4

2.6K 132 2
                                    

Kring..kring..

"Balik!" ucap kak Rio datar.

Kenapa sih?

Ah, abis ini Penjas pula. Pelajaran yang teramat gw hindari.

Kalo olahraga sih gw suka. Tapi kalo pelajarannya, gw anti.

Aneh kan? Ya itulah gw.

"Baik anak-anak, minggu lalu kita sudah mempelajari cara lompat jauh dengan gaya melayang. Maka, untuk petemuan saat ini saya akan mengambil nilai praktek kalian," nah itu yg gw malesin. Kenapa harus make cara yg SNI sih,aturan kan sesuka kita yg penting bisa.

"Oh ya, untuk kamu anak baru jangan khawatir. Saya akan memberikan kalian latihan selama satu jam karena ada kepentingan." ucap Pak Agus, sang guru olahraga.

"Baik pak." jawab kami semua, kompak.

Setelah anak cowok mencoba dan enyah untuk bermain basket. Kami para cewek mulai mencoba.

Tiba saatnya gilarang gw. Katanya harus lari sekenceng mungkin.

Oke, gw lari sekenceng mungkin dengan dua stengah langkah di udara. Tapi sayangnya gw gak bisa mengerem.

Brukk

Shit! Gw ngesot di papingan.

Untung gak ada anak cowok. Tapi bukannya nolongin, temn-tmen gw malah ketawa. Karena gw nahan malu, alhasil gw pun ikut ketawa dan ngeliat tangan gw yang kerasa perih. Dan anjir banyak darah.

"Sini gw bantu." ucap anak cewek -tenyata Fia- mengulurkan tangannya.

Dan gw pun menggenggam tangannya.

"Thanks." ucap gw.

"Nes, fik anterin ke UKS yok" ucap gw mengajak Agnes Pramestia dan Fika Faradilla Santoso. Mereka adalah anggota PMR yang bertugas di PP (Pertolongan Pertama) jadi gw yakin mereka lihai dalam hal ini.

"Yok, tapi sebelumnya lo cuci tangan lo dulu" ucap Fika.

Gw sering nanganin dan ngasih tau orang beginian. Tpi gw gak pernah ngelakuin. Dan yang gw liat muka orang waktu nyuci lukanya itu meringis.

"Tahan Ray, biar gak infeksi" ucap Agnes seakan bisa ngerasain yg gw rasin.

Shit! Ini rasanya perih, linu, sakit, asem, pait, asin. Eh.

"Ray lo kenapa?" ucap Devan dengan wajah khawatir.

"Ha? Oh ini. Cuma ngesot doang tadi." ucap gw santai biar Devan gak khawatir.

Devan orangnya terlalu lebay,,apalagi menyangkut tentang gw. Mungkin dia terlalu mendalami peran jadi sahabat gw,,mwhehe.

***

Setelah selesai pelajaran Penjaskes yang sangat gw hindari itu. Dan parahnya ada luka yang bertengger di telapak tangan gw yg indah ini. Duh.

Gw duduk seperti biasa, dengan Devan.

Kok kayaknya ada yg nyolek bahu gw. Tapi, gw liat Devan lagi kipasan pake bukunya. Ah, anak itu pasti mau jailin gw lagi. Udah ketebak lo mah.

"Apaan lo nyolek-nyolek gw?" ucap gw sinis ke Devan.

"Ha. Duh kayaknya gara-gara lo ngesot tadi tingkat kepedean lo bertambah deh." ucap Devan sewot.

"Ye udah lah ngaku aja gak usah sewot." ucap gw menaik turunkan alis.

"Sorry,tadi gw yg nyenggol lo." ucap siapa tadi nama nya. Oiya Fia.

"Fia,lo?" ucapnya mengulurkan tangan sambil tersenyum manis.

Lagi-lagi gw de javu.

"Gw Raya." ucap gw membalas uluran tangannya.

"Pst, lo inget kan kata si kembar -kak Rio dan kak Riko-?" ucap Devan berbisik.

"Iya elah gw inget." ucap gw ikut berbisik.

"Dan sekarang lo?" ucap Devan sambil melirik tangan gw dan Fia yang masih menggenggam satu sama lain.

"Tadi si kembar belom minum obat, jadi rada esmosian." ucap gw cengengesan.

"Emosi bego!" ucap Devan sewot.

"Ehem." deheman seseorang membuat bisik-bisikan gw dan Devan berakhir.

Gw dan Devan hanya nyengir kuda.

"Dan lo?" ucap Fia melirik Devan

"Ehem. Tes. Uhuk. Hacim. Ciuh" ucap Devan lebay. Dih.

"Lebay lo!" ucap gw mendong bahu Devan dan ia hanya cengengesan.

Fia menaikan seblah alisnya.

"Nama gw Devan Aryanda. Bisa di panggil dengan Devan. Gw satu-satunya sahabat Raya Nathlie yang ada di SkyHigh. Status gw saat ini jomblo kok, hehe." ucap Devan panjang kali lebar kali tinggi alias A-L-A-Y.

"Maapin temen gw ya Fi,dia orangnya suka lupa minum obat." ucap gw terkekeh.

"Sialan lo!" ucap Devan menoyor kepala gw.

"Kepala gw dipitrahin oy!" ucap gw smabil mengelus keplaa gw yang menjadi sasaran empuk tangan Devan.

"Em, gw bingung nih mau ikut eskul apa. Saranin dong." ucap Fia.

Keliatannya anaknya asik. Sabodo ah apa kata si kembar.

"Kalo gw sih ikut PMR, Devan mah fotografi." ucap gw.

"Ternyata cita-cita lo masih dokter ya?" ucap Fia.

Loh? Tauh dari mana dia?

"Lo tau darimana?" ucap gw menaikan alis sebelah.

"Eh-em-itu," ucapnya gugup "oh ya, gw nebak aja, hehe" ucapnya lagi dengan cengengesan.

Gw dan Devan hanya ber-oh-ria

Dan gak lama bu Dwi selaku wali kelas gw dateng.

"Anak-anak ibu, hari ini membawa pengumuman. Ibu akan membagi kalian menjadi 3 kelompok. Kelompok ini adalah kelompok belajar. Kelompok belajar ini bertujuan untuk mempermudah kalian blablabla."

"Milih sendiri atau undian bu?" ucap Wulan Astriyani,biasa di panggil Wulan.

"Ibu yang milih." ucap bu Dwi.

"Baik kelompok pertama,Agnes, Devan,  Dewi, Fia, Fika, Raya, dan Wulan." ucap bu Dwi dan seketika kelas ramai.

"Anjir woy Devan menang banyak!!" ucap Giya,si cowok mesum.

"Mantap Dev!" ucap Doni.

"Tukeran yok Dev." ucap Rian

"Anjir lorang!" ucap Devan.

"Sudah-sudah, ibu akan membacakan kelompok selanjutnya blablabla"
-
-
-
Sorry typo.
Thanks for readers and big love you :*

Maaf kalo ceritanya gaje.

Part ini untuk penyambung part selanjutnya :)

[1] SecretWhere stories live. Discover now