Berusaha Mencintainya

67K 1.9K 20
                                    

Aisyah's pov

Tak ku sangka menjelang subuh pun kami lakukan ibadah lagi. Semua gara-gara kebodohanku yang lupa akan tentang bahwa sanya aku dan Mas Syihab sudah sah menjadi suami-istri. Dia menghukumku dengan melakukan ibadah lagi menjelang shubuh. 'Hukuman macam apa itu?' Pikirku dalam hati.

Alarm smartphoneku berbunyi. Berarti waktu shubuh sudah datang segera ku bangunkan Mas Syihab yang masih terlelap.

"Mas sudah masuk waktu shubuh. Mending kamu mandi dulu" ucapku menepuk pipi Mas Syihab yang masih anteng memeluknya dengan agresif.

"Kamu dulu deh sayang. Aku masih ngantuk" ucap Mas Syihab.

"Gak. Kamu dulu, aku mau nyiapin baju kamu. Cepet mandi mas" lanjutku.

"Lima menit lagi deh yang" bujuk Mas Syihab.

"Maaaas" panggilku.

"Iya iya mas mandi" ucapnya melangkah kekamar mandi.

Segera kupakai baju yang tercecer dilantai dan memunguti baju Mas Syihab yang tercecer dilantai juga. Kusiapkan baju koko berwarna putih berserta sarungnya, kuletakan di tempat tidur.

Mas Syihab selesai mandi. Ia keluar toples, astaga sexynya suamiku.

"Bajunya pakai mas. Aku mau mandi dulu" ucapku menunjuk baju yang ku letakkan di atas tempat tidur.

"Kau tak mau mandang tubuh sexy ku dulu sayang?" Goda Mas Syihab.

Astaga mas. Aku sudah terpesona dulu sebelum kau menggodaku.

"Jangan mulai deh mas. Pakai aja bajunya, ntar keburu abis waktu shubuhnya" ucapku melenggang ke dalam kamar mandi.

"Becanda sayang. Kamu mah gitu aja ngambek" ucapnya setengah teriak dari luar.

Disini aku mengaminin doa suamiku. Tanpa sadari air mata mengalir dari mataku. "Ya Allah berilah hambamu ini sedikit cinta untuk suamiku. Aku tak mau menjadi istri yang durhaka karna tak mencintainya Ya Allah. Beri hidayahmu kepada hambamu ini yang tak berdaya.." Air mara terus mengalir dari kedua mataku. Tak kuduga ternyata Mas Syihab sudah berbalik menghadapku segera ku cium punggung tangannya. Ia pun mencium keningku dengan lembut.

"Kenapa kau menangis?" Tanya Mas Syihab.

"Maafkan aku mas. Aku belum bisa menjadi istri yang baik. Aku belum bisa mencintai mas sepenuhnya. Aku merasa menjadi istri yang durhaka karna tak mencintaimu" ucapku dengan isakan.

"Tak apa. Lambat laun kau akan menyukaiku. Aku janji aku akan buatmu jatuh cinta padaku nanti. Asalkan kau mau sedikit membuka hati untuku" ucap Mas Syihab memelukku yang masih menangis.

"Iya mas. Makasih telah memberiku kesempatan" ucapku yang dibalas kecupan singkan diubun-ubunku.

***

Saat ini Aisyah sedang mulai bergelut dengan sayur mayur didalam dapurnya. Aisyah akan memasak sup ayam kesukaan Syihab. Sebelum Aisyah dibondong kerumah Syihab mertuannya bilang bahwa Syihab paling suka dengan sup ayam dan alergi dengan makanan yang berbaur dengan udang.

Sedangkan Syihab disini sedang menonton tv acara dakwah. Karna hari masih pagi jadi acara dakwah masih ada. Selagi Syihab sedang santai Aisyah membuatkan teh untuknya dan melanjutkan acara memasaknya.

"Mas tehnya diminum pumpung masih anget" ucap Aisyah.

"Makasih" ucapnya masih fokus dengan acara televisi.

Sup ayam pun sudah jadi. Aisyah segera memanggil Syihab untuk sarapan bersama.

"Mas.. sarapan yuk. Sup ayamnya udah jadi loh" panggil Aisyah.

"Sup ayam?" Beo Syihab.

"Iyah mas. Sini cepet, sarapan dulu" ucap Aisyah menyiapkan piring untuk Syihab.

"Wah kayannya enak. Tau dari mana kamu aku suka sup ayam?" tanya Syihab.

"Umi kamu yang kasih tau kemaren" ucap Aisyah menggambilkan nasi serta sub ayam untuk Syihab.

"Gimana mas enak?" Tanya Aisyah.

"Enak. Kamu pinter deh masaknya" puji Syihab.

Acara sarapan sudah selesai kini Aisya dan Syihab berada ditaman belakang membicarakan hal-hal kecil yang membuat ketawa.

"Mas boleh aku tanya?" Ujar Aisyah.

"Mau tanya apa sayang" jawab Syihab yang sibuk mengelus kepala Aisyah dengan lembut.

"Mas kenapa ngelamar aku. Padahal mas belum tau aku waktu itu" ucap Aisyah yang sibuk memainkan jari tangannya di tangan Syihab.

"Mau jawab jujur atau bohong" canda Syihab.

"Jujur dong mas" jawab Aisyah.

"Oke. Awalnya mas gak mau nikah sama kamu.." ucap Syihab terpotong Aisyah.

"Trus kenapa akhirnya mau" tanya Aisyah.

"Sabar dong sayang. Masnya kan belum selesai kamu main potong-potong aja" ucap Syihab menarik hidung Aisyah.

"Aww... sakit mas. Okeh lanjut, aku gak akan potong lagi" ujar Aisyah meyakinkan.

"Awalnya memang mas menolak keinginan Abi untuk melamarmu. Tapi Abi selalu memaksa dan suatu ketika Abi bilang 'hari ini taaruf dulu, liat perempuan yang akan jadi istri kamu. Semisalkan kamu setuju hari itu juga Abi akan langsung berniat melamarnya untukmu tetapi jika kamu tak mau kita kesana hanya silahturahmi. Gimana mau menemuinya dulu?' Aku pun menuruti Abi. Setelah aku melihat kamu turun dari tangga, entah dari mana keyakinan ini datang bahwa aku percaya kalo kamu bakal jadi istri yang baik buat aku. Jadi pas itu pula aku langsung bilang ke Abi kalo aku siap menikahimu" ujar Syihab.

"Kalau kamu kenapa nerima lamaran aku yang?" Tanya Syihab.

"Aku kan anak berbakti kepada orang tua, dan aku percaya kalo pilihan orang tua pasti baik untuk anaknya. Ya walaupun aku belum sepenuhnya mencintamu mas. Maafkan aku" ucap Aisyah dengan suara pelan.

"Tak apa. Aku akan membuatmu cinta mati padaku" ujar Syihab terkekeh pelan.

"Dalam mimpimu mas" ucap Aisyah tertawa riang.

"Gak baik loh ngomong kaya gitu kesuami" ujar Syihab terkekeh melihat ekspresi Aisyah saat dia mengatakan kalimat tadi.

"Iya iya. Maaf suamiku" ucap Aisyah mencium pipi kiri Syihab dan langsung berlari menuju kamar.

"Kamu sudah berani menciumku ya sekarang" ucapku seraya berjalan menuju kamar.

"Kan mas yang ngajarin" jawab Aisyah tertawa lepas.

____

Tbc

Vote, komen ya !
Terimakasih sudah membaca.

Takdir Yang MemilihWhere stories live. Discover now