Kesedihanku 16

4.4K 204 4
                                    

"Aku gak mau kamu pergi Prilly. Apakah kamu tega liat bunda kamu, ayah, Teresa, dan Aku, menderita juga melihat kamu yang terbaring kaku pril?"

Prilly merebahkan tubuhnya ke tempat tidurnya yang bermotif doraemon itu. Kalimat Ali tadi sore masih tergiang giang ditelinga dan otaknya. Setelah Ali mengucapkan kalimat itu, Ali langsung menatap Prilly dalam, namun setelah itu pergi meninggalkan Prilly yang masih mematung. Sepertinya Ali benar benar marah karna ucapannya yang Prilly sendiri berfikir itu sangat konyol.

* * *

Pagi ini, Prilly mengoleskan selai kacang pada roti dan memberikannya pada ayah. Sarapan pagi ini hanya roti dan teh hangat. Prilly kemudian mengambil selembar roti dan mengolesnya dengan selai coklat. Tampak Ali yang baru saja datang dengan kaos biru tua polosnya dan celana jeans. Tak seperti biasanya, Ali langsung duduk tanpa menyapa pada Prilly. Menoleh pun tidak. Prilly melirik Ali yang tengah melahap rotinya.

"Pril, ayah langsung ke kebun dulu ya" ucap Ayah dibalas anggukan dari Prilly. Prilly masih tetap pada posisi berdirinya dengan mengoleskan selai coklat itu ke dasar roti. Entah sudah berapa banyak selai yang ia oleskan. Pikirannya sedang bercabang cabang. Akankah Ali benar2 mencintainya? Atau bahkan karna wajahnya yang sangat mirip dengan Vanessa? Sebagai pelampiasan?

"Prilly!" panggil bunda membuat Prilly sontak terkejut dan sadar dari lamunannya.

Pranggg

Prilly tanpa sadar menjatuhkan pisau makan yang sedang ia pegang. Semua mata tertuju pada Prilly.

"Kamu kenapa sih nak?" tanya bunda lembut sambil menghampiri puterinya.

"Eng..gakpapa kok bun hehe cuman kaget aja" Bunda menyipitkan matanya. Tumben sekali Prilly melamun seperti ini.

"Ada yang kamu pikirkan?"

"Bun prilly ke luar dulu yaa. Mau ke rumah Darin. Asslamualaikum" ucap Prilly kemudian melirik Ali sekilas dan berlalu pergi. Bunda ully melihat Prilly heran dan menggeleng gelengkan kepalanya.

* * *

"Ali! Li, aku mau ngomong sama kamu" Prilly yang sedang berdiri diambang pintu seketika menahan lengan Ali yang lewat. Ali hanya memasang wajah datarnya.

"Apa?" begitukah jika ali sedang marah? Dingin? Tak biasa, ali menjawabnya dengan sangat singkat.

"Aku mau minta maaf sama kamu. Omongan aku kemarin ja-"

"Aku udah maafin kamu kok" potong Ali cepat. Prilly menggeleng tak percaya.

"Bohong! Buktinya kamu masih diemin aku kayak gini. Kamu dingin sama aku" ucap Prilly membuat Ali tertawa kecil. Ali langsung mendekap Prilly ke pelukannya.

"Aku gak pernah bisa marah sama kamu lama lama"

"Jadi kamu udah maafin aku?"

"Kan aku bilang aku udah maafin kamu" Ali menempelkan keningnya di kening PrillyPrilly tersenyum mendengarnya.

* * *

Prilly mencium tangan bunda dan Ayah, begitupun juga Ali. Siang ini mereka akan balik ke Jakarta.

"Ily sayang bunda doakan semoga kamu jadi sukses di sana yaa. Jangan lupa sering sering kesini, temuin bunda sama ayah" ucap Bunda Mengusap rambut Prilly penuh kasih sayang. Prilly menganggukan kepalanya mengerti.

"Ali salam ya buat orang tua kamu" ucap Ayah.

"Iya yah"

Prilly dan Ali membawa koper mereka ke dalam mobil Setelah itu mereka melambaikan tangan pada Bunda dan Ayah saat Ali Prilly masuk ke dalam mobil.

KesedihankuWhere stories live. Discover now