[2/3] You're Such A Liar

6.3K 716 43
                                    

Sekali lagi aku tegaskan, aku benar-benar ingin bertemu dengan manajer kami.

Namjoon? Tidak, dia tidak perlu tahu. Aku tahu dia adalah leader kami, namun kau harus tahu, otaknya tak kalah miring dengan anggota BTS lainnya.

Setelah melepaskan gandengan tangan Jimin dengan paksa, aku melangkah menuju ke ruang Manajer Hyung lebih cepat lagi. Tak berapa lama, aku pun tiba di tempat yang kumaksud.

"Hyung, kau di dalam?" tanyaku sembari mengetuk pintu itu.

"Ya, masuk," sambutnya dari dalam.

Aku membuka pintu tersebut dengan wajah yang masih kusut seperti baju yang belum diseterika. Aku membuang pantatku pada kursi di hadapan manajer kami itu secara kasar.

"Ada apa Jin? Kau tidak seperti biasanya," tanyanya dengan menautkan kedua alisnya.

"Hyung, apakah PD-nim memilih orang-orang itu untuk bekerja sama, atau hanya untuk bermain bersama?"

"Tentu saja kalian harus bekerja sama. Bukankah kalian memiliki satu mimpi yang sama? Bukankah sebuah tujuan yang sama akan mudah dicapai bila kalian bekerja sama?"

Aku menghela napasku panjang. Apa yang dikatakan Manajer Hyung ada benarnya. Namun ada kalanya teori dan kenyataan tidak sejalan, dan itulah yang disebut dengan masalah.

"Masalahnya, Hyung ...," aku menegakkan kepalaku untuk menatapnya.

"Kau tidak bisa bekerja sama dengan mereka? Kalian akan segera comeback bulan depan, bahkan prolog album baru kalian sudah disebarluaskan," jelas sang manajer.

"Aku ingin mengundurkan diri, Hyung," jawabku perlahan.

Manajer Hyung tampak kaget dengan jawabanku. Matanya melebar, bahkan tidak berkedip selama beberapa saat. "Kau bersungguh-sungguh, Jin?" tanyanya.

"Apakah aku tidak tampak serius, Hyung?"

"Bagaimana dengan nasib adik-adikmu di BTS? Mereka membutuhkanmu, Jin!"

"Mereka tidak peduli denganku, Hyung!"

"Itu hanya kelakuan mereka di depan kamera saja, Jin, aku yakin itu, kau tidak perlu mengambil hati tentang masalah itu," ujar Manajer Hyung dengan tenangnya. Sungguh, ia tidak tahu apa yang mereka lakukan di dalam dorm! Amarahku memuncak. Aku harus bisa meninggalkan grup bodoh itu, bagaimanapun caranya.

"Kau tidak tahu apa-apa, Hyung ...," lirihku.

"Ceritakanlah padaku. Kau pasti tidak bercerita pada siapa pun bukan?" Aku menganggukkan kepalaku sebagai tanda mengiyakan. Sayang amarahku tak bisa kubendung lagi. Dalam pikiranku, walaupun aku menceritakan kejadian-kejadian dalam dorm padanya, ia belum tentu akan mengerti, sebab ia tidak tahu kejadiannya secara nyata.

"KAU TIDAK TAHU DAN TIDAK AKAN PERNAH MENGERTI, HYUNG!"

"Tentu saja aku tidak tahu, ceritakanlah padaku agar aku pun mengerti," jawabnya tenang.

Aku terduduk kembali setelah menjerit setengah berdiri.

Dengan terpaksa aku menceritakan apa yang sudah terjadi mulai dari di dalam dorm, di lokasi syuting, di tempat pemotretan, hingga di belakang panggung.

***Flashback***

"Hyung, giliranmu." Hoseok membangunkanku dari tidurku. Aku mengusap wajahku, lupa bahwa wajahku sudah dipoles make-up. Kini seluruh riasan itu berantakan.

Aku beranjak ke kamar kecil untuk mencuci mukaku.

Saat aku selesai mencuci mukaku, tiba-tiba aku melihat bayangan seorang pria dengan mata yang hanya putih.

Off The LimitsWhere stories live. Discover now