BAB 23

8.4K 340 9
                                    

Pagi ini Anastasya bangun lebih pagi dari biasanya, karena hari ini Mikhael sudah mulai masuk kerja kembali. Sebagai isteri walaupun belum sepenuhnya menunaikan tanggung jawab sebagai isteri, Anastasya tidak lupa kewajiban untuk mempersiapkan keperluan kerja suaminya itu.

Apalagi sekarang ini selain berstatus sebagai suami, Anastasya juga merangkap sebagai ibu dari Daniel sehingga perlu memperhatikan kebutuhan – kebutuhan anaknya itu.

Selesai membersihkan diri di kamar mandi, Anastasya menuju wardrobe dan membuka lemari yang berisi pakaian suaminya, sebelahnya masih banyak ruang karena memang rencananya akan diisi oleh pakaian Anastasya. Akan tetapi sampai saat ini Anastasya belum memindahkan baju – bajunya yang masih di rumahnya yang lama.

Setelah mengamati isi lemari, akhirnya diputuskan untuk mengambil baju kemeja warn biru tua dan celana bahan yang sesuai dengan warna kemeja. Kemudian diambilnya dasi warna putih biru yang sesuai, setelah dirasa cukup kemudian semuanya diagantungkan di depan pintu lemari agar nanti Mikhael mudah menemukannya.

Sebelum keluar kamar, dibukanya laci di samping meja rias yang setelah diamati berisi berbagai macam jam tangan dari branded ternama yang kelihatan sangat mahal itu. Mungkin suaminya itu mempunyai hobby mengkoleksi jam tangan, pantas saja kemanapun dia pergi tidak bisa lepas dari jam tangan...batin Anastasya. Dilirik suaminya kekilas yang kelihatan masih nyenyak tidur itu, Anastasya menggelengkan kepala dan dibiarkan suaminya tidur karena masih ada cukup waktu untuk bersiap kerja.

Anastasya kemudian melanjutkan langkah menuju dapur mau membantu Mak Temah mempersiapkan sarapan. Dari pintu dapur dilihatnya Mak Temah sedang sibuk menggaduk – aduk kuali diatas kompor.

"Pagi Mak Temah...." tanya Anastasya yang tiba – tiba membuat Mak Temah sedikit berjingkat kaget. Anastasya tersenyum geli melihanya.

"Eh non Tasya, pagi – pagi sudah ada didapur" jawab Mak Temah setelah berhasil mengatasi kekagetannya.

"Iya Mak Temah, sudah gak ada yang dikerjakan. Mak Temah bikin apa itu, bisa Tasya bantu?" tanya Anastasya menawarkan bantuan yang membuat Mak Temah seketika tersenyum senang karena ternyata tuan barunya ini merupakan orang yang ringan tangan dan tidak menyombongkan diri.

"Ini mak lagi buat nasi goreng, non Tasya gak perlu bantu apa – apa. Sudah selesai gorengnya tinggal taruh di meja makan aja non" jawan Mak Temah tidak mau merepotkan majikannya itu.

"Kalau gitu Tasya bantu buat minuman aja deh Mak Temah" tawar Anastasya yang kemudian dijawab anggukan oleh Mak Temah dengan berat hati. Anastasya senang melihat Mak Temah yang mau menerima bantuannya. Karena biasanya dirumahpun kalau tidak sedang masuk malam Anastasya senang membantu ibunya mengerjakan kerjaan dapur.

"Mmm...Mak Temah biasanya buat minuman apa?" tanya Anastasya karena memang belum tahu apa saja kegemaran seisi rumah itu.

"Kalau di rumah ini tidak susah – susah kok non soal makan dan minum. Kalau pagi biasa bikin teh manis hangat untuk tuan dan nyonya. Kalau untuk tuan Mikhael teh hangat juga, tapi gulanya satu sendok kecil saja karena tidak suka manis" jelas Mak Temah yang kemudian dijawab Anastasya dengan anggukan.

Dibuatnya teh sesuai dengan selera masing – masing, kemudian diletakkan di atas meja makan disusul dengan Mak Temah yang membawa nasi goreng.

"Lha minuman untuk non Tasya mana?" tanya Mak Temah setelah dilihat diatas meja hanya ada tiga gelas teh.

"Mmmm...Tasya biasa kalau pagi minum susu hangat" jawab Anastasya dengan ragu karena takut mengecewakan Mak Temah. Dan diapun masih teringat kata suaminya tadi malam yang katanya perlu turunkan berat badan.

SETULUS KASIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang