chapter 18 Karma

2.9K 160 2
                                    

Sherryl pov

Karma does exist....

Aku terbaring tak berdaya ini pula merupakan karma...

Terkadang aku berpikir, kenapa aku dibiarkan hidup? Kecelakaan itu merenggut sesuatu yang berharga bagiku dan mungkin membiarkanku seperti ini sama saja dengan membalasku.

Sekali lagi karma itu ada... dan aku percaya saat merasakannya. Rasa sakit pada tubuhku tak sebanding dengan penderitaan batinku.

"Cherryl, mama mau keluar dulu ya. Kamu sendiri di sini gapapa. NAnti sorean mama balik lagi."

Aku mengangguk lalu kembali menatap nanar keluar jendela. Langit yang begitu biru serasa mencemoohku yang tak berdaya ini. Kuambil pulpen dan menuliskan sebuah pesan di atas kertas.

'AKu mau jalan -jalan di taman.

Cheryl.'

Aku beringsut di ke sisi tempat tidur, lalu melompat ke arah kursi rodaku. Pinggiran tempat tidur mengenai rusukku. Rasanya sakit tapi aku tak begitu peduli. Kuseret kakiku dan memanjat naik. Selama 15 menit aku bergumul dengan kaki dan kursi rodaku.

"Cheryl, mau jalan -jalan? Perlu diantar?" Ujar seorang perawat sambil menyapaku.

Aku menyapa balik perawat itu dengan gelengan lalu segera mengayuh kursi rodaku ke arah taman.

Dalam perjalanan, kulihat para dokter dan suster berlarian panik. Sebuah ranjang didorong ke arah UGD. Aku mengayuh kursi rodaku lebih dekat, ranjang pasien itu melewatiku, kulihat wajah dan tubuh bersimbah darah itu dengan mata terbuka lebar.

Apa aku tidak salah lihat?

Apakah sosok itu ... adalah Devon?

Kutepis pikiran buruk itu, tapi tak kunjung enyah juga. AKu mencegat suster yang melintas.

"S..suster... apakah... korban yang dibawa tadi bernama Devon...?"

Suster itu menatap lembaran di tangannya. "Berdasarkan tanda pengenalnya... namanya... Devon Aditya Chandra...."

Bahuku langsung terkulai lemas. Badanku gemetaran. Tanpa kusadari aku telah melolong liar di koridor. Beberapa detik kemudian seorang dokter berlari ke arahku, memberikanku suntikan penenang dan aku tertidur.

Mimpi buruk menghantuiku, mengejarku dalam mimpi...

***

Author pov

Surya berlari panik menuju UGD begitu mendengar kabar mengenai kecelakaan Devon. Polisi meneleponnya karena dalam daftar panggilan Devon, dialah yang terakhir dihubunginya. Lunara yang sudah tertidur tidak berani diberitahunya karena khawatir.

"Dokter, suster, bagaimana kondisi teman saya, Devon?"

"Dia masih kritis dan dokter tengah menanganinya."

Surya mengelus pelipisnya lalu duduk di bangku terdekat. "Kenapa, pertama Lunar, lalu Devon...."

"Surya, gimana keadaan Devon?" Marika berjalan menghampiriku. Dia masih mengenakan pakaian kantornya dan wajahnya sangat khawatir.

"Kautahu Surya... aku juga memiliki seorang putra, dari pernikahanku yang kedua. Seharusnya dia hanya setahun lebih muda darimu"

Surya menoleh, tidak tahu mau berbicara apa kala melihat mata Marika yang berkaca -kaca.

"Dia meninggal saat usianya 5 tahun karena kecelakaan. Mantan suamiku membiarkannya berkeliaran saat aku bekerja dan dia tertabrak mobil saat hendak menyeberang. Aku tak bisa menyalahkan siapapun, aku merasa bersalah seumur hidupku karena meninggalkannya. Terlebih, dia  juga kerap menerima pukulan dari ayahnya. Sekalipun, tak pernah dikatakannya kalau dia merasa sakit... atau menderita..."

One Last Wish (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang