"Jaga ucapan lo ya!" (Namakamu) menatap tajam ke arah Iqbaal.

"Memang kenyataan nya gitu, kan?" Ucap Iqbaal dengan santai, lalu ia ingin pergi sambil membawakan sapu itu.

"Iqbaal!" Langkah Iqbaal terhenti, ia lalu membalikan tubuhnya.

Tak disangka, (Namakamu) lalu meraih tubuh Iqbaal dan mencium bibir seksi itu dengan brutal. Iqbaal sedikit terkejut, tapi ia berusaha mengontrol jantung nya yang begitu berdetak kencang itu

Iqbaal lalu membuang sapu itu kesembarang arah. Dengan senang hati, Iqbaal lalu memegang pinggul (Namakamu) dengan erotis dan membalas ciumannya.

Lama-kelamaan, ciuman itu semakin brutal, jemari Iqbaal juga perlahan turun ke bokong (Namakamu), ia mengelus nya. Masih dalam posisi ciuman, Iqbaal menuntun (Namakamu) untuk berbaring di tempat tidur.

Kini tubuh Iqbaal telah menindih (Namakamu), "angkat tubuh lo." Bisik Iqbaal disela ciuman nya.

(Namakamu) sedikit mengangkat tubuhnya, membiarkan jemari Iqbaal memasuki belakang (Namakamu) dan membuka kan pengait bra itu.

Nb: ingat yaa, Iqbaal itu lagi ga pake baju, bertelanjang dada.

(Namakamu) juga ingin melorot kan celana santai Iqbaal, namun di tengah-tengah suasana panas itu, bel apartemen pun berbunyi.

Sontak (Namakamu) lalu menolak tubuh Iqbaal dan bangkit berjalan ke arah ambang pintu. Iqbaal terbaring, nafasnya terangah-angah. Lalu ia mengumpat, siapa sih yang mengganggu moment nya itu

~

Saat (Namakamu) membuka pintu apartemen nya, wajahnya berubah menjadi datar.

Pria itu, mau apalagi dia kesini? Tidak punya urat malu kah ia?

"Mau apalagi kamu kesini." Ucap (Namakamu) dengan dingin.

"Aku dateng kesini mau jelasin semua nya (Nam..), aku bisa jelasin semuanya." Bryan menatap (Namakamu) dengan teduh.

"Apalagi yang mau kamu jelasin Bid, apalagi! aku udah kasi kepercayaan aku sama kamu, aku udah berusaha, tapi kenapa kamu tega sama aku, kenapa! hks, kenapa.." (Namakamu) memukul-mukul dada bidang Bryan.

"Pukul terus aku (Namakamu), pukul! Kalo itu memang bisa ngelampiasin kekecewaan kamu sama aku, aku tau aku salah."

"Aku benci sama kamu, aku benci! KITA PUTUS!"

"Putus?" Bidi mengangguk-nganggukan kepalanya, Lalu ia ingin menampar perempuan itu, namun tiba-tiba saja Iqbaal datang dengan terlanjang dada.

"Ada apaan nih?" Iqbaal berdiri disamping (Namakamu), wajahnya terlihat begitu polos.

"Oh, jadi ini alasan lo buat mutusin gue." Bidi tersenyum devil, Iqbaal mengerutkan dahinya? (Namakamu) dan Bryan putus? Benarkah? Pikirnya.

"Oke kita putus, Dasar pelacur!" Cibir Bryan, lalu ia pergi begitu saja meninggalkan (Namakamu).

Tubuh (Namakamu) langsung beringsut lemah, ia lalu memeluk kedua lututnya dan menangis.

Pelacur? Mungkin apa yang dikatakan Bryan itu benar, ia sudah tidak suci lagi. Kenapa dengan mudah nya ia memberikan semua itu, kenapa?! Rasanya ingin sekali ia melompat dari jendela apartemen yang bertingkat delapan ini. Lalu mati!

Ia benar-benar sudah tidak sanggup untuk hidup, benar-benar tidak sanggup.

Iqbaal ikut berjongkok di hadapan (Namakamu), menatap (Namakamu) dengan iba.

"(Namakamu).." Panggil Iqbaal dengan lembut, ia ingin menghapus air mata yang mengalir deras dipipi wanita ini.

"Jangan sentuh gue! Gue ini cuma pelacur, perempuan yang mudah di tiduri sama siapa pun! hks"

"(Namakamu), kamu ga gitu." Iqbaal lalu memeluk (Namakamu).

"Gak, lepasin! Lepasin!" (Namakamu) terus memberontak, tetapi Iqbaal tetap kekeuh memeluknya.

"Ga (Namakamu), aku ga akan lepasin kamu. Denger ya.. Kamu, bukan pelacur." Ucap Iqbaal dengan pelan, ia mengecup puncak kepala (Namakamu) yang terus memberontak untuk dilepaskan pelukannya.

Iqbaal benar-benar prihatin dengan kondisi (Namakamu)

Orang-orang yang berlalu lalang memerhatikan kedua insan ini. Ada apa dengan mereka ? Mungkin itu lah pertanyaan yang ada di benak orang-orang itu.

.

Makasih yang udah baca cerita ini..
Oh iya ini part terakhir ya dan cerita ini resmi saya STOP.

Karena saya sadar cerita ini makin absurd jadi maaf kalo saya AKHIRI DISINI dan ceritanya Gantung haha:))

Sekali lagi terimakasih banyak udah baca dan vote cerita abal-abal saya.

Sweet moment (14+)Where stories live. Discover now