chapter 13 Badai

3K 192 3
                                    

Surya pov

Pagi kedua setelah kemotherapy Lunara baru terbangun. Tubuhnya masih sangat lemah. Rambutnya yang indah rontok dan menipis. Tapi dia tetap tersenyum saat menatapku.

"Surya..."

Dia memanggil namaku dan aku tak kuasa menahan air mataku setelah berhari-hari menunggunya bangun. Lunara tergelak pelan.

"Aku baik-baik saja... jangan cengeng gitu deh...."

Setiap hari, aku datang ke rumah sakit untuk menemuinya. Aku selalu berusaha untuk tersenyum karena Lunara berusaha sekuat tenaga menahan rasa sakitnya....
***
Seminggu setelah kemotheraphy Lunara...

"Luna!" Sapaku lalu menyerahkan dua buket bunga untuk Lunara. "Nih, satu dariku dan satu dari Devon. Tadi dia mampir saat kau masih tidur."

Luna menerima keduanya dengan senang, saat itulah dia membaca kartu yang ditulis Devon.

"Selamat pagi,Putri Tidur."

Lunara tertawa lalu menyimpan kartunya. Mereka, Luna dan Devon sudah semakin dekat dan aku mendukung mereka. Aku mendukung kebahagiaan Luna.

Luna hendak berdiri untuk mengambil air namun aku melarangnya.

"Biar aku yang pergi. Duduklah manis dan tunggu aku bawa bunga cantik ini kembali padamu."

Dia mengangguk sama sekali tak protes karena kutahu kondisinya juga tak baik. Kemo membuat sel kankernya berkurang tapi membuat tubuhnya lemah karena paparan radiasi tersebut.

Aku cepat -cepat kembali setelah mengisi vas dengan air dan bunga dari toilet, saat itu aku melihat seorang wanita berbicara pada Lunara. Aku tak berani masuk dan hanya mengintip dari balik celah pintu.

Wanita itu berteriak marah. "Apa kamu pikir kamu membuat Alex, anakku bahagia???!!! Kamu hanya membebaninya sejak kamu lahir! Seharusnya aku tidak membiarkannya bertemu denganmu lagi sejak hari dia menemukanmu, dasar putri wanita jalang!!"

Aku tertegun. Lunara hanya menunduk, aku tidak melihat sebutir air matanya mengalir. Lalu dia menengadah.

"Sebentar lagi mungkin aku akan mati. Bisakah memberiku waktu beberapa bulan lagi untuk bersamanya? Aku takkan meminta apapun darinya. Hanya, mohon berikan kami waktu bersama." Ujarnya sambil menundukkan kepala dalam-dalam.

Baru kali ini kulihat Luna seperti itu. Dan aku merasa hatiku sakit saat mendengar perkataannya.

'Sebentar lagi mungkin aku akan mati...'

Tidak. Kau takkan mati secepat itu. Paling tidak kau akan memiliki masa pacaran, pernikahan yang indah, anak yang lucu, cucu, cicit dan hidup yang bahagia.

AKu menyangkalnya, tapi apa yang bisa kuperbuat?

Wanita itu mendengus, lalu meninggalkan ruangan. Melewatiku begitu saja dengan marah.

Lunara melambaikan tangannya dan rupanya dia tak bisa melihatku dengan baik. Penglihatannya memburuk.

"Surya, bagaiamana dengan bunganya?"

"Oke. Sudah kuberi air." Ujarku menahan tangis.

Setidaklah biarkan aku egois kali ini, Tuhan. Berilah aku lebih banyak waktu untuk bersama kakakku ini.

***
Lunara pov

Wanita yang mengaku sebagai ibunda Alex datang. Dia memperingatkanku bahwa aku adalah semacam 'nasib buruk ' untuk Alex, sesuatu yang kusadari dengan jelas.

Wanita itu memintaku untuk menjauh dari kehidupan anaknya. Tapi aku memohon beberapa bulan lagi. AKu sadar tubuhku tak bertahan lama dan aku tahu ini egois.

AKu hanya ingin merasa dicintai... untuk beberapa bulan terakhir dalam hidupku.

***
Marika pov

Aku melihat mantan ibu mertuaku di rumah sakit. Mungkin aku tak bisa menyebutnya seperti itu karena pernikahan kami dulu tak diakui.

Sama seperti yang dilakukannya dulu, dia berbuat keji. Penculikanku saat sedang hamil Lunara 7bulan takkan terjadi kalau wanita itu tak memberitahu keluargaku. Dia Wanita egois yang ingin putranya menjadi hanya miliknya.

Dan aku merasa bodoh.

Setiap dua hari aku selalu datang ke rumah sakit untuk melihat Lunara diam -diam dari kejauhan.

Aku adalah ibunya dan aku telah gagal dari awal. Tak bisa mempertahankan putriku sendiri, kehilangannya untuk waktu yang sangat lama. 17 tahun. Kembali padanya? Mungkin dia takkan mengakui ibu payah sepertiku.

Kukeluarkan sebotol obat penenang dari balik saku blazerku. Tanpa obat -obatan aku tak menjadi diriku sendiri. Perasaan, pikiran dan tubuhku mulai kacau sejak pernikahan keduaku dengan Adi yang ternyata sering berbuat KDRT.

Kondisi kehidupanku dengan Alex dan Adi jauh berbeda. Aku stress dan hampir bunuh diri setelah berada dalam tekanan dan efek baru saja kehilangan putri yang dinyatakan meninggal oleh ibuku.

Tak lama, aku bangkit dan sembuh. Tidak total karena sewaktu -waktu bisa kambuh dan membuat aku 'Menggila'.

"Marika, itukah kau?"

Suara itu memacu jantungku lebih cepat. Sosok yang kubenci, Alexander Callisto. Tak kusangka dia datang hari ini.

Aku merapatkan gigi. "Maaf. Anda salah orang."

Alex menatapku lemah lalu tersenyum. Senyuman yang membuatku jatuh cinta dulu sekali. "Marika, aku takkan memohonmu untuk apapun lagi. Tapi, kumohon temuilah Lunara sebagai ibunya."

"Kenapa? Siapa Lunara?"

"Aku baru saja menemui dokter. Sel kanker sudah merambah pada area penglihatannya. Sebentar lagi, dia takkan bisa melihat. Aku ingin dia melihatmu sebagai ibunya walaupun untuk yang terakhir kalinya..."

Suaraku tercekat di tenggorokan. Air mataku mengambang di pelupuk. "Apa maksudmu?"

"Kondisi Lunara memburuk dan semakin memburuk. Sel kankernya sangat ganas dan kemotheraphy tak bisa membantu banyak..."

Aku melangkah mundur, nyaris tersandung namun Alex menahan lenganku. Dia mendekapku erat.

"Aku tahu kau sering datang untuk melihatnya. Sekarang, dia butuh kau sebagai ibunya. Maaf karena dari dulu sudah menjadi egois. Maaf karena pernikahan kita tak seindah yang kujanjikan, maaf karena aku tak punya keberanian menjemputmu dari rumah keluargamu, maaf aku aku memang seorang pengecut dan maaf karena tak bisa menyelamatkanmu saat hal buruk terjadi."

Air mataku langsung tumpah, untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir aku menangis hingga terisak-isak. Alex menaruh dagunya di puncak kepalaku seperti yang biasa dilakukannya dulu.

"Marika, aku masih mencintaimu... walaupun kau membenciku kumohon jangan membenci putri kita."

***
Badai mulai datang... hihi #ketawa evil

Happy reading guys ><

One Last Wish (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang