Emperor's Consort Part 6 : Milik Kaisar

Start from the beginning
                                    

Shen King mendekatkan wajahnya ke arah Aiko, ekspresi sang Kaisar entah kenapa menjadi begitu dingin dan kejam. membuat Aiko ketakutan setengah mati.

Rupanya sekarang saat kematiannya!

Aiko memejamkan matanya erat-erat. Air mata mengalir di pipinya, pasrah.

Setidaknya dia sekarang bisa mati dengan tenang, Tabib Zhou bilang akan mengurus obat untuk ibundanya....

Gemerisik Jubah sang Kaisar semakin mendekat. Aiko bisa merasakan napas panas di dekatnya, Jantungnya semakin kencang berdetak, napasnya berkejaran membuat dadanya mau pecah.

Lalu sebuah kecupan lembut mendarat di dahinya

"Dasar bodoh." bisik Kaisar Shen geli, "Mana mungkin aku makan daging manusia?"

Kaisar menangkupkan kedua telapak tangannya di pipi Aiko, rangkuman jemarinya terasa hangat dan menenangkan. Mata mereka berdua bertatapan begitu dekat, dan sekali lagi Aiko terpesona, seolah terhipnotis dengan mata bening indah semurni madu.

Jadi Kaisar hanya bercanda? Yang Mulia bukan pemakan manusia? Kalau begitu kenapa Kaisar Shen melumat bibirnya seakan ingin memakannya?

Pertanyaan yang tersirat di mata Aiko rupanya terbaca oleh Kaisar Shen.

"Aku tidak sedang mencoba memakan bibirmu." Suara Kaisar terdengar rendah dan serak, "Aku sedang menciummu."

"Mencium?" Aiko mengerutkan keningnya, lalu tiba-tiba menyadari bahwa dirinya sekarang sedang duduk bertatapan langsung dengan Yang Mulia Kaisar, belum lagi posisi kepala mereka yang hampir sejajar karena Kaisar Shen menunduk ke arahnya. Ya Ampun, betapa kurang ajarnya dirinya, ibundanya akan marah mengetahui bahwa Aiko begitu mudahnya melupakan tata krama di depan manusia paling mulia di kerajaan Shasou!

Gestur tubuh Aiko langsung berubah, dia bergerak cepat untuk membungkukkan badannya ke posisi sujud. Tetapi tangan Kaisar bergerak lebih cepat lagi, beliau mencengkeram kedua sisi pundak Aiko dengan kuat, menahannya.

"Jangan coba-coba." Ekspresi Shen King berubah serius, sedikit muram dan menakutkan, "Aku sedang tidak ingin kau bersujud di depanku. Duduk seperti biasa dan dengarkan aku bicara."

Bibir Aiko gemetar mendengar suara penuh kuasa yang begitu mengerikan. Dia menghembuskan napas pendek-pendek, berusaha menenangkan jantungnya yang menggeliat bangkit, siap menggedor tak mau kompromi.

Shen King menegakkan tubuh Aiko kembali pada posisi duduk dengan lembut, lalu sekali lagi memberi perintah,

"Angkat kepalamu dan tatap aku."

Aiko menurut, mengangkat kepalanya dan membiarkan tatapan matanya terperangkap oleh mata kuning yang indah itu.

"Sampai di mana kita tadi?" Kali ini ekspresi Shen King nampak lebih lembut ketika menyadari mata Aiko yang menyiratkan ketakutan, dilepaskannya pegangan tangannya dari pundak Aiko. "Oh, ya, berciuman. Aku tadi sedang mencoba menciummu. Kau tahu apa itu berciuman, Aiko?"

Aiko hendak menggelengkan kepala gugup, tetapi kemudian menyadari bahwa Kaisar Shen menginginkan jawaban. Dia harus menjawab kalau tidak mau kehilangan kepalanya.

"Berciuman.... eh.... mungkin bersalaman dengan bibir?"

Shen King tampak terpana dengan kepolosan yang meluncur dari bibir Aiko, Sang Kaisar menggeleng-gelengkan kepalanya, sejenak seolah-olah tidak tahu harus berbicara apa,

"Kau.... kau benar-benar masih belum mengerti ya..." Mata sang Kaisar menatap Aiko dengan tajam, "Pernahkah kau dekat dengan lelaki? Lelaki seusiamu ketika di desa?"

Emperor's ConsortWhere stories live. Discover now