#1

381K 7.8K 605
                                    

Almira Salsabila atau yang kerap kali disapa Mira ini tinggal di kota Bandung dan bersekolah di salah satu sekolah negeri favorit di kota tersebut.

"Kak berangkat naik ojek aja ya? Ayah berangkatnya nanti siang sekitar jam delapan," ucap seorang wanita yang kira-kira umurnya tiga puluh lima tahun lebih.

"Iya gapapa, kalo gitu Kakak berangkat dulu ya." Mira mencium tangan Bundanya lalu berjalan menuju ke depan.

"Yah, Kakak berangkat dulu ya." Mira lagi-lagi mencium tangan, tapi kali ini Ayahnya.

"Oh iya sayang, hati-hati ya maaf Ayah ga bisa nganter kamu," ucap Ayah. Mira hanya mengangguk lalu berjalan cepat dan langsung membuka pagar dan kembali menutupnya.

Ia harus berjalan kaki dan melewati beberapa rumah untuk sampai di pangkalan ojek. Beruntung ojeknya masih ada yang tersisa.

"Bang anterin dong," ucap Mira lalu salah satu tukang ojek itu mengambil helm untuknya sendiri dan untuk Mira. Mira hanya memegangnya, enggan untuk memakainya dengan alasan aroma yang kurang sedap. Mungkin karena helm tersebut belum dicuci.

Udara kota Bandung di pagi hari cukup menyegarkan di tambah jalanan menuju sekolahnya di tanami tumbuhan hijau yang semakin membuat kesan daerah ini sangat asri. Motor yang di tumpangi Mira ini berhenti di depan halte sekolahnya. Mira langsung turun dan memberikan helmnya lalu membayar ongkos ojek yang masih terbilang murah.

Mira berjalan menuju gerbang dan masuk ke area sekolahnya. Mira bisa melihat wajah-wajah baru adik kelasnya yang masih malu-malu. Mira teringat saat ia juga sama seperti mereka, saat Mira baru menginjak kelas sepuluh. Kini Mira menduduki kelas sebelas, semakin tinggi tingkatan semakin jauh ruang kelas yang harus dituju.

Kelas sepuluh berada di lantai satu, kelas sebelas berada di lantai dua bagian barat, sedangkan kelas dua bas di bagian timur lantai dua. Mira menaiki anak tangga satu persatu dan melewati beberapa kelas hingga sampailah di kelasnya.

"MIRA!"

Sapa seorang gadis yang sudah menjadi sahabatnya sejak kelas 10 yaitu Hani.

"Kita sebangku lagi ya," ucap Mira. Hani mengangguk lalu membawa Mira menuju bangkunya yang berada di paling pojok.

Mira duduk dikursi dekat tembok lalu memperhatikan seisi kelasnya. Mira merindukan teman-temannya yang selama dua minggu tidak bertemu karena libur. Mira tidak menemukan wajah baru disini itu tandanya tidak ada anak baru di kelasnya.

"Hari ini upacara?" Tanya Mira. Hani mengangguk.

"Lo kemana aja selama dua minggu? Gue sih ngebangke di rumah ga kemana-mana karena lo tahu lah kondisi nyokap gue," ucap Hani dengan ekspresi wajahnya yang berubah.

"Sama, gue juga ga kemana-mana soalnya keluarga gue kebanyakan pada tinggal disini. Oh iya, gimana nyokap lo? Ada perkembangan?" tanya Mira.

Hani menggeleng. Ibunya Hani mengidap penyakit kanker hati stadium tiga, Hani sendiri dirawat oleh Bibinya karena Ayahnya sudah meninggal semenjak Hani kelas tiga SMP karena mengidap penyakit kanker paru-paru.

"Gue yakin nyokap lo pasti sembuh, lo harus banyak berdo'a Han!" ucap Mira hingga obrolan mereka harus terhenti karena kepala sekolah menyuruh murid-muridnya untuk segera berkumpul di lapang dan melaksanakan kegiatan upacara.

***

Mira memasang earphone dikedua telinganya lalu membenamkan wajahnya di kedua lipatangan tangan yang ia simpan di atas meja lalu memejamkan matanya. Hani entah pergi kemana bersama teman sekelas lainnya. Hari pertama masuk sekolah memang terkadang belum efektif.

Mira merasakan earphone sebelah kirinya terlepas dan ditarik. Mira mengangkat kepalanya dan mendapati Regan --teman sekelasnya-- duduk disampingnya. Regan mengangguk-nganggukan kepalanya seiring dengan hentakan lagunya yang tidak terlalu keras.

"Lo ngapain disini?" tanya Mira.

"Ga ngapa-ngapain, cuma bosen aja," katanya.

"Ini lagu Somebody to you nya The Vamps kan?" tanya Regan. Mira mengangguk.

Mira menyanyikan beberapa lirik begitupun dengan Regan hingga keduanya tertawa ketika Regan salah menyanyikan lagu nya.

Tanpa mereka sadari berpasang-pasang mata menatap mereka penuh tanda tanya.

"Mira sama Regan pacaran?"

"Mereka pacaran?"

"Lagi PDKT kali."

"Ga cocok ah, Mira cocok sama Reza."

"Gue ngeship mereka!"

Hani masuk ke dalam kelas lalu pandangannya langsung tertuju pada dua orang manusia itu. Buru-buru Hani menghampiri mereka.

"LO BERDUA PACARAN YA?!" pekiknya sambil menggebrak meja.

Mira mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Ngaco lo!" ucap Regan.

"Siapa yang pacaran, Nona Hani?" tanya Mira. Sarkas.

"Itu buktinya berduaan mulu, ketawa-ketiwi, dengerin lagu berdua di pojok lagi. Mencirikan orang pacaran," jelas Hani.

"Kalo kita pacaran urusan lo apa? Kalo kita ga pacaran urusan lo apa juga?" tanya Regan.

Hani membulatkan matanya. "JADI KALIAN BENERAN PACARAN?" teriak Hani.

Mira memejamkan matanya sambil menghembuskan nafasnya. Sabar Mira sabar.

"Anjir bener Mira sama Regan pacaran!"

"Wah? Beneran?"

"Ternyata bener dugaan gue kalau mereka pacaran."

"Team Mira Regan!"

"Team Mira Regan dalam kurung dua!"

Regan melepaskan earphone milik Mira lalu berdiri lalu mendekati Hani.

"Sotoy!" Lalu Regan berjalan keluar kelas.

"Hani ih! Lo nyebarin gosip tau ga! Kalo sampe gosipnya nyebar kemana-mana gimana? Bahaya tau!" ucap Mira panik.

"Lah? Emang fakta kan bukan gosip?" tanya Hani.

"Bohong bego! Kita ga pacaran, PDKT aja ngga gimana mau pacaran !" sembur Mira.

"Oooooohhhhh jadi seorang Almira Salsabila ini pengen di PDKT-in sama Regan?" tanya Hani dengan mata jail nya.

"Ngga gitu!!!!!"

***

Mira melangkah keluar kelas setelah bel pulang berbunyi beberapa menit yang lalu. Akibat kejadian tadi saat dirinya disangka berpacaran dengan Regan, ia jadi tidak bersemangat untuk melakukan apapun. Yang ia mau hanya cepat-cepat pulang dan berdiam diri di kamar tercintanya.

"Almira!"

Mira berhenti lalu menoleh ke belakang. Dia mendapati Regan berdiri beberapa langkah dibelakang nya.

Regan buru-buru menghampiri Mira dan berdiri disamping nya sambil menghadap Mira.

"Kenapa, Gan?" tanya Mira.

"Lo... Lo ga marah atau sebel kan sama gue karena kita di gosipin..." Regan tidak melanjutkan kata-katanya. Dia juga terlihat ragu-ragu.

Mira tersenyum tipis. "Ngga kok, tenang aja."

Regan menyeringai dengan seringaian khasnya yang lucu. "Bagus kalau gitu, lo mau pulang?"

Mira mengangguk.

"Mau bareng ga? Jalan ke rumah gue kan ngelewatin rumah lo," kata Regan.

Mira seperti berpikir lalu beberapa detik kemudian dia mengangguk. Mereka berdua berjalan menuju parkiran untuk mengambil motor Regan.

••• to be continued •••

BaperWhere stories live. Discover now