Page 16: Jauh

2.9K 143 3
                                    

Hari terus berlalu. Laga semakin jarang menemuiku. Kecurigaan muncul dimana-mana. Siapa P? Jika sudah ada P lalu apa artinya aku? Untuk apa aku masih disampingnya? Apa aku sudah tidak dibutuhkan lagi?
Tanpa terasa air mata mulai mengalir, membasahi buku Tamu yang berada di atas meja kerjaku.
"Mora, ada telfon buat kamu." Ucap Putri lalu menyerahkan gagang telfon padaku. Segera ku hapus air mata di pipi.
"Siapa?" Tanyaku dengan harapan bahwa yang menelfon adalah Laga.
"Ngk tau." Jawab Putri sinis dengan mengangkat kedua bahunya. Aku juga tidak mengerti ada apa dengan Putri. Akhir-akhir ini dia sering memasang wajah tidak enak padaku.
"Halo?"
"Halo Mor,ini kakak. Nanti kamu jadi temenin kakak pesen souvenir kan?"
Ternyata ini dari kakakku,bukan Laga. Aku sedikit kecewa.
"Oh iya kak, tentu. Sekalian temenin aku siapin surprise buat Laga ya, besok kan dia ulang tahun."
"Ya udah, see you." Lalu kakak menutup telfonnya.
"Besok Laga ulangtahun?" Tanya Putri yang langsung bangkit dari kursi, ia terlihat sangat penasaran, namun ia juga terlihat bahagia.
"Iya Put, kenapa?" Aku curiga dengan sikap Putri yang aneh sekali.
"Oh gak papa Mor, sukses ya buat surprise nya.." jawab Putri yang kemudian pergi meninggalkan ruang kerjaku.
"Dia kenapa sih?" Pikirku dalam hati.

Di Ruang Kerja Putri

"Halo sayang? Lama banget ngangkatnya." Putri menelfon Laga.
"Iya barusan masih ada kerjaan, ada apa sayang?" jawab Laga
"Besok kita ketemu ya sayang." Sambung Putri.
"Tapi sayang, besok kan aku harus nemuin Amora." sahut Laga dengan nada sedikit memohon.
"Amora lagi,Amora lagi. Pokoknya harus! Kalo ngk aku bakal bilang sama Amora tentang hubungan kita."
"Jangan,jangan. Oke besok kita ketemu."
Kemudian percakapan singkat itu selesai.

Sorenya

Aku pulang mendahului Putri seperti biasanya. Lalu aku menemani kakak mencari souvenir. Setelah itu kami mulai mengintari pertokoan untuk mencari kado yang tepat untuk Laga. Akhirnya pilihanku jatuh pada sebuah jam tangan hitam berbahan dasar kulit. Semoga saja Laga menyukainya. Tidak lupa aku memesan sebuah kue blackforrest dengan lilin bertuliskan angka 22. Ini adalah ulangtahun Laga yang ke 22 tahun.

Sesampainya dirumah ku bungkus jam tangan tadi dengan kertas kado. Aku sangat bersemangat. Aku berharap surprise ku besok dapat memperbaiki hubungan kami yang semakin amburadul. Aku ingin besok Laga benar-benar bahagia dan tidak bisa melupakan kebahagiaan itu.
Bismillah,ucapku dalam hati.

Belajar Dari Ikhlas(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang