Bimo (3)

71.9K 2.3K 64
                                    


Agni pov

"Ucapan ku di bis kemarin itu serius Shabil, aku akan menikahi mu. Kita akan menikah muda seperti yang kau jawab kemarin"

Dia tersenyum penuh bangga ke arah ku.

Aku menatap Radit seakan bilang "sumpah aku gak pernah minta nikahin sama ini orang!"

Radit seakan tidak memperdulikan ku lagi, dia langsung masuk ke dalam rumah ku tanpa sepatah kata

"Kamu sudah gila ya bim?! Aku sudah punya suami! Lihat apa yang kamu lakukan membuat suami ku marah. Arggh!"

Aku berlari masuk mengejar Radit, pasti dia sangat marah pada ku sekarang.

Ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, kamar, kamar mandi semua sudah ku kelilingi tapi Radit entah dimana. Aku berlari ke taman belakang. Aku melihat radit berbaring di bangku taman menatap lurus kelangit seakan menantang surya,tapi tatapan nya kosong.

Perlahan aku berjalan mendekaat kearah Radit, aku harus menjelaskan semua nya, ini tidak boleh berlangsung lama.

Aku berdiri di sebelah Radit, dia sempat melirik ku sekilas kemudian kembali fokus ke arah langit.

"Langit mungkin tak selalu biru, akan ada mendung yang sesekali menghampiri. Tapi lihat lah mentari yang tetap percaya dan setia bersama langit meski terkadang sinar nya di tutupi awan hitam"

Radit diam tak bergeming sedikit pun, Agni seperti tidak ada di sana.

"Kak Agni, di panggil ayah tuh di ruang tamu. Eh mas Radit juga"

Teriak vano dari pintu belakang. Radit berajalan mendahului ku. Hmm segitu nya.

Aku berjalan mengikuti Radit dari belakang, mata ku sakit saat masuk keruang tamu. Dengan sok gagah nya Bimo duduk berhadapan dengan ayah. Radit duduk di kursi panjang sebelah ayah, aku mengambil tempat di sebelah nya. Keadaan masih hening.

Aku melirik Radit, dia menatap kosong ke depan. Ku lihat ayah memijit kening nya, dan! Saat aku menoleh ke arah bimo dia tersenyum (sok) manis sekali ke arah ku.

Segera ku alihkan pandangan ku.

"Ehhmm"

Ayah berdehem menarik perhatian kami.

"Jadi begini ya nak Bimo, ini putri saya dan ini suami nya. Bukan maksud saya menolak niat baik nak Bimo, tapi ya bisa di lihat sendiri putri saya sudah memiliki suami. Dan sekali lagi saya mohon nak bimo bisa mengerti"

Ucap ayah panjang lebar, Radit diam. Aku bingung harus berbicara apa, aku tidak menyangka Bimo senekat ini.

Padahal aku kan sudah bilang kalau aku punya suami.

"Tapi om, toh selama ini mereka berhubungan jarak jauh. Di kampus juga tidak ada yang tau kalau Shabil sudah menikah, dan kelihatan nya juga Shabil tidak bahagia dengan orang ini. Om bisa percayakan Shabil pada saya, masalah biaya hidup tidak perlu khawatir om kenal kan dengan ayah saya"

"Bimo cukup!! Kamu sudah gila? Kamu itu berbicara dengan ayahku yang sudah membahagiakan ku selama ini, dan sekarang kamu bicara masalah biaya hidup? Bener-bener gak waras!"

"Dan satu lagi, jangan sok tau tentang rumah tangga ku. Kami bahagia. Sangat bahagia!"

Aku menggenggam tangan Radit.

"Sudah lah, selesaikan dulu urusan kalian. Ayah akan ke atas, dan kamu Radit, ayah tau kamu bisa berlaku bijak"

Ayah pergi meninggalkan kami dengan suasana seperti ini. Ayaaahhhhhhhhh

Pacar Halal [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now