Chapter 5

843K 33.2K 1.6K
                                    

Repost chap 5 nih, baca ya!

***

"Aduh.. Aduh eh aduh," latah Bu Inah selaku guru BK.

"Maaf Bu," kata Dave.

"Kamu itu hati-hati dong!" kata Bu Inah.

"Iya Bu, saya pemisi dulu ya," Dave langsung pergi.

"Eh, tunggu dulu. Tu anak ngapain di kamar mandi cewek ya? Berarti dia ngintip dong," setelah sadar Bu Inah pun mengejar Dave.

"Dave! Tunggu kamu!" teriak Bu Inah.

"Ampun Bu," Dave terus berlari, tetapi ia dicegat oleh Bu Asna.

"Mau kemana kamu?" tanya Bu Asna yang berada di depan Dave.

"Mau ... Mau ke sana Bu," jawab Dave.

"Buat ulah apa lagi kamu?" tanya Bu Asna lalu menarik telinga Dave.

"Saya enggak ngapa-ngapain kok Bu. Jangan ditarik dong Bu! Lama-lama telinga saya bisa lebar kalau ibu giniin terus," kata Dave.

"Ini dia akhirnya ketemu," Bu Inah datang sambil ngos-ngosan.

"Kenapa Bu Inah?" tanya Bu Asna.

"Ni anak bikin ulah lagi, dia ngintipin cewek-cewek," lapor Bu Inah.

"Kamu ini! Ibu kan sudah bilang ke kamu jangan ngintipin cewek," kata Bu Asna lalu menarik telinga Dave lebih kencang.

"Ampun Bu, saya enggak ngintip, cuma ngelihat," kata Dave.

"Kamu itu!" kali ini Bu Inah ikut menarik telinga Dave yang satunya.

"Telinga saya yang bagus ini jadi enggak berbentuk gara-gara ibu," kata Dave.

"Biarin, Bu Inah bawa anak ini ke ruang BK, saya males ngurusin dia," kata Bu Asna.

"Saya juga," kata Bu Inah.

"Ya udah kalau enggak ada yang mau ngurusin saya, saya enggak minta kok," kata Dave.

"Kamu itu! Ayo ikut saya ke BK," kata Bu Inah sambil menarik Dave.

Dave mengukuti Bu Inah hingga masuk ke ruang BK. Ia sangatlah bosan dengan ruang ini. Setiap hari pasti ia akan masuk ke ruang ini entah apa yang ia lakukan.

"Apa kamu tidak bosan terus-menerus keluar masuk BK?" kata Bu Inah sambil duduk di kursi.

"Bosenlah Bu," sahut Dave santai.

"Terus kenapa kamu terus ingin masuk BK?" tanya Bu Inah.

"Siapa yang mau masuk? Bukannya tadi ibu yang narik telinga saya sampai ke sini," jawab Dave.

"Maksud saya kenapa kamu suka melanggar peraturan? Dan satu lagi, kenapa nilai ulanganmu juga hancur semua?" tanya Bu Inah.

"Saya enggak ngelanggar peraturan, kan saya cuma ngejahilin temen dan setahu saya di tata tertib sekolah tidak tertuliskan 'dilarang menjahili teman'. Kalau masalah pelajaran saya emang enggak bisa. Kan semua orang punya kekurangan, enggak ada yang sempurna Bu," jelas Dave.

"Ngomong sama kamu bikin pusing," Bu Inah memegang kepalanya.

"Saya juga pusing ngomong sama ibu," jawab Dave santai yang langsung diberi hadiah pukulan di lengannya.

"Ini! Kasih orang tuamu!" Bu Inah memberikan surat yang sudah sering Dave dapatkan setelah masuk BK yaitu surat peringatan.

"Ya udah saya pamit dulu ya Bu. Sampai jumpa besok," kata Dave lalu meninggalkan ruang BK menuju kantin. Sedangkan Bu Inah hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

•••••
Diandra sekarang sedang berada di kantin untuk pertama kaliya karena tadi ia dipaksa oleh Kirana dan ia juga lupa membawa air. Diandra di kantin bersama Kirana dan Luna. Sebenarnya Kirana lah yang mengenalkan Diandra pada Luna. Walaupun pertama kali melihat Luna, ia tidak mau berteman dengan Luna, tetapi setelah mengenal Luna ia mulai membuka diri.

Luna Natasya. Cewek bermuka Bulat dan chubby yang sangat menggemaskan ini ditambah kacamata yang membuatnya sangat imut. Ia memiliki sifat sangat ceria dan humoris.

"Eh, Ra, kok Kak Dave liatin lo terus sih?" tanya Kirana.

"Masa?" tanya Diandra.

"Iya Ra," jawab Luna. Diandra pun berbalik dan melihat Dave yang sedang melambai-lambaikan tangan bermaksud menyuruh Diandra duduk bersamanya.

"Apaan sih tu cowok?" Diandra membalikkan badan.

"Iya, kakak itu kan yang nyium lo?" tanya Luna.

"Hmm ...," jawab Diandra lalu memasukkan bakso ke mulutnya.

"Ekhm ...," suara seseorang berdeham sangat jelas di telinga Diandra ditambah lagi suara teriakan histeris cewek-cewek. Diandra hanya menganggap angin lalu.

"Ra," Kirana menggoyang-goyangkan tangan kanan Diandra.

"Apa--," omongan Diandra terpotong saat melihat Dave di sampingnya.

"Hai!" Diandra tidak menghiraukannya perkataan Dave ia kembali melanjutkan makannya.

"Ikut makan bareng gue yuk!" ajak Dave.

"Enggak!" jawab Diandra.

"Kalau enggak mau, gue gendong nih!" kata Dave.

"Coba aja kalau bisa!" tantang Diandra.

Tidak sampai satu menit Diandra telah berada di tangan Dave membuat teriakan histeris para kaum hawa terdengar. Dave menggendong Diandra ala bridal style dengan mudah, karena Diandra sering berolahraga menyebabkan tuBuhnya menjadi ramping.

"Turunin gue monyet!" teriak Diandra lalu memukul-mukul dada bidang milik Dave.

"Nih gue turunin!" Dave menurunkan Diandra di meja yang berisikan dua orang cowok, Ryo dan Bisma.

"Hebat lo Dave," Bisma bertepuk tangan.

"Jangan memuji gue," kata Dave.

"Heh! Urusan lo sama gue!" kata Diandra yang masih tidak terima.

"Urusan apa sih sayang?" tanya Dave.

"Sayang-sayang palalu peyang? Tau ah, enggak guna ngomong sama kakak kelas yang tengil kayak lo!" Saat Diandra ingin pergi, tangannya dicekal oleh Dave, lalu ditarik, membuat Diandra berada di pangkuannya dan suara teriakkan pun kembali terdengar.

"Apaan sih lo! Lepasin!" Diandra meronta-ronta tetapi Bukannya melepas Dave malah memeluk Diandra dari belakang.

"Lo harus makan dulu," Dave mengambil baksonya menggunakan sendoke.

"Enggak!" Diandra masih meronta-ronta.

Dave pun membisikan sesuatu, "kalau lo enggak mau makan, gue pastiin second kiss lo bakal gue ambil juga," ancam Dave yang membuat Diandra membuka mulut.

"Gitu dong," Dave memasukkan bakso ke dalam mulut Diandra, Diandra hanya membawa baksonya ke samping mulutnya. Membuat pipinya kemBung. Dave yang melihat itu hanya bisa menahan tawa.

"Apa lo? Lepasin gue," Diandra menarik dirinya, karena Dave sudah tidak memeluknya, jadi ia dengan mudahnya pergi.

"Besok duduk sama gue lagi ya!" teriak Dave saat Diandra berjalan menuju mejanya bersama para sahabatnya.

Diandra tidak mendengarkan perkataan Dave.

"Cieee ...," goda Kirana saat Diandra telah sampai di mejanya.

"Apaan sih?" tanya Diandra.

"Romantis banget!" kata Luna.

"Romantis dari mana? Itu mah namanya penyiksaan," kata Diandra.

"Hahaha ...," tawa Kirana dan Luna membuat Diandra menjadi cemberut.

***

Gimana? next lagi kah?

30-12-2016

Kakak Kelas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang