. Gw tetep menganggap lo sebagai sahabat terbaik gw. Lo dan gw bakal jadi sahabat selama lama lamanya. Terimakasih lo dah nemenin gw dari kecil sampek sekarang. Gw tau walaupun gw gak bisa liat lo,tapi gw yakin lo bisa ngeliat gw dan selalu ngelindungin gw" ucap gw. Dan gw merasakan udara disini menjadi hangat seperti Celo meluk gw.

"Gw janji sama lo,bakal nyelesein ini semua. Dan gw janji akan memaafkan Fia. Gw yakin kalo lo disini lo bakal minta gw maafin Fia" ucap gw lalu tersenyum.

"Yaudah gw pulang dulu ya. Do'ain yang terbaik buat gw sama Devan" ucap gw lalu melirik Devan dan wajahnya merah.

"Em-eh ayok pulang" ucap Devan dengan wajahnya yang masih merah.

Hati gw lega dan cerita ini semua ke Celo. Gw yakin dia gak tenang disana karna blm tau masalahnya bagaimana.

"Restuin gw sama Raya ya" ucap Devan menaburkan bunga dan membuat pipi gw memanas.
-
-
-
Sorry typo.
Fiuh,akhrinya cerita ini dah mau selesai.

Thanks for readers and big love you:*

Jangan lupakan istilah : kentut aja kalo keluar ninggalin bau masa lo enggak.
Jngan lupa tinggalkan jejak :)

Ohya,itu pas Celo kecelakaan itu diambil dari kisah nyata. Baru-baru ini ada kecelakaan yg menurut saksi persis sama Celo.

[1] SecretOnde histórias criam vida. Descubra agora