Come Home!!

Mulai dari awal
                                    

Malam hari di rumah Sandy.
"Van, kamu gak mau pulang?" Tanya Jesse yang sedang menonton tv langsung menatap Vannesh. "Ohya. Sampai lupa waktu. Aku pulang dulu ya" kata Vannesh seakan tau waktu yang dimaksud Jesse. "Kamu mau kemana?" Tanya Sandy yang sudah kembali ke ruang tamu dan duduk di sofa."Mau pulang lah. Jadi mau kemana? Uda malam tau" balas Vannesh jengkel. "Oh pulang. Yauda aku anterin aja" kata Sandy setelah bangkit dari sofa. "Ah elah. Gak usah. Biar aku aja" kata Jesse yang juga bangkit dari sofa. "Oh yaudah deh" kata Sandy dan duduk kembali ke sofa.
"Makasih ya Jesse" kata Vannesh dengan tulus, "Iya gpp kali bu. Eh.. Maksudku Vannesh" kata Jesse dengan gugup karna gak biasanya dia panggil Vannesh dengan sebutan Vannesh. Vannesh pun kembali pada lamunannya. Setelah sampai dirumah Vannesh pun masuk dan meninggalkan Jesse diluar dengan mobil. Jesse pun meninggalkan Vannesh dan pulang kerumah Sandy.

Keesokan harinya...

Sandy pov's

"Kakakku yang paling cantikkkk. Bangun dong" panggil Selva dengan lembut. Aku memang sudah bangun dari jam 6 pagi tapi aku masih males malesan. "Kakakkkk!!!" Teriak Selva yang frustasi. Aku ketawa dalam hati. Aduuu... Adikku yang satu ini bikin gemesssss. Aku pun bangun karna sudah tak tahan dengan wajahnya yang manis itu. "Hahaha.." tawaku lepas, "ishh.. kakak ngerjain aku y?" Tanya Selva memukul lenganku. "Hahah. Maaf Sel" kataku karna tak tahan dengan wajah kesalnya. "Udah deh kak. Mandi sana" kata Selva dengan kesal, "iya adikku yang manis" balasku sambil memencet hidungnya dan dia menjerit. Hahaha lucunya adikku ini. Selesai mandi aku langsung menuju ke ruang makan disana sudah terdapat bi Inah, Selva, dan Jesse. Ternyata mereka menungguku, aku pun langsung duduk di tempat biasa. Bi Inah ini sudah kuanggap seperti keluarga jadi kalo mau makan pagi, sore ataupun malam dia tetep akan duduk bersama kita maksudku Selva dan aku. Dia seperti ibu buat Selva dan aku. Aku sangat menyayanginya. "Kak habis ini anterin Selva ke sekolah ya" kata Selva setelah siap makan pagi. "Iya, kamu udah siap??" Tanyaku pada Selva dan Selva pun mengangguk, "Lah.. Gak nungguin aku?" Tanya Jesse dan aku memang lupa padanya. Aku dan Selva menunggu Jesse yang masih makan dengan sok imutnya itu

Setelah selesai mengantar Selva ke sekolah aku dan Jesse langsung berangkat kerja. Aku memasuki ruangan kerjaku yang bersebrangan dengan ruangan kerja boss atau bisa dibilang ruangan kerja Vannesh. Kulihat ruangan kerjanya yang terlapisi kaca yang transparant. Belum datang y? Tanya pada hatiku. Deg. Perasaanku seakan mau copot karna aku mendengar suara kaki Vannesh. Aku pun langsung mengambil beberapa berkas yang berantakan tapi mataku beralih ke arahnya. Vannesh seakan tau aku melihatnya dan dia tersenyum padaku. Aku pun langsung mengalihkan pandanganku karna sudah ketahuan. Aduuuu malunya.

Vannesh pov's

Kringggg!!!! Kringgg!!! Alarmku berbunyi tepat di sebelah telingaku. "Arghhh!!!" Teriakku sambil melihat jam. Ternyata sudah jam 7.30. Sial aku terlambat. Aku segera masuk ke kamar mandi untuk mandi. Dan aku mengambil kunci mobil tapi aku lupa aku taruh dimana? Aku mencari sampai aku ngos ngosan. Ah akhirnya ketemu. Karena semalam pulang malam dari rumah Sandy, aku jadi lupa waktu sekarang. Aduuuu mana jalanan macet lagi. Aku mengklakson mobil depan yang mengapa berhenti harus di jam yang sangat padat ini? Aku terus melihat jam dan sudah menunjukkan 8.01. Sial bener bener terlambat aku ini.

Setelah sampai di kantor aku langsung membenahi diri di kamar mandi. Gak mungkin kan kalo aku ke kantor dengan keadaan berantakan begini. Mana aku gak sempat sisir lagi, rambut udah kayak jamur yang berdiri diri. Setelah selesai aku pun berjalan santai ke arah lift karna harus memberikan contoh yang baik pada bawahan. Kemudian aku berjalan menuju ke ruanganku. Sesampai di dalam aku lemes dan aku merasa aneh seperti ada yang menatapku. Aku melihat keluar dan ternyata iya. Sandy sedang menatapku dan aku tersenyum melihatnya. Dia sepertinya salah tingkah dan itu membuatku tersenyum.

-------------------------------------------------------------

"Permisi bu, sebentar lagi akan ada meeting" kata sekretaris Vannesh dan Vannesh hanya mengangguk tanda iya. Meeting bersama dengan Mr. Felix. Kalian masih ingat kan dengan Mr. Felix. Dia ternyata masih muda dikirakan umurnya baru 25 tahun. Haha masih muda ya Mr. Felix itu. Okeii back to the topic.

"Oke Mr. Felix, saya menerima tawaran anda untuk bekerja sama dengan perusahaan kami" kata Vannesh sambil berjabat tangan dengannya. Vannesh berjalan meninggalkan ruangan meeting tersebut diikuti oleh Felix. "Mr? Ngapain mister ikut saya?" Tanya Vannesh dengan bingung, "Ada waktu?" Tanya Felix pada Vannesh dan Vannesh hanya mengangguk. "Em... Mister mau ngomong apa?" Tanya Vannesh pada Mr. Felix. "Em.. Van kalo lagi di luar kantor panggil aku Felix aja dan aku juga gak suka dipanggil mister. Terlalu aneh" kata Felix pada Vannesh, "oh maaf mis.. eh.. maksudku Felix" kata Vannesh yang masih terasa aneh jika memanggil Felix dengan Felix saja. Saat Vannesh dan Felix sedang berbicara serius Sandy tanpa sengaja melihat Vannesh dan Felix sedang berduaan.

Sandy pov's

"Apa meetingnya uda selesai?" Tanyaku pada diri sendiri, aku berjalan menuju ruangan meeting dan ternyata sudah kosong. Aku pun mencari Vannesh entah kenapa aku sangat khawatir padanya. Tanpa kusadari ternyata kakiku membawaku ke taman belakang kantor. Disana kulihat Vannesh dan Sandy sedang duduk berdua. Ah.. Hatiku sakit. Kenapa denganku? Apa aku menyukainya? Vannesh seakan tau aku menatapnya. Dia langsung melihatku dengan aneh. Aku pun berjalan kembali duduk di ruanganku. "Hoii!!" Panggil Jesse, "hm?" Balasku karna aku sedang gak mood buat bicara. "Kenapa loe? Kesambet?" Tanya Jesse yang sedang membuat lelucon tapi menurutku itu gak lucu. "Eh.. Aku gak ikut loe pulang ya" kata Jesse dan aku hanya membalasnya dengan acuh.

Pukul 5 sore

Sudah waktunya pulang. Yess!! Aku bisa bermanja diri di tempat tidur dan tidur dengan tenang. Aku pun berjalan menuju parkiran dan kulihat mobil Vannesh masih ada disitu. Apa dia belum pulang?? Tanya batinku. Ah.. Ngapain peduli dengannya. Dia kan bukan bukan siapa aku. Huhhh... Aku pun masuk ke dalam mobil dan menstater mobil tersebut dan ternyata gak bisa. Aduuuu mobil tercintaku kenapa harus gini baru mogok? Sewaktu aku mengumpat di hati ternyata Vannesh datang sambil mendatangiku. Aku pun menghiraukannya. Kenapa aku menghiraukannya? Tanyaku sendiri. Dia mengetok kaca mobilku. "Belum pulang?" Tanyanya dengan heran, "belum. Mobilnya mogok jadi gak bisa pulang" kataku dengan kesal. "Yauda bareng aku aja" katanya dengan tersenyum. Deg. Perasaanku mulai bergejolak. "Gak usah. Aku bisa pulang pake angkot" kata angkot disini tuh angkutan umum. Kalo ditempat lain aku sih gak tau ya. Hehhee. "Udah gak papa. Lagipula kan ini udah sore" kata Vannesh dengan paksa. Aku pun menghela nafas dan keluar dari mobil. "Ini kuncinya" katanya sambil memberikan kunci mobilnya, "Lah.." belum selesai aku ngomong dia memotong, "aku lelah. Jadi kalo kamu yang nyetir gak papa kan?" katanya menuju mobilnya. Kubukakan pintu penumpang dan dia pun masuk. Aku mengendarai mobil ke rumahku karna memang aku gak tau alamat rumahnya dimana. Ternyata dia tertidur, kulihat wajahnya yang manis dan perlahan lahan kudekatkan wajahku padanya. Dan tiba tiba dia membuka matanya!!

Apa yang terjadi setelah ini? Hahaa. Lanjut bacanya aja. Maaf kalo cerinta ngelantur. Hahaa. Silahkan menikmati. Jangan lupa kasi komentar. Okei? Salam cinta.

Do I Fall In Love With Her? (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang