1

4.5K 175 5
                                    

"Woy, bukain pintunya!" teriak Rifa dari dalam kamarnya seraya menggerakan kenop pintu.

"Gak lucu banget sih kak. Gue telfon mama nih." ancam Rifa.

Weits, dia kurang pintar dari gue rupanya. Semua barang yang bisa dipergunakan untuk mengadu, udah ada ditangan gue yang indah ini.

"Ya Tuhan, kenapa gue jadi korban bully di keluarga gue sendiri,"

Gue dan Kak Riko hanya cekikikan mendengar Rifa seperti itu. Ya, inilah kebiasaan gue sama Kak Riko 'menjaili Rifa kalo bokap dan nyokap lagi pergi'. Dan, kebetulan Kak Rio dan Reva lagi pergi, mwhehehe.

"Kok gue denger suara mobil ya?" bisik Kak Riko ke gue.

Gue hanya mengangguk untuk menyetujuinya. Gue juga bingung kenapa bisa ada suara mobil. Seinget gue Kak Rio sama Reva pergi bawa motor.

Shit! Itu-

"Assalamualaikum. Hp mama ketinggalan nih, mama lupa taro dimana tadi. Ada yang liat?"

Gue dan Kak Riko langsung grubak-grubuk. Kalo ketawan ngerjain Rifa, bisa sikurangin uang jajan, hiks.

"Mama, bukain pintu kamar aku. Aku dikunciin." Eits, sialan.

"Raya, Riko bukain pintu Rifa. Mama mau pergi lagi ini. Kalo mama dapet laporan, pintunya gak dibukain juga, ya kalian taulah apa akibatnya. Bye." Dengan kemeja hijaunya, mama meninggalkan kami berdua di balik tembok. Ternyata ketahuan, hiks.

***

Matahi muncul dari tempat persembunyiannya. Menandakan waktu akhir pekan selesai. Ya, gue harus beraktivitas seperti biasa selama 5 hari kedepan (dihitung mulai hari ini).

"Rio bawa mobilnya hati-hati." ucap Mama, seperti biasanya.

"Iya Mama sayang." goda kak Rio seraya mencium punggung tangan Mama.

"Pa, anak papa godain Mama." rengek Mama.

Kami semua terkekeh melihat kelakuan Mama. Dan gue selalu menyetujui, sifat manja Rifa keturunan dari Mama.

"Yaudah, kita berangkat dulu." ucap Reva seraya memasuki mobil.

Seperti biasa, Kak Rio adalah supir kami. Pertama, Kak Riko selalu mengerem mobil di SMP Garuda, sekolah Reva. Dan di sana fans kami bertebaran.

"Keluarga Johnsay dateng, njirr."
"Goda iman banget sih Kak Rio."
"Kak Riko kapan nembak akunya?"
"Kalo gue oplas bakal secantik Kak Raya gak ya?"
"Semoga cewek gue mirip Kak Rifa."

Sebagian itu yang masuk ke telinga gue. Kami hanya membalas senyum. Dan mereka teriak, lagi.

Gue selalu berharap setiap harinya, khususnya setiap paginya, akan selalu seperti ini. Bahagia dengan keluarga kecil kami dan mempunyai banyak penggemar (ups).

-
-
-
Sorry typo.
Gak nyangka, ternyata ada juga yang mau baca, hehe. Thanks for readers, big love you lah ya :*

Oh ya, disini belom ada konflik ya. InsyaAllah part selanjutnya mulai konfliknya ya :)

Status : Sudah diedit
Tanggal pengeditan : 04 Desember 2016

[1] SecretWhere stories live. Discover now