fajar yang di nanti

115K 3.7K 91
                                    

Aku terbangun di sepertiga malam, dengan hati-hati ku letakkan lengan kokoh radit yang semula melingkar indah di pinggang ku, aku tersenyum menatap wajah pulas nya yang nampak sangat jelas melukis senyum, bagaimana bisa dia masih terlihat mempesona saat tertidur seperti ini? Aku tersenyum sekilas lalu begegas mengambil wudhu untuk kemudian bersujud memohon ampun pada Rabb ku atas perilaku kasar ku yang mungkin sudah menyakiti hati Radit, sungguh setelah mendengar penjelasan Radit tadi aku sangat menyesal atas semua ulah konyol ku.
Tidak lupa juga aku bersyukur atas anugrah yang di berikan Allah untuk ku. Radit anugrah terindah dalam hidup ku.

Setelah selesai dengan sholat tahajjud ku, aku enggan untuk kembali terpejam mata ku seakan terpaku pada pesona Radit, kini aku sudah dengan bebas bisa menatap nya, imam ku, kekasih Halal ku, pelabuhan terakhir ku.
Semua terasa seperti mimpi jika mengingat sikap acuh nya beberapa waktu lalu. Kini dia milikku seutuh nya. Rekan ku menuju jannah-Nya, pelengkap separuh agama ku.

Radit kembali melingkar kan lengan nya di pinggang ku, mem
bawa ku lebih dekat kearah nya, pelukan nya seakan berbicara bahwa aku hanya milik nya, bahwa tidak akan ada yang bisa merebut ku dari nya.
Aku masih menatap mata nya yang terpejam, tiba-tiba manik hitam itu terbuka sejurus dengan senyum indah melengkung di bibir nya.
Samar ku dengar rentetaan doa di lafal kan nya, kemudian dengan lembut meniup ubun-ubun ku.
Perlahan dia mencium kening, kedua kelopak mata, hidung, dan pipi ku.
Aku masih membeku dengan perlakuan Radit ini.

"Shabil.."
"I.. iya"
"Aku mencintai mu karna Allah"

Mata nya kembali terpejam, lengan nya menarik ku kedalam pelukan nya lagi, ku sembunyikan pipi tomat ku di dada bidang nya. Perlahan nafas nya kembali teratur pertanda dia kembali tertidur.
Tak henti bibir ku berucap syukur atas nikmat Tuhan memberi ku kekasih seperti Radit.
Aku masih terjaga merasakan nyaman posisi seperti ini sembari menantikan fajar yang akan segera hadir, fajar terindah ku.

.....................

Radit pov

Ku lihat Shabil-ku sedang sibuk dengan tomat di tangan nya, sejak tadi dia berkutat di dapur menyiapkan sarapan kami, sungguh ini seperti mimpi, aku berhasil memperistri Shabil dan mampu menjinak kan sisi lain dari diri nya.
Well ini perjodohan yang menguntung kan menurut ku.

Ku peluk Shabil dari belakang, dia bagaikan maghnet yang membuat ku selalu tertarik kearah nya.
Shabil menoleh dan tersenyum pada ku, bahkan tidak merasa terganggu dengan kehadiran ku, dia terus saja melanjutkan pekerjaan nya.
Ku lepas lengan ku dari pinggang nya, aku berjalan menuju kompor memindahkan nasi goreng buatan shabil ke dalam mangkuk yang lumayan besar.

"Biar aku aja dit, kamu tunggu di meja makan aja"
"Gak deh aku pengen bantuin kamu, udh buruan kamu gorengin telur mata sapi buat aku sana"
Tanpa jawaban lagi Shabil mengambil telur di lemari, sambil dia bersenandung kecil.

Nada dering ponsel pintar ku berbunyi nyaring dari dalam kamar, aku berlari mengambil nya.
Ternyata mama

"Hallo assalamualaikum ma.."

"..."

"Maaf ma, Radit lupa"

"..."

"Apaan sih ma, enggak. Ini Agni lagi masak buat sarapan"

"..."

"Iya iya ma, beres. Percaya sama Radit oke?"

".."

"Walaikumsalam"

Aku berjalan ke ruang makan ternyata Agni sudah duduk menunggu ku.

"Siapa mas yg nelfon pagi-pagi?"
Ada yang janggal dari ucapan nya barusan, aku masih diam tak merespon.

Pacar Halal [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now