Page 17: Laga's Day

3K 149 5
                                    

Laga Story

Sore ini aku mondar-mandir di depan tempat tidurku. Aku bingung sangat bingung. Semakin sore semakin sedikit waktuku untuk memutuskan dengan siapa aku akan pergi. Aku tidak mungkin meninggalkan Amora,aku sangat menyayanginya. Tapi jika aku tidak menemui Putri, dia akan menghancurkan hubunganku. Tuhan, bodoh sekali aku. Bagaimana bisa aku mengacuhkan wanita yang benar-benar tulus padaku lalu menjalin hubungan dengan sahabatnya sendiri. Apa yang merasuki diriku. Aku harus pilih salah satu dari mereka. Dan tidak mungkin aku memilih Putri. Aku pasti memilih Amora, dialah cinta pertamaku. Malam ini aku akan menemui Putri sebentar untuk memutuskan hubunganku dengannya lalu aku akan menghabiskan malam bertambahnya umurku bersama Amora. Ya,itu yang terbaik. "Laga,lu pasti bisa!"Ucapku menyemangati diriku sendiri. Kemudian ku pakai jaketku dan beranjak pergi menemui Putri.

Amora Story

"Akhirnya beres juga.." ucapku seraya menghela keringat di keningku. Setelah hampir 3 jam aku dan kakakku mempersiapkan surprise untuk Laga,kamipun selesai.
Ruang tamu terlihat rapi, lampu berwarna-warni menempel di gorden,lengkap dengan adanya sebuah blackforrest diatas meja. Ini surprise yang sangat sempurna. Harapanku hanyalah surprise ini berhasil membuat Laga bahagia.

Tidak lama kemudian,kak Ferdi menjemput kakakku. Mereka sengaja meninggalkan rumah agar aku dan Laga nantinya bisa menikmati moment ini lebih romantis.

Tepat jam 7 malam aku menunggu Laga dengan penuh harapan. Aku tampil dengan dress hitam dipadu dengan heels berwarna senada. Entah mengapa malam ini aku ingin mengenakan pakaian berwarna hitam. Mungkin karna Laga suka warna itu.

Aku masih terus menunggu Laga, menunggu dan menunggu. Hingga jam menunjukkan pukul 8. Ku pandangi lilin yang terus meleleh menetesi kue di depanku. Suasana begitu sunyi,yang terdengar hanyalah suara denting jam. Mungkin Laga masih dalam perjalanan,pikirku.

Namun ketika jam telah menunjukkan pukul 9,perasaanku mulai kalut. Rasa khawatir mulai memenuhi otakku. Apa ada sesuatu yang terjadi padanya? Apa dia baik-baik saja? Aku terus berfikiran aneh, aku mulai cemas akan keadaan Laga. Aku sempat kecewa hingga ku tiup sendiri lilin yang sudah tinggal 1cm itu. Namun rasa khawatirku lebih kuat dari rasa kecewaku. Tanpa pikir panjang,aku putuskan untuk mencarinya. Kunyalakan motorku dan ku cari dia. Menyusuri jalan yang sedang basah karena hujan.Dingin,dan kubiarkan air hujan mengguyur tubuhku. Aku tidak peduli, yang terpenting saat ini hanyalah aku bisa menemukan Laga dengan keadaan baik-baik saja.

Sekitar 30 menit, pencarianku terhenti pada sebuah cafe. Aku melihat motor Ninja sedang parkir di depannya. Motor itu tidak asing lagi untukku. Motor itulah yang biasa Laga gunakan untuk menjemputku, membahagiakanku.
Lalu segera ku parkir motorku di depannya, ku masuki cafe itu,dan.....

Belajar Dari Ikhlas(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang