Part 5

7.6K 241 4
                                    

Kupilih untuk meninggalkan Rene. Berada bersamanya walau sebentar, sudah membuatku bahagia. Namun aku tahu, bahwa semua ini tidak benar. Aku mengetuk-ngetukkan jari di meja kerjaku.

Sekretarisku masuk dan berkata, "nyonya, ada yang ingin bertemu denganmu." Entah kenapa, perasaanku saat itu aneh.

"Hai, Eva."

"Rene!" teriakku, "kau... muncul di kantorku?"

"Ya," Rene mengambil tempat duduk, "begini Eva. Kau... sungguh telah membuatku pusing. Aku... ke sini untuk memberitahukanmu suatu keputusan yang sudah kuambil, sejak kau mengatakan hal yang sebenarnya padaku."

"Apa itu?"

"Aku... aku tak peduli. Aku tak peduli kau lajang atau sudah menikah. Aku menyukaimu, Eva. Aku tak bisa menghilangkan pikiran mengenai dirimu. Aku sudah jatuh cinta padamu. Dan aku sudah memutuskan, untuk tetap berada di sisimu."

"Kau gila! Aku sudah menikah!" aku mengangkat tangan kananku.

"Eva! Semua bukan masalah kau sudah menikah atau belum! Kemarin ketika aku bertanya padamu, kau bilang kau menyukaiku. Dan itulah masalah intinya. Aku tak peduli, kau sudah menikah dan dengan siapa kau menikah. Selama kau menyukaiku, aku akan tetap ada di sampingmu..."

***


S

teve menuangkan secangkir susu untukku. Malam itu agak dingin. Steve tahu kesukaanku. Meskipun sikapnya dingin, tapi ia seringkali memperhatikan aku.

"Kau kelihatan lelah. Jangan terlalu banyak kerja," nasihat Steve.

"Terimakasih," jawabku, sedikit rasa bersalah menyeruak di dadaku. Aku menyeruput susu hangat itu, sambil Steve duduk di sebelahku, mengamatiku. Suasana dingin seperti biasanya. Tak seorangpun berbicara. Biasanya aku akan memecahkan suasana dengan bergurau atau menanyakan sesuatu, namun malam itu, aku gamang.

"Aku ingin mendengar gurauanmu," ujar Steve akhirnya.

"Apa?"

"Aku kangen pada dirimu yang dulu," ujarnya lagi.

"Apa maksudmu, Steve?"

"Kau telah berubah, Eva. Aku dapat merasakannya, sekalipun aku tak mampu mengungkapkannya," jawab Steve.

"Aku tak berubah. Suasana rumah ini memang selalu dingin. Aku bosan selalu menjadi pemecah suasana."

"Apa kau bosan... denganku?" tanya Steve pelan. Aku terdiam. Suasana kembali hening. Steve tak melanjutkan pertanyaannya. Akupun tak memberinya jawaban.

The CommitmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang