Chapter 8

699K 26.1K 1.2K
                                    

Diandra Pov

"Lo?" kata Kak Satya.

"Iya, gue," kata Dave.

"Udah lama enggak ketemu, ayo masuk," Kak Satya mengajak Dave masuk.

"Tinggalin aja gue," kata gue lalu mengikuti dua manusia yang sudah duduk di ruang tamu sambil ketawa-ketiwi kayak kuntilanak nyatol di pohon toge.

"Kak, gue ke dalam dulu ya," kata gue lalu pergi ke kamar.

Gue masuk ke kamar, mengambil baju kaos dan celana pendek lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa menit, gue selesai dengan ritual gue, lalu turun ke bawah menghampiri dua makhluk yang kayaknya hidup.

"Masih di sini aja lo? Temen lo mana?" tanya gue sinis.

"Sinis amat neng," goda Kak Satya.

"Apaan dah? Kok lo bisa akrab banget sama tu curut?" tanya gue.

"Dia itu sahabat gue waktu masih kecil," jelas Kak Satya.

"Oh," gue mengangguk, "kemana tu orang?"

"Ganti baju di kamar gue, panggilin gih," suruh Kak Satya.

"Hmm ...," gue pergi menuju kamar Kak Satya.

"Dave dipanggil Kak Satya," gue mengetuk pintu kamar Kak Satya.

Setelah lama menunggu dan tidak ada balasan apapun. Gue pun membuka pintu. Astaga! Mata gue enggak suci lagi! Gue lihat enam spongebob di perutnya Dave.

"Lo dipanggil Kak Satya," kata gue sambil berbalik badan.

"Cielah, bilang aja mau ngintip," goda Dave yang membuat gue pingin lempar dia ke kutub utara.

"Gue, ngintip lo? Najis," gue langsung ninggalin curut itu dan turun ke bawah.

"Lama amat lo, kayak banci," ejek Kak Satya.

"Gue kan lagi nyari baju yang muat di badan gue," bela Dave.

"Mau pulang sekarang?" tanya Kak Satya.

"Ya."

"Kenapa enggak dari tadi?" tanya gue.

"Napa sih lo? Sensi amat?" tanya Dave.

"Biasa kalau lagi PMS Rara emang kayak gitu," kata Kak Satya.

"Apaan sih kak?" gue pergi ninggalin mereka. Kesel banget sama mereka, dasar curut!

•••••
Author Pov

Diandra mengambil ponselnya sedari tadi berdering.

"Hallo!"

"Hallo Ra, lo dimana?"

"Di rumahlah."

"Kenapa enggak sekolah?" tanya Kirana.

"Ada masalah sedikit," jawab Diandra.

"Oh, tadi gue ulangan matematika, mana soalnya susah-susah lagi," keluh Kirana.

"Baru sekolah aja udah ulangan, untung gue enggak sekelas sama lo," kata Diandra.

"Iya, gue pusing banget tadi, mana gue enggak belajar gara-gara ulangan mendadak," oceh Kirana.

"Lo nelpon gue untuk ngoceh doang?" tanya Diandra, karena pusing mendengar ocehan sahabatnya itu.

"Iya, oh iya, gue denger-denger lo lagi deket sama cowok ya?" tanya Kirana.

Kakak Kelas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang