Alea

6.2K 271 6
                                    

Semua ini gara-gara dia!
Dylan Wilson Milliant, cowok yang katanya trending topik di Indonesia! Apanya yang trending topik? Kalau masih ada orang yang tidak mengenalnya seperti aku ini. Memang sih, aku jarang menonton televisi apalagi menonton infotainment. Tapi tetap saja, kalau memang dia begitu terkenal kenapa mukanya tidak pernah muncul di majalah atau di koran? Padahal aku kan selalu berlanggangan koran Kompas dan Warta Kota. Aku juga punya facebook, twitter, instagram, bahkan path tapi tidak ada juga berita tentangnya yang muncul dihomeku. 

ARGH! Ingin sekali aku berteriak sekarang juga. Gara-gara dia, sekarang aku harus bertatap muka langsung dengan si kepala Monster alias kepala perawat yang menyebalkannya bukan main! Parahnya bukan hanya bertemu tapi aku juga mendapat hukuman. Kurasa ini hari yang sial untukku. Aku hanya memandang dengan muka datar saat wanita gemuk, pendek, dan bermata sipit yang tak lain dan tak bukan adalah Madame Brenda, atasanku berceloteh ria. Dia menceramahiku tentang pentingnya kedisiplinan dan ketepatan waktu di rumah sakit ini. Tak lupa dia juga memberi hukuman, aku harus masuk di hari liburku. Yaitu hari Jumat dimana hari yang biasanya aku pakai untuk menghibur diri dan menyenangkan hati, pikiran setelah 6 hari bekerja. Dan aku harus masuk! MASUK! 

"Apa ada yang keberatan dengan hukuman ini?" tanyanya dengan muka segarang mungkin. Bukan aku saja yang dihukum, tentunya aku bersama Shannon yang juga merupakan dalang keterlambatan kami berdua. Tapi tetap saja, Dylan penyebab ini semua.

"Tidak Madame, saya akan menjalankan hukuman ini dengan senang hati" ujarku bohong. Ya iyalah mana mungkin aku bilang aku keberatan bisa-bisa hukumanku di perberat 3x lipat. Apalagi ia memasang tampang layaknya monster, mana mungkin aku bisa menolak?

"Bagus kalau begitu, silahkan kalian kembali bekerja" ujarnya ketus lalu aku cepat-cepat meninggalkan kantornya yang bau makanan ini. Pantas saja badannya bengkak, dia saja makan didalam kantornya. Jelas-jelas ada peraturan yang bilang "Makan itu dikantin bukan didalam kantor".

Aku lebih dulu keluar dari kantornya dan Shannon mengekor dibelakangku. Aku malas melihat mukanya kan dia juga yang membuatku harus masuk di hari spesialku. "Al, jangan ngambek gitu dong. Kan tadi aku cuma kaget doang liat dia ada disini" ujarnya tulus tapi aku tidak menghiraukannya dan terus berjalan ke meja perawat. Siapa suruh tadi dia lebay dan memilih melihat laki-laki itu dibandingkan mendapat hukuman?

"Al, sorry deh. Aku janji gak akan kayak tadi lagi, lagian kan wajar kalau aku kayak gitu abisnya dia ganteng banget sih" kata Shannon lagi. Ganteng? Seganteng apa sih dia? Sampai Shannon aja norak kayak tadi? Ah, peduli apa sih aku dengan laki-laki itu. Aku mempercepat langkahku tapi Shannon menahan lenganku.

"Please Al, jangan ngambek lagi ya. Aku tuh gak bisa diginiin" ujarnya dengan wajah memohon dan menyesal yang baru saja aku lihat setelah bertahun-tahun saat kami masih SMA. Aku sebenarnya juga tidak marah sama Shannon. Aku hanya sedang bete saja karena harus masuk di hari liburku yang hanya seminggu sekali itu. Hahaha aku tertawa mendengar ucapannya , lalu melihat wajah Shannon yang sekarang membuatku tidak tega dan merasa bersalah karena sudah mendiaminya sejak tadi. 

"Ya deh aku gak ngambek lagi" mendengar kata-kata itu Shannon langsung memelukku lalu aku membalas pelukannya. "Terima kasih Alea, aku tahu kau memang tidak bisa marah lama-lama padaku" 

Aku tertawa mendengar ucapannya yang benar itu. Mana bisa aku mendiami sahabatku yang sangat berharga ini dan selalu saja bisa membuatku tertawa seperti ini. "Tenang saja, akan aku pastikan ucapanmu pada Madame Brenda itu terlaksana dengan baik" Tuh kan, mana tahan aku marah lama-lama sama Shannon kalau dia begitu menghibur dan mebuatku nyaman.

"Kalau begitu kau juga bisa tenang sekarang Miss Shannon, karena aku akan membuat hari Seninmu lebih berwarna daripada biasanya".

***

Sesampainya di meja perawat kami masih bercanda dan cerita-cerita bersama. Yah tentunya dengan volume suara yang kecil karena takut mengganggu kenyamanan para pasien dan juga sambil bekerja juga. Aku biasanya akan mengecek perkembangan para pasien atau menunggu mereka memencet tombol panggilan dan membantu mereka bila mereka butuh sesuatu.

Dan seperti saat ini seseorang dari nomor 516 sepertinya menekan tombol untuk memanggil kami karena dari meja perawat akan terdengar suara jika pasien menekan tombol tersebut. Aku dan Shannon saling bertatapan kemudian aku tersenyum "Kau saja yang mengeceknya, aku masih harus menyelsaikan data ini" ujarku padanya lalu Shannon berjalan menuju ruangan tersebut.

Aku melanjutkan mengisi data - data pasien yang akan aku berikan kepada dokter sore ini. "Ekhem" terdengar seseorang berdeham.

Aku mendongak lalu berdiri menatapnya. Seorang pria kira-kira setinggi 187 cm berdiri disana mengenakan kemeja putih dan jas hitam. Pakaian yang ia kenakan keliatan sangat pas ditubuhnya yang atletis itu. Dari penampilannya sih dia seperti bukan orang yang biasa-biasa saja. Wajahnya pun putih dan mulus tidak ada bulu sedikit pun disana. Matanya sedikit kecil dan hidungnya pun mancung. "Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" ucapku. 

"Crystal room no. 10 dimana ya?" tanyanya. Crystal room? Bukannya ini ruangan khusus pasien VVIP, tuh kan dia bukan orang biasa-biasa saja. Eh tunggu, katanya Crystal room no. 10 bukannya itu kamar Mrs. Kate? 

"Mrs. Kate Hudson Milliant?" tanyaku meyakinkan dan dia menggangguk. Untuk apa dia mencari Mrs. Kate? Jangan-jangan dia putra Mrs. Kate yang bandel itu yang membuat Mrs. Kate sampai masuk rumah sakit karena stress. Jika benar berarti dia ini bukan anak yang baik, tega-teganya membuat Mrs. Kate stress lalu dirawat hampir seminggu ini dan ketika besok beliau akan pulang dia baru menjenguknya. Hebat!

Aku menatapnya dengan tajam "Anda putranya?" tanyaku sebelum sempat dia menjawab, Shannon menyela "Kenapa sih nenek di kamar 516 itu selalu membuatku sebal?". Sepertinya Shannon tidak sadar akan kehadiran si Tuan yang ada didepanku saat ini. "Alea, apa kau tau? Tadi dia memanggil ku hanya untuk menggaruk punggungnya yang gatal" kata Shannon. Aku yang mendengarnya mau tak mau tertawa. Memang tuh nenek yang berada di kamar 516 itu isengnya bukan main, dia biasanya hanya memanggil untuk mengerjai kami para perawat. Kurasa dia begitu karena tidak ada satupun anggota keluarganya yang pernah menjenguknya jadi dia merasa kesepian. Aku pun merasa kasian padanya jadi kalau dia begitu aku hanya akan tersenyum dan mengikuti keisengannya. Bukankah itu satu-satunya cara untuk membuatnya tetap nyaman dan merasa bahagia? 

"Ekhem" penjenguk itu kembali berdeham lalu aku menatapnya lagi, sebelum aku menjawab sekarang Shannon yang gantian menyela "Oh, astaga!" pekiknya membuatku bingung.

"Alea, apa yang kau lakukan? Kenapa kau membiarkannya menunggu mu?" tanya Shannon kepadaku. Aku menatap Shannon dengan bingung, apa sih maksudnya? Lalu Shannon meneruskan "Tuh kan benar, kau memang bodoh Alea!" ujarnya padaku. Aku Bodoh? Baru saja aku ingin memakinya Shannon melanjutkan ucapannya.

"Alea ini dia trending topik Indonesia, dia, DYLAN WILSON MILLIANT" OH, jadi dia yang namanya Dylan itu? Dylan yang katanya popularitasnya dari kalangan anak-anak sampai lanjut usia itu? Dia juga yang membuat Shannon tega mengataiku bodoh? Dan berani sekali dia muncul dihadapanku? 

Shannon kembali berbicara kepadanya, "Maaf membuat anda lama menunggu, teman saya memang kudetnya keterlaluan. Apa yang bisa saya bantu?" ujar Shannon manis. Benar-benar Shannon bisa-bisanya dia mengataiku bodoh juga kudet. Memangnya dia lupa bahwa temannya ini lulusan terbaik di Nursery University London. 

Aku menatap Dylan yang mendengarkan Shannon dengan tajam.Sepertinya dia tidak sadar kalau aku memperhatikannya. "Baiklah, terima kasih suster..."

"Shannon" 

"baiklah, terima kasih suster Shannon" ujar Dylan lalu dia tersenyum dan berjalan menuju kamar ibunya.

Aku bisa merasakan bahwa Shannon sebentar lagi akan tumbang. Dasar lebay! Baru disenyumi pria begitu saja sudah mau pingsan apalagi kalau disenyumi Jang Dong Gun coba? Liat saja tuh Shannon bakal aku aduin Max kalau dia pulang nanti, biar dia tahu rasa.

Dan untukmu Dylan, kau beruntung hari ini bisa selamat dari semprotanku. Tapi liat saja nanti, aku tidak akan diam saja akan ku semprot kau habisan-habisan! Karena sudah membuat ibumu masuk rumah sakit, membuatku masuk di hari off ku dan juga sudah membuat Shannon mengataiku bodoh sampai 2x.

Bersabarlah sebentar Dylan Wilson Milliant karena sebentar lagi dirimu akan kusemprot habis-habisan! Hahaha #evilface


A Nurse And A CEOWhere stories live. Discover now