Bad Dream

6.4K 378 5
                                    

Sandy Pov's
Aku membawa Vannesh kembali ke dalam kamar sambil menggendongnya. Untungnya dia gak seberat yang aku kira. Aku baringkan dia ke tempat tidur dan menyelimutinya. Kenapa dia menangis? Tanyaku heran. Apa dia mimpi buruk? Kuusap kepalanya persis seperti Selva yang gak bisa tidur. Kuusap dan akhirnya aku tertidur dengan sendirinya.

Pagi hari..
Wahhh... matahari langsung mengerjap mataku dan itu membuatku pedih. Kulihat tubuhku diselimuti dan melihat Vannesh sudah gak ada di ranjang. Apa dia uda bangun? Aku mendengar suara air di dalam kamar mandi. Mungkin dia sedang mandi, pikirku. Aku segera mengambil telpon dan menelpon Jesse. Tuuttt... panggilan pertama, tuuttt... panggilan kedua. Ishhh apa dia belum bangun? "Halo" suara Jesse yang baru bangun, "Gila lo? Baru bangun? Adikku gimana?" Tanyaku tanpa memedulikan kantukan dia. "Ya elahhh... Astaga.. Dia udah ke sekolah. Tadi aku ngantar dia dulu baru balik kerumah. Udah ah, aku mau tidur lagi. Bye" balasnya tanpa membiarkanku bicara. Dia menutup telponnya dan sesaat Vannesh pun selesai dengan acara mandiannya. Dia terlihat begitu fresh padahal semalam dia begitu rapuh. Aku ingin sekali menanyakannya. "Kamu nelpon siapa?" Tanya Vannesh yang sedang sibuk mengelap rambutnya yang basah. "Aku tadi nelpon Jesse" balasku melihat ke arah lain. "Oh yaudah. Mandi gih sana" balasnya dengan cuek. Aku mengambil handuk yang kutaroh di koper dan peralatan lainnya. "Makasih ya buat semalam" kata dia sebelum aku memasuki kamar mandi dan aku hanya membalasnya dengan senyuman. Setelah selesai mandi, aku pun langsung bersiap siap untuk menjalankan meeting pertama yang ada disini.

Di mobil..
"Lama amat si elo?" Tanya Vannesh aneh. Sebelumnya dia gak pernah make kata elo. Tapi sekarang dia make, mungkin dia lagi gak ada mood. "Sorry tadi aku mau beres beres dulu" balasku setenang mungkin. Aku paling gak suka ada cewek ngomong kasar sama aku. Menurut kalian emang gak kasar tapi selama ini aku gak pernah make kata "elo". "Kita mau kemana?" Tanyaku setelah menahan emosi, "Yah.. mau ke kantor la. Nanya lagi" balas dia dengan kesal. Ada apa sih dengannya? Apa aku buat salah? Kenapa baru datang aja uda dimarahi sama dia. Huhh?? Aku langsung melihat hpku yang ternyata ada sms yang masuk dan kulihat ternyata Jesse.

Vannesh pov's

Kulihat jam tangan yang sudah menunjukkan 6 pagi. Aduuu kepalaku sakit y? Kok aku bisa sampe sini? Kulihat Sandy yang tidur di sampingku dengan posisi yang kurang enak menurutku, kuambil selimut untuk menyelimutinya karna aku gak mau dia sakit. Apa mungkin dia yang bawa aku kesini? Tanya batinku. Aku tak ingin berpikir lagi, aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan sekaligus merefreshing diri. Setelah selesai mandi kulihat Sandy yang sedang menelpon seseorang, aku berjalan pelan pelan agar tidak menganggunya. Setelah dia selesai menelpon aku pun bertanya "kamu nelpon siapa?" Tanyaku sambil mengeringkan rambutku yang masih basah. "Aku tadi nelpon Jesse" balas Sandy. "Oh yaudah. Mandi gih sana" balasku dengan cuek karna aku sedikit jealous dia nelpon Jesse. Entah siapa orang itu. Pokoknya aku benci. Kulihat dia mengambil handuk yang akan dipakainya. "Makasi ya buat semalam" kataku sebelum dia memasuki kamar mandi. Setelah aku selesai dan Sandy masih belum sepertinya, aku pun pergi memanaskan mobil terlebih dahulu. Sebelum aku pergi kulihat ada sms yang masuk dan ternyata Jesse yang mengirimnya. Aku mencoba buka hp nya tapi dia memakai pin. Aku kesel lalu aku pergi meninggalkannya.

Setelah sampai di mobil aku melihat Sandy dan itu membuatku semakin marah karna tadi. Aduuu aku kenapa sih? Apa aku jatuh cinta sama dia? Arghh!! Aku pusing!! "Lama amat si elo" kataku dengan cuek dan menurutku itu adalah kata yang tak pantas buat Sandy, "Sorry tadi aku mau beres beres dulu" balasnya dengan selembut mungkin. Maaf San, aku gak bermaksud gitu sama kamu. Aku hanya jealous sama kamu.

Di kantor..

Aku berjalan melewati koridor yang banyak sekali pria pria menatapku dengan nafsu yang terpendam. Mungkin mereka gak pernah lihat cewek cantik kali ya. Aku berjalan cuek pada mereka, ada yang beri salam, ada yang menganga, ada yang menahan nafsu dan banyak sekali. Kulihat Sandy apa yang sedang dilakukannya dan ternyata dia menatap ngeri pada semua pria itu. Kenapa dia menatap mereka seperti itu?

"Baiklah apa kalian setuju dengan presentasi yang saya ajukan?" Tanya seorang pria yang lumayan mapan itu. "Menurut saya ini tidak bagus. Banyak masyarakat akan menolaknya" tolak Mr. Felix. Kalo tak salah kulihat nama pada kartu yang dipakainya. Dia lumayan ganteng tapi aku gak begitu tertarik padanya. "Baiklah. Apa jawaban anda, Vannesh" tanya seseorang yang mempresentasikan dirinya tadi. Kalo gak salah namanya adalah Mr. Jason. "Ehm.. Saya setuju dengan pak Felix. Itu akan merugikan banyak orang" balasku dengan sopan. "Baiklah kalo gitu. Kita akan membatalkan proyek ini" kata dia dengan pasrah. "Kamu capek gak?" Tanyaku pada Sandy setelah keluar dari meeting itu dan Sandy sepertinya terkejut, "ehm.. iya" balasnya singkat dan iru membuatku jengkel. Aku berjalan lurus tanpa menunggunya. "Aku lapar Sandy. Bisa gak kamu itu jalannya cepetan dikit" kataku agak jengkel dan itu membuatnya spontan berjalan seimbang denganku. Aku tersenyum melihat dia yang sangat penurut. Pantas saja adiknya sangat menyayanginya. Haha

Maaf kalo gak nyambung ya. Pusing juga mau buat cerita yang panjang. Hahaa
Kuharap ini sudah panjang.
Thanks for the comment.

Do I Fall In Love With Her? (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang