Part 3

8.2K 305 0
                                    

Sinar matahari menerobos masuk dari cela-celah tirai yang ada di apartemen Iqbaal. Pria ini terusik, dengan perlahan ia membuka matanya, lalu berusaha ngumpulkan kesadarannya.

"Udah pagi." Ucap Iqbaal dengan parau, sambil mengetatkan ototnya.

Tiba-tiba saja perutnya terasa di aduk, Iqbaal merasakan mulas yang amat sangat. Dengan cepat ia berlari ke arah toilet nya. Namun naas, di saat yang genting gini, Iqbaal baru teringat bahwa keran pembersih kloset nya itu sedang rusak. Argh! Sial! Sial! Sial! Umpatnya.

~

"Hmmm, harum." (Namakamu) sedang memasak tumis kangkung buatannya. Yeah, wanita ini gemar dengan urusan dapur seperti itu. Tak jarang jika ia sering di kagumi oleh pacarnya.

"Sekarang tinggal goreng ikan," serunya dengan penuh antusias.

Namun di tengah-tengah keseruan itu, tiba-tiba saja bel apartemen nya berbunyi, membuat (Namakamu) mengernyit

"Siapa tuh?" Pikirnya, (Namakamu) lalu berjalan ke arah ambang pintu, tak lupa ia mematikan kompor gas nya terlebih dahulu.

Saat (Namakamu) membuka pintu itu, wajah nya lalu berubah menjadi ketus. Hh, di depan nya sudah ada pria mesum yang menjejerkan giginya tanpa dosa.

"Mau apa lo pagi-pagi gini nyamperin gue?" (Namakamu) bersikap dada.

"(Namakamu), gue numpang boker di toilet dong." Ucap Iqbaal sembari memegang perutnya.

"Emangnya toilet lo kenapa?"

"Keran nya rusak, please ya?"

"Ga bisa! Di apartemen ini kan banyak toilet nya, yaudah lo cari tempat lain aja." Iqbaal berdecak

"Ya cuma toilet sweety yang deket, Ayolah sayang.. Aku udah kebelet nih," mohon Iqbaal.

(Namakamu) berfikir sejenak, sebenernya kasian juga sih ngeliat cowo mesum itu.

'Kasian juga gue liat nya, yaudah deh gue bantuin.'

"Ck, lo tuh yaa. Udah kebelet masiiiiihh aja gitu-.- ck, masuk gih!" Tawar (Namakamu) dengan ketus, seketika itu Iqbaal lalu menyelonong masuk dan berlari ke arah toilet (Namakamu).

~

Masakan (Namakamu) sudah selesai. Terakhir, (Namakamu) menyiapkan makanan itu di meja makannya. Sudah rapi!

"Akhirnyaa, kelar juga." Ucap (Namakamu) sambil terkekeh.

'Clek'

Saat Iqbaal keluar dari toilet, ia menunjukan wajah kelegaan nya. Iqbaal Iqbaal Iqbaal yang melihat (Namakamu) sedang duduk di meja makan itu pun lalu menghampirinya.

"Wisss, udah ada makanan aja nih," (Namakamu) mendengus.

"Udah kan boker nya? Yaudah gih, pulang sana."

"Oh, tidak bisaaa. Ga segampang itu sayang," ucap Iqbaal dengan sensual, ia merangkul (Namakamu) yang sedang duduk.

"Duh, apaan sih pegang-pegang? Udah gih, sana!" (Namakamu) menolak-nolak tubuh Iqbaal.

"Ga mau bunda, ayah mau nya disini..." Rengek Iqbaal dengan manjanya.

"Iqbaal? Pernah liat zombie ga?"

"Pernah."

"Mau, aku berubah kayagitu?"

Seketika itu Iqbaal terkekeh, Iqbaal mengerti apa yang di maksud (Namakamu). Tetapi tidak! Ia harus tetap kekeuh pada pendiriannya.

"Boleh sih berubah, tapi kita pindah ke ranjang yuk? Jadi pengen, ngeliat lo berubah."

Mata (Namakamu) membulat, pria ini benar-benar pria termesum yang baru ia temui.

"Mendingan sekarang lo pergi!"

(Namakamu) berusaha mengontrol emosi nya, namun tetap saja lelaki ini masih terkekeh. Oh ya ampun, kenapa ia harus membiarkan lelaki itu masuk dengan mudah nya kesini.

"Ayolah, kita seneng-seneng." Bisik Iqbaal sambil menarik pelan tangan (Namakamu) ke arah ranjangnya, namun dengan cepat (Namakamu) menepisnya.

"Lo tuh apa-apaan sih?!" (Namakamu) menghela nafasnya. "Iqbaal tolong, tolong tolong tolong keluar dari sini. Gue ga mau kalo Bidi sampe tau." (Namakamu) mulai melembutkan suaranya, menatap Iabaal dengan teduh.

"Ga bisa dong, gue kan masih mau main-main disini." Ucap Iqbaal dengan santainya, membuat (Namakamu) menggeram

Kini Iqbaal duduk disamping (Namakamu) sambil menyantap makanan itu dengan santainya. (Namakamu) jadi benar-benar panik, lelaki itu benar-benar telah merepotkan. Lalu sesekali (Namakamu) menatap ke arah pintu apartemen nya itu,

Iqbaal yang seakan-akan sudah dapat membaca pikiran (Namakamu) itu pun berkata,

,
,
,
,

Tuh gue baik pan nextnya cpt

Dont forget to Vote and Comment

Thanks

#Adm_Mitha

Sweet moment (14+)Where stories live. Discover now