Chap 2 | "Kontrol" (5/2/16)

975 86 3
                                    


"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Entahlah..."

***

Na Yeong terus memandang foto Woo Hyun di sudut kamarnya. Sejak kesan pertamanya bertemu dengan Myung Soo, ia telah merenung dan mendapati satu hal, yaitu fakta bahwa ia semakin ingin untuk memandangi Woo Hyun. Ayahnya mungkin salah tentang bertemu dengan Myung Soo adalah pilihan terbaik untuk melupakan Woo Hyun. Hal ini justru membuatnya akan terus ingin melihat ke arah Woo Hyun. Itu yang alasannya mengapa ia tiba-tiba ingin menangis.

"Ada apa?" Eun Ji menyapa dari balik pintu kamar mandi setelah mengganti pakaiannya menjadi piyama. Gadis itu diundang untuk menginap malam ini, selama Na Yeong masih ingin ditemani. Walaupun Eun Ji mencoba menolak karna penglihatan super gadis itu selalu membuatnya merinding, namun dengan mengadakan sedikit perjanjian gadis itu akan menurut.

"Kau sudah terlalu lama melamun disitu..."

"Mata pria itu..." Gumam Na Yeong pelan lalu mengusap kaca dari bingkai tersebut lalu menatap nanar ke arah Eun Ji, "...mirip dengan Woo Hyun..."

Eun Ji menaikan sebelah alisnya lalu berjalan mendekat namun enggan untuk duduk dibawah bersama Na Yeong, ia hanya duduk diatas kasur milik Na Yeong seraya menghadapnya, "Mirip? Mirip bagaimana?"

"Entahlah... saat menatap mata milik Myung Soo, aku merasa seperti menatap mata milik Woo Hyun." Na Yeong meletakkan bingkai tersebut di sebuah meja kecil lalu berdiri, merebahkan diri di kasurnya. "Apa aku sedang halusinasi? Atau aku mengalami trauma atau terkena gangguan psikologis?"

"Aku suka mendengarmu banyak bicara..." Balas Eun Ji lalu ikut merebahkan diri. "Namun aku tidak menyukainya karna itu terjadi hanya disaat kau merasakan bimbang..." Imbuh Eun Ji pelan. "Na Yeong-ah... Sungguh aku merasa bersalah ketika tak bisa memberikan solusi yang baik untukmu. Tapi menurutku, bertemu dengan pria lain juga bukanlah suatu hal yang buruk. Aku lebih merasa menjadi sahabat yang buruk ketika kau terus menatap kebelakang seperti itu..."

"Lalu menurutmu aku harus apa?"

"Cobalah serius dengan Myung Soo, siapa tahu dia bisa membuatmu lupa. Atau setidaknya sadar, tak baik terus larut dalam kesedihan." Eun Ji membalas pelan seraya menata selimutnya. "Jalja..."

Na Yeong melirik Eun Ji yang sudah terlanjur terlelap disebelahnya itu. Percuma, setiap jawaban orang yang berada disekitarnya akan tetap sama. Lupakan masalah itu. Namun entah mengapa rasanya sulit, walaupun ia juga tahu masalah itu sudah membuatnya menjadi manusia yang dingin dan kaku, tak ada lagi kehangatan.

Na Yeong hampir membuat matanya kering karna terus melamun tanpa berkedip. "Ah... Entahlah... mengapa aku harus terus memikirkannya?" Na Yeong meracau sebentar setelah akhirnya ia mengikuti jejak Eun Ji menuju alam mimpi. "Jalja..."

***

"Bagaimana menurutmu?" Na Yeong menggumam pelan sambil menyeruput kopi hitamnya. Sesekali gadis itu meniup isi cangkirnya sebelum ia sesap, lalu menengok ke samping kanannya lagi. "Aku bertanya karna pelajar yang waktu itu bilang kau sudah berurusan dengan dua belas lelaki, ah tidak.. mereka bilang enam belas."

Na Yeong menggeleng, "Apa semudah itu kau melupakan seseorang?" Ucap Na Yeong dengan dahi mengerut. Lalu tak lama kemudian Na Yeong kaget lalu sontak memundurkan tubuhnya. "H-hyaa!!"

"Ada apa?" Eun Ji ikut nimbrung, lalu mendapat pandangan aneh dari Na Yeong yang sudah dalam posisi mundur.

"Jadi kau? Kau membuat gadis itu pergi..." Ucap Na Yeong sambil menunduk.

Memories, a Person Like YouOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz