D I F F E R E N T : #17

7K 326 16
                                    

Gomen baru lanjut...

Yuuk Next! Tapi vote dulu yah ..

.

Suasana malam ini cukup cerah tanpa suara gemuruh petir yang menjadi pertanda akan turun hujan. Namun, kerlap kerlip bintang dan sinar bulan juga tak ditampakkan oleh langit gelap disana.

Entah kenapa, malam ini terasa begitu sangat indah. Alunan musik klasik yang mengalun lembut memanjakan telinga serta aroma terapik dari lilin-lilin yang menyala. Hiasan bunga pun tak mau kalah, membuat manik amethyst itu berbinar-binar menahan rasa bahagianya.

"Kau suka?"

Gadis bersurai indigo itu mulai beralih pandang pada pria yang berada di seberangnya, netra shappire-nya sangat menyejukkan membuat Hinata semakin jatuh dalam gejolak asmara yang dahsyat.

Degup jangtungnya bertambah kencang tatkala sang pria pujaannya menggenggam erat jemari lentik yang sejak tadi sedikit bergetar karena gugup.

"Pak tua, aku sangat menyukai acara makan malam kali ini. Tapi.. rasanya ini terlalu mewah," tutur Hinata. Semburat merah yang teramat tipis dikedua sisi pipi tembamnya membuat Hinata tampak manis, tubuhnya yang ideal dilapisi sebuah dress hitam selutut dengan renda-renda berwarna lavender yang melekat kuat diujungnya, atasnya sedikit terbuka walaupun lengan dress-nya agak panjang. Gadis itu benar-benar begitu elegan malam ini.

Naruto membalasnya dengan senyuman hangat, "Ini malam yang spesial untuk kita Hime,"

Sang gadis menaikkan alisnya, "Spesial? Bukannya ini hanya sekedar makan malam saja?"

Naruto terkekeh pelan melihat raut muka Hinata begitu polosnya seolah tak mengerti apa-apa.

Ya.. harus dia akui, Hinata memang berkepribadian cukup berbeda dari wanita pada umumnya, namun kepolosannya masih sangat jelas terlihat.

Semakin lama Naruto bersamanya, semakin dia tau wujud Hinata kedua yang aslinya.

Dan... semakin besar pula rasa cintanya.

"Hinata..." Naruto nampak merona dengan pandangannya mengarah pada genggaman tangan mereka.

"Ya?" Balas gadisnya masih dengan wajah polosnya.

"Aku sangat... mencintaimu," Naruto meneguk ludahnya begitu berat, rasa gugupnya menjalar hampir melumpuhkan seluruh tubuhnya.

Sesaat tangan kekarnya bergerak, mencoba mencari sesuatu yang berada dalam kantung celananya, "Untuk itu....."

Hinata mengerutkan dahinya. Dia semakin bingung dengan ucapan Naruto yang terputus-putus.

Pria itu menunjukkan kotak merah berukuran kecil pada Hinata tepat pada tangan mungilnya, ".....menikahlah denganku," lanjut Naruto.

Hinata tertegun dengan lamaran Naruto, rasanya hidupnya yang kelam seakan mendapat cahaya yang terang. Hitam putih kehidupannya akan menjadi berwarna dan lebih berwarna lagi. Yang jelas, dia benar-benar bahagia malam ini.

Hinata meneteskan bulir-bulir air matanya, bahagia? Tentu saja.

"Naruto-kun, sejujurnya aku sudah cukup lama menanti ini..." ucapnya lirih bersamaan dengan isak tangis kebahagiaannya.

"Jangan menangis ku mohon,"

Hinata menggeleng, "Aku sangat bahagia, Naruto-kun. Untuk itu...."

Naruto masih menunggu.

"Aku mau menikah denganmu!"

Senyum Naruto merekah, kebahagiaannya tak terbendung lagi. Dia langsung menciumi kedua tangan Hinata dengan gemas.

Langsung saja, kedua tangan kekarnya membuka kotak kecil yang berisikan cincin mas putih dengan permata mungil yang menghiasinya. Cincin itu dipasangkan di jari manis milik Hinata.

"Kita menikah seminggu lagi, Hime!"

Hinata mengangguk, "Aku bersedia,"

F I N

akhirnya ending juga.. hehe
Tapi masih ada epilognya di ff baru ya! Maaf baru update kali ini aku lagi sibuk *soSibuk ←_← -_-///

Baiklah maafkan aku ya gak bisa ngasih yang terbaik buat para readersku yang mau aja diboongin sama ff gaje ku ini.. huhu...

Entah gimana aku ngucapin rasa terimakasih Ku sama kalian semua.

Comment ya jangan lupa!

[ 2 ] DIFFERENT [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang