Tiga belas

8K 545 11
                                    

Zavir menatap langit-langit kamar dengan sorot mata nyalang. Entah sudah berapa ratus kali ia menghembuskan napas berat. Bahkan ia juga sudah mencoba terlalu keras untuk memejamkan mata, namun tetap saja gagal. Masih tergambar dengan begitu segar dalam ingatannya peristiwa di perkebunan bunga itu, seolah ingatan itu memang tidak pernah ingin pergi.

Tubuh Rayni yang tersentuh tangannya terasa begitu memabukkan, membuat Zavir seakan kehilangan seluruh akal sehat. Zavir mengingat bukan hanya wajah Rayni namun juga kehangatan dari kulit halus di bawah belaian tangannya. Zavir mendesah frustasi manakala ada bagian dari tubuhnya yang terasa sakit luar biasa. Sementara ia harus menahan keinginan untuk merasakan belaian Rayni lagi.

Dengan status hubungan mereka, Zavir seharusnya dapat mengunjungi kediaman Rayni sesuka hati. Namun peraturan dari para leluhur tidak memperbolehkan hal yang demikian. Sepasang pengantin hanya boleh tidur bersama setelah satu minggu lewat dari hari pernikahan. Sementara pernikahan mereka baru berjalan lima hari, jadi tidak mungkin Zavir melanggar peraturan paling menyiksa itu.

Dengan gusar ia menyibakkan selimut dari atas tubuhnya, yang hanya berbalut celana tidur tipis. Zavir membutuhkan air dingin untuk mengguyur tubuh yang tiba-tiba saja panas tak terkendali. Sial! Mengapa sekarang otaknya dipenuhi wajah gadis itu. Mata Rayni yang sayu, dan bibir merah yang selalu menggoda agar tidak berhenti dipagut. Sialnya lagi, Zavir membayangkan Rayni tengah berdiri tanpa sehelai benangpun dengan wajah menggoda! Rupanya hasrat besar itu, sangat berakibat buruk bagi kondisi emosi pria itu.

Oh! Zavir sangat menyadari, jika ia adalah pria dewasa dengan gairah yang belum pernah tersalurkan seumur hidup. Sepanjang eksistensinya selama tiga puluh tahun di dunia ini, ia memang tidak pernah menyentuh seorang wanita. Begitu banyak orang penting di Haraam End, yang menawarkan putri cantik mereka untuk dijadikan istri oleh Zavir. Namun hatinya belum pernah sekalipun tergerak untuk memilih pasangan. Meski Azizah selalu menggoda, tidak sekalipun hati Zavir menginginkan gadis itu untuk dimiliki.

Tidak sedikit juga para gadis yang secara terang-terangan menggodanya, namun akhirnya mundur teratur ketika Zavir menanggapi dengan dingin. Tapi gadis asing itu dengan segala kepolosan yang dimiliki, telah menggodanya sedemikian rupa. Gadis kecil dengan segala kemanisannya. Rayni telah menggoyahkan hati Zavir yang dulu tidak tersentuh. Argh! Zavir berteriak frustasi di bawah pancuran yang mengalir karena hasrat yang tidak tersalurkan.

Zavir merutuki sikapnya yang gegabah. Selama ini dirinya tidak pernah seperti itu. Ia lebih dari mampu untuk mengendalikan diri dari segala godaan untuk mencumbu dan bermain-main dengan seorang wanita. Dirinya sangat menghormati eksistensi mereka, bahkan terhadap Azizah yang selama ini sering menempel seperti lintah juga.

Selama menempuh studi di London, tidak sekalipun Zavir menanggapi godaan dari lawan jenis. Zavir terkenal sebagai pria tampan kaya raya yang sombong, dan tidak tertarik pada makhluk berjenis kelamin perempuan. Hingga santer terdengar kabar bahwa dirinya adalah sosok penyuka sesama jenis.

Ketika ia pulang, Zavir berkonsentrasi penuh menjadi pemimpin yang berhasil bagi kemajuan tanah kelahirannya. Haraam End sudah lebih dari cukup untuk diandalkan, rakyat hidup makmur dengan kekayaan berlimpah di bawah kendalinya.

Selain penghasil kurma dengan kualitas terbaik, Haraam End juga penghasil minyak mawar dengan kualitas nomor satu. Para penduduk memiliki berhektar-hektar lahan bunga dengan mawar-mawar terbaik untuk disuling, dan menghasilkan minyak terbaik. Kemudian mereka akan menjualnya keluar Haraam End setiap setengah tahun sekali. Selain itu mereka juga memiliki tambang emas dan permata yang melimpah. Hingga mereka mampu membuat perhiasan berkualitas sangat baik, dan banyak diminati oleh masyarakat Arab di luar sana.

Pesona Sahara (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang