Kesedihanku 7

5.3K 298 0
                                    

Prilly mengucak ngucak matanya, dan membuka matanya melihat jarum jam yang menunjukkan pukul 05.00 pagi. Prilly segera turun dari kasur dan berjalan ke kamar mandi. Sesudah itu, Prilly mengambil whudu untuk shalat subuh.

* * *

Prilly berjalan menuju ruang makan yang ada di lantai dasar. Terdengar suara grasak grusuk dari dapur. Prilly melihat Alisa yang sedang memasak nasi goreng sambil menggunakan celemek biru bunga bunga. Prilly menghampiri Alisa.

"Tante, masak apa? Prilly bantu ya" Alisa menoleh ke Prilly dan tersenyum.

"Boleh. Kamu aduk aduk nasi gorengnya dulu ya. Tante mau bangunin Ali sama Aldo" Prilly mengangguk. Alisa pergi dari hadapannya. Prilly mulai memasak dan memasukkan sayuran yang sudah dipotong potong ke dalam wajan berisi nasi goreng dan mengaduknya. Tak lama, nasi gorengnya sudah matang. Prilly mengambil 4 piring dan menuang nasi gorengnya ke dalam empat piring tersebut. Prilly menaburi bawang goreng diatasnya dan setelah selesai, prilly membawanya ke meja makan. Prilly menuangkan susu yang sudah disediakan Alisa dimeja makan dan menuangnya ke dalam gelas.

* * *

"Ali, ayo bangunnnn...." Alisa menguncang tubuh anaknya yang sedang meringkuk seperti bayi di dalam selimut. Alisa menarik selimut Ali, namun Ali segera menariknya kembali. Alisa berkacak pinggang melihatnya dan berdecak.

"Aliii....banguuunnn. Yasudah, kalo kamu tidak mau bangun, kamu bakalan nyesel karna gak nyobain nasi goreng buatan Princess" Ucap Alisa menggoda anaknya sambil menyilang tangannya didepan dada.

"Prilly yang masak ma?" Ali langsung membuka selimut yang menyelimuti badannya dan duduk dipinggir ranjang.

"Iya, tapi kalo gak mau juga gakpapa. Mama jadi enak dapet sarapan double"

"Ihh..mamaa iya iya Ali mandi" ucap Ali langsung bergegas mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi. Alisa menggeleng gelengkan kepalanya. Dalam hati, Alisa merasa Ali sedikit berubah ke sifat aslinya sejak bertemu dengan wanita yang mirip sekali dengan Vanessa, Prilly.

* * *

"Kamu hati hati ya pulang nya" ucap Alisa saat Prilly hendak bergegas untuk pulang. Setelah sarapan tadi, Prilly berniat untuk pulang. Ia lupa handphone nya ditinggal dirumah. Pasti Teresa khawatir karna tak mengabarinya.

"Iya, terima kasih ya tante, Ali" ucap Prilly sambil tersenyum tipis.

"Ali, kamu anter Prilly" Ali mengangguk paham lalu segera masuk ke dalam mobil, disusul dengan Prilly. Alisa melambaikan tangannya.

* * *

Didalam mobil, suasana begitu hening. Keduanya sama sama canggung untuk memulai percakapan. Prilly melihat ke jendela sedangkan Ali fokus menyetir. Ali menoleh ke Prilly.

"Prill" panggil Ali.

"Hemm...." Prilly menoleh ke Ali.

"Ini jalannya ke mana?"

"Oh, kontrakkan aku masuk sana"

Ali pun melajukan mobilnya ke arah yang ditunjuk Prilly.

"Udah nyampe, kamu mau mampir dulu apa langsung pulang?" ucap Prilly.

"Langsung pulang aja deh Pril"

"Oh yaudah. Terima kasih banyak ya.,,," ucap Prilly dibalas anggukan dari Ali. Prilly pun turun dari mobil Ali. Ia melambaikan tangannya saat mobil yang dikendarain Ali. Prilly segera masuk ke dalam rumah.

Prilly mengambil handphonenya yang berada di nakas. Ia membuka screenlook nya dan terpampang 20 missed call. Itu semua dari Teresa. Prilly segera menelfon balik Teresa.

"Hallo ter....?"

"Prilly? Sumpah gue khawatir banget tau gak! Pas Ali telfon gue katanya lo pinsan dijalan. Kan udah gue bilang, tinggal dirumah gue aja ya" Cerocos Teresa. Prilly hanya terkekeh.

"Hihiii... Maaf ya"

"Ck, iya iya. Lain kali hati hati, jangan lupa juga hp dan obat selalu stay"

"Siiapp...."

Tut tut

Sambungan telfon terputus. Prilly segera mematikan hp nya dan menaruhnya kembali dinakas.

* * *

Awalnya kita tak saling mengenal
Dan sekarang aku telah mengenalmu
Tak lama butuh waktu saling mengerti
Dan ternyata aku nyaman dengan mu
Aku dan kamu takkan bisa melawan
Takdirnya dan mengubah semua yang ada

Dilirik terakhir Ali memetik gitarnya lalu memejamkan matanya sejenak. Bayang bayang Prilly selalu muncul diotaknya. Hari sudah berganti malam. Matahari sudah berganti bulan. Ali duduk di kursi balkon rumahnya sambil memainkan gitar kesayangannya.

Ali mendongak kepalanya melihat beberapa bintang. Ia berharap bahwa Vanessa tersenyum melihatnya saat ini. Melihatnya mencintai orang lain yang sangat mirip dengan Vanessa. Melihatnya menggenggam tangan orang lain selain tangan Vanessa sendiri. Melihatnya tertawa bahagia.

Flashback on•

"Ali, aku mau pergi ke tempat yang sangat jauh dan gak sama sama lagi sama kamu, aku yakin pasti tuhan mengirimkan malaikat cantik untuk mendampingi hidup kamu" ucap Vanessa gadis berambut panjang memakai bando berwarna merah sambil menyenderkan kepalanya di bahu Ali.

"Kok kamu ngomong gitu? Apa maksudnya? Pergi kemana?" ucap Ali menatap lekat Vanessa. Bibir pucat gadis itu Tersenyum.

"Nanti kamu akan tahu sendiri"

Tiba tiba Vanessa memegang kepala nya yang terasa sangat pening. Ali panik lalu segera menggendong Vanessa ke mobil dan membawanya ke rumah sakit.

Dirumah sakit sudah ada keluarga Vanessa begitupun juga Ali dan Aldo. Dokter didalam sedang menangani Vanessa. Ali mengusap wajahnya kasar, berharap apa yang tadi diomongkan oleh Vanessa buka pertanda bahwa Vanessa akan pergi selamanya.

Dokter dengan name tag D.rFirdo keluar dari ruangan dengan wajah menunduk. Semua langsung menghampiri dokter firdo dengan wajah berharap agar semuanya baik baik saja.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" ucap papa Vanessa sambil merengkuh bahu istrinya.

"Maafkan kami pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi tuhan berkehendak lain. Anak bapak sudah pergi ke rahmatullah pak" jelas dokter Firdo. Ali menatap tak percaya. Ia menggelengkan kepalanya.

"Gak mungkin" lirih Ali menatap dokter Firdo dan kedua orangtua Vanessa bergantian. Aldo memegang bahu kanan Ali dari belakang. Aldo juga tidak percaya dengan ini semua.

"GAK MUNGKIN VANESSA MENINGGAL!! Dokter bohongkan? Vanessa masih hidup. Bener kan tan, om? Vanesaa masih hidup. Kalian semua pasti bercanda!" ucap Ali semakin ngaur sambil menatap bergantian semuanya. Sedangkan sang ibu Vanessa hanya menangis dipelukan suaminya.

"Li, udah li tenang li! Lo harus kuat dan nerima semuanya. Ini takdir tuhan li!" ucap Aldo berusaha menenangkan Ali. Dokter firdo hanya menunduk pasrah.

"KALIAN PASTI BERCANDA!!" pekik Ali tak tahan dengan air matanya. Dan kini air matanya jatuh membasahi pipinya. Alisa yang berada disana langsung memeluk anaknya.

Flasback Of•

Ali tersenyum kecut mengingat kenangan pahitnya. Kenangan terakhir nya bertemu dengan Vanessa. Dan kenangan terakhirnya melihat senyum Vanessa. Ali lalu bangkit dan masuk ke dalam kamarnya.

# # #

Segini dulu gakpapa ya. Maaf baru sempet update sekarang.

Abis baca klik tanda bintang (⭐) yaa!



KesedihankuWhere stories live. Discover now