14. -Bonus

5.3K 426 46
                                    

Di dalam kamar, Teo tak henti-hentinya melihat ke luar jendela. Pikiran namja itu telah melayang ke suatu tempat. Rasa penasaran anak itu telah memuncak hingga membuatnya tak tenang untuk melakukan apapun. Hingga rasa penasaran itu telah mencapai puncaknya. Namja itu perlahan membuka pintu kamarnya dan mengeluarkan kepalanya untuk memeriksa keadaan, namun dengan cepat namja itu kembali menarik kepalanya saat ia melihat iblis penjaga sedang berjaga di depan kamarnya.

Teo segera menutup pintu itu perlahan agar tak membuat suara yang dapat mengundang perhatian. Namja kecil itu kembali duduk di depan jendela dan menatap ke arah di mana gerbang itu berada. Ia berpikir hal apa yang membuat Ayahnya mengatakan bahwa ia boleh pergi kemanapun di dunia iblis namun ia tak boleh mendekati gerbang itu? Apakah ada sesuatu di gerbang itu?

Teo menyandarkan kepalanya ke jendela. Ia menghela nafasnya karena para penjaga yang berjaga di depan kamarnya ia tak bisa keluar seenaknya. Namun beberapa detik kemudian, anak itu mempunyai sebuah ide. Ia tersenyum dan melompat dari jendela hingga ia tiba di teras. Namja itu melihat ke bawah, tepat saat ia melihat ke bawah ia ragu untuk melakukannya. Tempatnya itu terlalu tinggi untu ia melompat. Ia menggaruk kepalanya, berpikir.

Sayap hitam yang tak terlalu besar, muncul di punggung namja itu. Dengan menguatkan tekatnya, namja itupun melompat dan terbang, hingga pada akhirnya namja itu bisa menginjakkan kaki di tanah. Walaupun dengan pendaratan yang kurang sempurna. Tangan namja itu terlihat kotor karena ia sempat menahan tubuhnya dengan kedua tangannya. Dengan polosnya, ia mengusapkan kedua tangan itu ke baju agar bersih. Setelah besih, ia segera pergi menuju pintu rahasianya, pintu yang hanya dirinya yang tau.

Saat ini Teo telah berada di balik pohon tempat biasa ia mengawasi. Namja itu melihat dengan serius gerak gerik para penjaga itu. Perlahan ia mula berjalan memutar ke kanan dan bersembunyi di balik pohon yang ia temui sembari melihat pergerakan para penjaga itu. Saat para penjaga itu lengah, Teo perlahan mengendap-ngendap dari belakang dan ia masuk ke dalam gerbang itu.

Teo berteriak saat ia merasa tubuhnya semakin cepat tertarik masuk ke dalam gerbang hingga tubuh itu menghilang. Para penjaga yang mendengar teriakan itu segera menoleh dan melihat siluet Teo dengan samar hingga silurt itu menghilang. Para penjaga itu mengangga, mereka saling pandang satu sama lain.

"Hei, bukankah itu tadi pangeran Teo?" ucap salah satu penjaga.

"Kau benar. Apa yang harus kita lakukan?" para penjaga itu mulai terlihat panik dan melihat ke arah gerbang.

"Kita harus mengejarnya! Kalian tak mau mendapat hukuman bila terjadi apa-apa dengan pangeran kan?"

"Tapi kita dilarang melewati gerbang ini."

"Jika kau ingin menerima hukuman tetaplah di sini! Aku akan menyusulnya." seru salah satu iblis dan memasuki gerbang itu.

Para penjaga itu saling bertatapan hingga mereka memutuskan bahwa salah satu dari mereka menyusul iblis penjaga untuk membawa Teo kembali.

***

Teo meringis saat ia jatuh terduduk di trotoar yang keras. Anak itu berdiri dan melihat ke sekitar, gelap. Namun sebuah cahaya mengundang rasa penasarannya. Anak itu pun berjalan mendekati cahaya yang semakin lama semakin terlihat jelas itu, hingga ia terdiam tanpa kata. Tampak orang-orang berlalu lalang dan Teo bisa melihat benda aneh berbentuk bersegi panjang yang bisa berjalan sendiri. Anak itu mendongakkan kepalanya ke atas, mulut namja itu terbuka saat melihat langit biru dengan matahari yang menyilaukan matanya.

"Meoww.."

Teo menunduk saat ia mendengar sebuah suara. Namja kecil itu duduk berjogkok melihat makhluk berwarna coklat dengan ekor panjang itu. Namja itu berniat untuk menyentuknya namun makhluk itu dengan sigap menghindar dan berjalan pergi.

Devil Child II (The Beginning of Life) [Kai EXO Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang