"Kau lagi lagi terlihat tidak menikmati pestaku"

Aku menoleh pada asal suara , ah dia lagi, dia duduk di samaping sebelah kanan ku

"Sudah ku bilang tidak seperti itu " aku merasa tidak enak

"yayaya , kau terbiasa menyendiri , mankanya kau memisahkan diri dari yang lain dan berakhir di taman belakang yang bahkan lebih sepi dari kuburan ini ?" dia berkata dengan ekspresi yang di buat buat bosan. Aku hanya terkekeh pelan .

" Mau berdansa denganku ?"

Aku menoleh padanya dengan kaget , benarkah apa yang dia ucapkan ?, jantungku, ah kembalilah normal. Belum sempat aku menjawab , dia sudah menarik tanganku dan membwaku ke tengah tempat tadi , tempat semua orang berkumpul dengan menggoyangkan badan seperti apa yang mereka sebut menari. Padahal gerakan yang mereka lakukan lebih pantas di sebut seperti bercumbu dari pada menari.

.Dia berdiri di depanku dan mulai menggerakan tubuhnya seperti apa yang orang lain lakukan. Gerakan sensual yang menggoda. Mark tenangkan jantungmu. Aku hanya bergerak kaku di depanya , dia mengalungkan tanganya di leherku tiba tiba , membuatku terperanjat, aku bahkan dapat merasakan hembusan nafas hangat yang keluar dari kedua belah bibirnya yang menggoda , aku tak dapat bergerak, badanku kaku seketika .

"Bam..Bam?"

Hanya kata itu yang dapat keluar dari mulut ku , itupun aku keluarkan dengan susah payah dan suara yang terdengar gugup. Bambam mendekatkan bibirnya kearahku, aku memejamkan mataku , menunggu hal selanjutnya yang akan terjadi, namun hal yang selanjutnya terjadi membuatku kembali membuka mataku . Bambam mendekatkan bibirnya kearah telingaku dan berbisik disana , membuat bulu roman ku berdiri dengan tegak karna geli.

"Ingin melakukan seperti apa yang orang lain lakukan ?"

Aku menautkan alisku tak mengerti

"Ayolah , aku tau kau mengerti"

Dia berkata dengan tangan yang berkerja membuka satu kancing paling atas kemeja yang aku kenakan , membuat dadaku sedikit terekspos, setiap jarinya yang bersentuhan dengan kulitku membawa sesuatu yang berbeda. Suatu arus yang menjalar ke wajahku, membuat mukaku memanas sampai telinga . aku yakin sekarang wajahku memerah seperti idiot. Bambam sedikit terkekeh.

"Apa kau mau?"

Kepalaku mengangguk dengan sendirinya tanpa di perintah . membuat Bambam tersenyum puas , dia melepas jacket abu abu yang di kenakanya, meninggalkan kemeja berwarna putih yang sedikit transparan , membuatku dapat melihat baju berwarna hitam yang tak kalah transparan di dalamnya , matanya mentapku mataku dengan serius , membuatku menjadi semakin gugup. Dia membawa kedua tanganku ke pinggangnya , matanya masih menatapku, tanganya sudah bertengger di pundaku, kami bergerak dengan pelan, seperti orang berdansa selayaknya, berbanding terbalik dengan music serta orang yang menggila di sekeliling kami

"Bukankah ini romantic?" tanyanya.

"A.aah? " bodohku terus menatapnya , sehingga aku tak sadar die berbicra padaku

"ahahh , kau lucu sekali , aku tak percaya, ketua tim Basket yang di gilai Para gadis di kampus bahkan sangat kaku berdansa ?" ejeknya.

"Aku hanya tidak terbiasa saja" aku menarik pinggul Bambam agar lebih menempel padaku , dia sedikit terkaget namun kembali biasa dengan cepat .

"ow , apakah itu sebuah peringatan ?"

" Anggap saja" kini aku dapat sedikit relex , entah apa yang mebuat bambam memilih berdansa denganku , setauku yang mengantri untuk berdekatan denganya sangatlah banyak.

"Apa kau memiliki kekasih?"

Aku menggeleng , masih menatap matanya , mata bulat berwarna peach karna soft lens yang dia gunakan , begitu indah mahluk di depanku ini , hidung jambu yang tidak terlalu mancung , tidak seperti hidungku , bibir bentuk strawberry gemul yang penuh dan menggoda, oh shit. Aku bahkan turn on hanya karena menatap wajahnya , aku kembali membawa pinggangnya untuk lebih dekat padaku , dia sedikit terbelalak saat pinggangnya bergesekan dengan sesuatu yang keras 'miliku'. Namun ekspresinya kembali normal dengan cepat . dia menarik sebelah sudut bibirnya, menyeringai.

No MarkBam No Life//OS ColectionWhere stories live. Discover now